IV. Dave?

8.3K 870 321
                                    

—oѺo—

KEMBALI kemari, dunia malam dengan hingar bingar kemewahan yang akan kau lihat ke arah manapun matamu memandang. Aku menikmati malam di lantai atas—bar VIP—yang lebih tenang dibanding saudaranya di lantai satu. Bisnis madam sedikit sepi akibat kejadian gila yang terjadi saat aku tak ada di sini—katanya, satu wanita dan satu petugas keamanan, tewas dengan luka sayatan leher. Ya, jelas itu pembunuhan tapi bagaimana detailnya? Aku tak tahu dan tidak ingin tahu karena aku punya masalahku sendiri.

Meneguk cranberry sour mix, aku memilih small table dekat balkon dengan dua sofa bludru setengah lingkaran yang memeluk meja. Seperti halnya sofa ini, gelasku pun tidak sendiri—ada ballard lane yang menemaninya, milik seseorang yang beberapa saat lalu menghambur seolah karib denganku.

"Oy, hoy..." Jika hanya suara menjengkelkan itu aku masih dapat tahan, tapi bundelan kecil potongan kertas yang sejak jadi ia lemparkan padaku nyaris memutuskan senar kesabaranku, aku telah bertekad tak akan mengacuhkannya, walau ia memohon sekalipun, tapi tidak merayu yang ia lakukan malah menyampah di rambut dan pakaianku!

Sembilan hari lalu, ia memaksaku keluar dari kediaman Alinston—tanpa penjelasan—melepas tangan padaku seolah aku adalah barang habis manis sepah dibuang, membuatku kembali ke mari. Dan sekarang, setelah sembilan hari seenak jidatnya dia datang menegurku, jangan harap aku akan mempedulikannya.

Abaikan, abaikan penyampah ini, Ash.

"Ayolah bicara padaku, darl." Lelaki bersurai dark blonde itu mengiba, ia bangkit memutari meja dan duduk di sampingku, telapaknya bersatu membentuk simbol minta maaf. Aku hanya menyesap seteguk air di gelasku, menghiraukannya. "Kau marah karena aku meraba bokongmu saat itu atau karena aku mengeretmu keluar atau karena aku tak menghubungimu?"

Sialan. Silahkan berbicara, Adam aku tak akan peduli.

"Baik, baik akan kutebak sendiri sesuka hatiku."—"Kau mungkin menaruh perhatian lebih padaku, darl, atau menyesal barangkali karena telah menolak lamaranku, dan kau menjadi marah karena aku mendepakmu keluar dari taman bermain juga tanpa menghubungimu. Humh, jangan terlalu mencintaiku begitu ah." Sinting. "Aku ini memang penuh pesona, aku tahu." Masa bodo Adam.

"Jadi...dalam rangka mencari pelampiasan, kau menemukan... Davies. Dan sialnya Davies pun mencampakanmu. Hhahaha..."

...

"Kau patah hati tidak bisa melihat Davies. Hhahaha."

...

"Haduh... Hhuhu, kupikir hatimu itu dari—"

"Apa kau tidak punya hal lain untuk dikatakan, Adam? Dan dengar, aku tidak patah hati. Aku tak akan jatuh pada lelaki manapun." Desisku dalam senyum menyipit. Sejujurnya, kepalaku telah pening karena amarah, entah hanya pada alien ini emosiku bagai letupan-letupan lahar.

"Woa... akhirnya kau bicara, darl. Akan kupegang pernyataanmu tadi. Saat kulihat kau jatuh, aku berjanji akan menertawakanmu sepenuh hatiku," katanya sambil mengisyaratkan kata aku mengawasimu dengan dua jarinya. Sebenarnya apa yang ada pada mulutnya hingga ia sangat menjengkelkan.

Wajahnya lalu berubah serius, tangannya menggerayangi sepanjang rahangku. "Sebelum asap benar-benar keluar dari rambutmu, akan kujelaskan. Seminggu lalu lelaki yang kau kenal sebagai pengeran tidur telah bermetamorfosis menjadi pengeran gila, jangan tanya apa yang ia lakukan, cukup kau tahu dia menggila. Aku menghindarkanmu darinya untuk menyelamatkan jiwamu, darl. Melihat kegilaan itu mungkin akan membuatmu 'mual'."

"Kau tak mengatakan motif lainnya, Adam?" kataku kesal, ia terkikik.

"Ya, ya, aku ingin hiburan, melihatnya mengamuk tak melihatmu sangat menyenangkan, darl. Tapi ayolah aku tak sejahat itu." Wajahnya berubah bak malaikat gagal casting. "Aku hanya membantunya menemukan semangat hidup. Obsesinya untuk mencarimu membuatnya telah pulih 101% persen sekarang."

ASHLYN [Running into Mr. Billionaire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang