Secuplik

24.3K 1.3K 226
                                    

~o0o~

Cletar!

"Berani-beraninya menggoda putraku! Cambuk dia sebanyak mungkin, Morgan!" Kulit pucat yang terpecut itu telah memerah darah, tapi empunya bahkan masih tak acuh menanggapi perih itu. Tersenyum remeh, ia menatap lelaki tambang emasnya yang bahkan hanya mengendikan bahu di depan sana.

Pandangannya lalu jatuh pada lelaki lain di sampingnya. Wanita itu lalu terkenang malam lalu.

...

"Kau tahu Dave, hari ini si tua Morgan benar-benar menyebalkan." Ia memulai percakapan sembari duduk di tepi ranjang.

"Iya, dia kembali memecutku. Lihat aku mendapat luka baru," lanjutnya sambil menunjukan betisnya, tampak garis-garis luka berlebam di sana, kontras sekali dengan kulit putihnya.

Tidak, wanita itu tak membersihkan luka tersebut. Ia bosan melakukannya, toh esok pun mungkin akan mendapat luka baru, pikirnya.

"Haruskah aku pergi mencari incaran lain? Humh, sayangnya aku begitu menyukai rumah ini. Tentu saja salah satunya karenamu, Dave." Si pemilik suara feminim itu lalu tersenyum kepada pemilik nama yang sejak tadi disebutnya. Ia bangkit setengah menunduk, jemari lentiknya membelai rahang kokoh pria bernama Dave tadi.

"Hari ini kau merindukanku tidak?" tanyanya, yang dia tahu tak akan pernah mendapat jawaban. Bibir ranumnya langsung saja melumat bibir si lelaki. Wanita itu bergulat secara sepihak di sana.

Panggutan itu terlepas, mata sayu dan menggebu itu menatap pria yang sejak tadi terbaring tak bergerak.

"Bagaimana jika kau menyingkirkan si tua Morgan untukku, Dave?" Nadanya manja menggoda, "Hahaha aku bercanda Dave, lagipula aku tak pernah berharap padamu." Ia tertawa lagi, tapi lalu wajah riang tadi berangsur sendu. Kenangan buruk akan perjalanan hidupnya tiba-tiba muncul dalam kepalanya tanpa diundang.

Helaan napas lolos dari tenggorokannya, rasa letih itu muncul, "Aku lelah, Dave." Kepalanya ia baringkan begitu saja di atas dada adonis sang pria. Lama ia terhanyut, sorot lelah dari mata itu saat ini telah berubah membara dengan hasrat kebencian.

Ia sedikit bergeser, menopangkan dagunya pada punggung tangan. Pandangannya lalu jatuh pada mata yang sejak tadi menatap kosong ke arah langit-langit

"Aku akan membalas mereka Dave, akan kubalas meski harus berakhir di neraka. Akan kukembalikan penderitaanku pada keluarga itu," sumpahnya dengan seluruh getir yang mendarah daging. Bukan pada Morgan atau nenek tua rumah ini, tapi pada masa lalu yang telah menancapkan belati hingga membunuh jiwanya.
...

Dalam dera cambukan, sorot mata wanita itu seolah berbicara pada pria tak berjiwa di sampingnya.

Kau lihat, Dave? Hari ini pun aku mendapatkan luka baru.

Cletar!

Tubuhnya telah dingin bergetar.

Takdir memang selalu tak adil padaku.

Cletarr!

Aku benci dunia ini, Dave.

Namun lalu suatu yang tak pernah diduga wanita itu, terjadi.
.
.
Dia jalanku menuju balas dendam.

~o0o~

ASHLYN [Running into Mr. Billionaire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang