VIII. Kemarahan Seorang Alinston

9.1K 922 568
                                    

*Adakah yang melek jam segini? Semangat pagi, Minggu'ers!* 

—oѺo—

KRISTAL biru bening itu masih tak beralih dari lembaran-lembaran yang menampilkan dirinya. Ia hampir tak mengenali sosoknya di foto-foto itu karena terlihat sangat berkelas, serasi dengan adonis dingin yang menjadi pusat dari gambaran itu.

Kemunculan sang Pewaris Alins Corp dalam Peresmian Cabang di Chikago.

Sosok sempurna Tuan dan Nyonya Alinston.

Putra Mahkota Alinston—Satu Most Wanted yang Tersembunyi.

CEO Alins Corp dan Istri, Sukses Menghebohkan Media.

Dan masih banyak lagi kalimat serupa, pemberitaan itu menghiasi media sejak minggu lalu, saat Dave dan Ash, menghadiri peresmian cabang Alins di Chikago. Itu adalah usul Adam, moment yang bagus untuk muncul di publik.

Ashlyn mendengus setengah tersenyum, lantaran teringat bagaimana Adam menertawakan foto wajahnya dan Dave dalam satu surat kabar, katanya,

"Wajah yang aneh, bahkan patung lilin saja lebih baik dari wajah kalian." Hasilnya, satu lemparan pisau dari Dave hampir bersarang di telinga Adam.

Ashlyn tahu jika suaminya sedang memandanginya, ia mendongak, menjumpai kristal kelabu itu bertanya, "Apa yang kau tertawakan, Ash?"

Ia tak langsung menjawab. Posisi terebah dalam pangkuan suaminya, membuatnya ingin menikmati pemandangan tampan yang diberikan untuknya. Ashlyn mengangkat tangan untuk membelai wajah tegas di atasnya.

"Apa kau akan membiarkan Adam menang dalam pertaruhan kita, Dave?" goda Ashlyn, mereka bertiga memang bertaruh jika pada pemberitaan selanjutnya ada satu saja fotonya atau Dave yang terlihat seperti kerasukan setan, maka Adam akan mendapatkan Patek Caliber—jam tangan super mewah milik Dave—dan bebas menggoda Ash.

Dave dan Ash memang terlihat rupawan, tapi aura membunuh Dave akan membuat banyak mata curiga. Karenanya Adam melatih sejoli itu untuk berekspresi di depan publik.

"Aku benci para mata itu menikmatimu, Ash." 

Dave sudah uring-uringan dalam momen go public minggu lalu, panas melihat mata para lelaki memandangi Ash—salah satu alasan Dave lebih memilih mengeluarkan uang untuk membungkam media, menyembunyikan istrinya jauh dari sorot dunia.

Ash menaikan satu alisnya, "Dan-atau kau benci mata para wanita itu memerhatikanmu?"

Si surai light blonde itu yakin jika sebenarnya Dave pun risih dipandangi para wanita. Jika Dave benar-benar tampil tanpa aura mengerikan, maka suaminya itu akan lebih digilai para gadis dan akan makin banyak mata yang memerhatikan. Dave benci itu.

Bibir angkuh Davies diam, matanya berpaling—mengartikan bahwa kalimat istrinya tadi tepat sasaran.

"Aku menyukainya, saat mata mereka memandangi kesempurnaanmu, Dave. Membuatku terus yakin, betapa aku sangat beruntung pernah memilikimu."

"Kau menyukainya?" Dave kembali mempertemukan mata mereka, awalnya keruh keraguan namun perlahan berubah jernih, menjanjikan dengan yakin, "Maka kau akan mendapatkan yang kau suka, Ash."—"Jadi berhenti membuatku ingin menidurimu, Ash. Bangunlah, kita akan segera sampai."

Meskipun dirinya tidak begitu suka Ash menggunakan kata pernah—seolah wanita itu berencana akan meninggalkannya, tapi ia tidak bisa menolak diri untuk tidak memberikan apa yang Ash sukai. Menjadi sempurna mala mini.

Mereka memang sedang dalam perjalanan malam dengan Bentley, menuju acara ulang tahun perusahaan yang di selenggarakan Lewis di salah satu ballroom hotel. Jelas mereka tahu akan ada yang disiapkan tua bangka itu.

ASHLYN [Running into Mr. Billionaire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang