24

94.5K 5.9K 31
                                    

That person who enters your life out of nowhere, and suddenly means the world to you.

***

Hatinya berbunga-bunga. Raut wajah Bila terlihat amat sangat senang saat dirinya melihat ke cermin untuk persiapan check out pagi ini.

Kejadian semalam membuatnya tak bisa tidur dan merasa gembira sepanjang malam. Cintia yang baru mendapatkan kabar di pagi harinya itu, memberikan selamat sebesar-besarnya kepada temannya itu.

"Cie! Akhirnya jadian juga. Gue nunggu pajak jadian, lho." Ia memberi kode kepada Bila.

"Gue juga nunggu pajak jadian lo sama Rendy, lho." Bila mengingatkan Cintia yang belum memberikan Bila pj-nya.

"Hehe. Nanti ya. Gue lagi bokek," ucapnya, tersenyum malu.

"Tau banget gue." Bila tertawa kecil.

Keduanya telah siap dan membawa koper mereka keluar kamar.

"Gak ada yang tinggal kan?" tanya Bila ke Cintia.

"Tenang aja. Udah masuk di koper semua," ujar Cintia.

Keduanya berjalan menuju lobby untuk check out lalu pulang. Cintia--of course--bahkan di pagi buta gak pernah absen selalu bersama dengan Rendy. Bila yang melihat mereka berdua mulai mencari-cari keberadaan Rian.

Penglihatannya berubah gelap seketika, saat ada sepasang tangan menutupi matanya.

"Tebak siapa," ujarnya, membuat Bila memukul punggung tangannya.

"Lepasin! Rian!" teriak Bila, kemudian tertawa melihat cowok di belakangnya itu.

Bila menyuruh Cintia duluan, lalu ia check out terakhir sekali ditemani oleh Rian disampingnya. Mereka berdua jalan keluar hotel untuk menuju ke bus.

Lalu, mereka masuk ke dalam bus dan duduk di tempat mereka biasanya. Saat mau berangkat, Bila melihat Dion dari luar jendela, yang melambaikan tangannnya ke arahnya. Rian yang tadinya sibuk mendengar lagu, lalu melihat kejadian di depan matanya tersebut.

Cemburu melihat Dion yang modus ke pacarnya, ia mendecak kesal dan menutup jendelanya dengan tirai, sebelum Bila sempat membalas lambaian tangan Dion.

"Kenapa ditutup?" tanya Bila heran.

"Gak. Cuma ada penggangu. Ada nyamuk gitu nempel di jendela, jadi agak keganggu gue," sangkalnya dengan alasan yang konyol.

Bila menaikkan alisnya dan tersenyum manyun. "Gak ada nyamuk kali."

"Ada tadi. Ganggu banget." Rian menekankan kata-kata terakhirnya.

"Lo kok gitu sih sama Dion?" tanya Bila heran.

"Dion itu suka--" Rian hampir saja mengucapkan kalau Dion menyukai Bila, yang untungnya langsung terhenti.

"Suka?" tanya Bila.

"Suka makan ayam." Rian tersenyum kecut.

Bila mengerutkan keningnya.
"Gak jelas deh."

"Gak jelas gini tapi lo suka kan."
Rian tersenyum mengusik, membuat Bila salah tingkah dan langsung menggunakan earphone-nya.

Ia mengelus dada-nya untuk menenangkan suara detak jantungnya yang semoga saja tidak terdengar. Pipinya berubah merah seketika berkat cowok di sampingnya itu. Adriano Putra adalah satu-satunya cowok yang mampu membuatnya seperti ini.

***

Study lapangan Bila selesai. Study lapangan kali ini sangat berkesan bagi Bila. Ia mendapatkan banyak pengalaman-pengalaman yang akan selalu ia ingat; kunjungan ke universitas, mendapat ilmu baru, melihat keindahan kota Bandung, tak lupa, saat dirinya mendapatkan title sebagai pacarnya Rian.

Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang