35

86.5K 4.9K 75
                                    

"Bangun!"
Spam notifikasi line dari seseorang membangunkan Bila dari tidurnya.

Bila sedang libur panjang sehabis Ujian Nasional. Sehingga, Bila tinggal menunggu perpisahan dan ujian masuk perguruan tinggi. Bila merasa senang menghabiskan waktunya selama liburan ini di rumahnya. Bangun, makan, tidur. Itulah jadwal Bila sehari-harinya selama libur panjang.

Kadang bagi orang, ada saatnya ketika libur panjang, kita jadi merasa malas hanya berdiam diri di rumah. Bagi bila, tidak ada yang namanya saat seperti itu. Libur adalah berkah terindah yang harus dinikmati.

Kembali ke spam notifikasi line dari Rian yang membuat Bila mengerjapkan matanya karena suara dering hapenya mengganggu.

Bila mengerang dan mengambil hape-nya, sambil memicingkan matanya untuk melihat pesan dari Rian dalam kegelapan.

"Bangun!"
"Bangun!"
"Woi! Lelet amat!"

Kurang lebih pesan Rian seperti ini. Bila mendelikkan matanya saat melihat ada sekitar 100 lebih pesan yang dikirim Rian, yang membuat hapenya bergetar tak karuan.

Niat banget nih anak, batinnya.

Bila menggelengkan kepalanya, sambil membaca pesan linenya.

Bangun! Mandi! Keluar sekarang!

Rian mengirim pesan baru. Bila langsung teringat dengan janji Rian yang mengajaknya jalan saat liburan Ujian Nasional. Lagian, kenapa dari sekian banyak hari libur, Rian harus mengajaknya keluar di saat ia sedang malas?! Yah, sebenarnya, tiap hari emang malas sih.

Bila bangkit dari kasurnya. Takut Rian menunggu lebih lama. Kemudian, Bila beranjak untuk mandi dan mempersiapkan dirinya.

Paduan dress selutut berwarna kuning dengan flower print, serta tas kecil berwarna putih, menghiasi tubuh gadis itu. Tak lupa, Bila membiarkan rambut
gelombangnya tergerai, untuk menambah sentuhan akhirnya.

Bila lalu turun untuk menemui Rian. Tampak Bunda sedang menonton acara TV kesukaannya di ruang tamu. Bunda menoleh saat mendengar suara seseorang yang datang dari arah belakang. Muncul sebuah senyum dari bibirnya, saat melihat anak gadisnya yang terlihat cantik itu.

"Bun. Ayah kemana?" tanya Bila, melihat ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Ayahnya.

"Biasa. Ayahmu sibuk cari uang," jawab Bunda. "Eh, mau pergi kemana nih?"

"Mau jalan," jawab Bila singkat.

"Sama siapa?" Tepat di saat Bunda bertanya, terdengar suara ketukan dari pintu depan. Bunda mengintip dari balik tirai jendela dan mengangguk pelan.

"Oh, sama Rian." Bunda tersenyum saat menoleh ke arah anaknya yang tersipu malu itu.

"Iya, Bun," ujar Bila, tersenyum simpul.

Bunda membukakan pintunya untuk Rian. Kemudian, Rian masuk dan mencium punggung tangan Bunda untuk memberinya salam.

"Tante, Rian izin buat ngajak Bila pergi," ucapnya kepada Tante Fani.

"Boleh kok." Bunda mengangguk.

Bila berpamitan kepada Bundanya dan mengikuti Rian keluar rumah. Rian melirik Bila untuk waktu yang lama, memandangi gadis yang terlihat cantik itu.

Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang