XVI. adav - Masa Lalu I

12.9K 900 946
                                    

* 4.5 K, enjoying.  Bab sebelumnya sudah diperbaharui, ada castnya juga.* Satu lagi paket ramadhan*

ÐƞΛ 

HAZEL pedih itu berlari ingin menyembunyikan tangisnya. Kalila benar-benar tidak mengerti kenapa Adam begitu tidak tahu malu, dengan bangga mengakui penghianatan itu pada nyonya Ashlyn. Ia merasa bersalah memikirkan sang nyonya yang sudah pasti sangat terpukul mendengar pengakuan Adam, bahwa tuan Davies memiliki hubungan gelap dengan lelaki itu.

Jika saja aku lebih berusaha, mungkin... pikiran Kalila lalu berlari pada sebuah ingatan miris.

.

.

.

"Kau... bagaimana keadaanmu? Apa luka-luka itu masih terasa panas?"

Adam datang di malam ketika Kalila di rawat. Mereka hanya berdua karena Marni telah meninggalkan ruangan, membuat keadaan menjadi canggung. Inilah yang selalu terjadi jika mereka hanya bertatap muka tanpa ada yang lainnya.

"Tidak, uhm... satu dua hari pun pasti akan sembuh." Kalila malu-malu menatap Adam, lelaki yang telah mengambil tubuhnya satu tahun lalu. "Apa nyonya baik-baik saja? Dia... tidak datang bersamamu?"

"Yeah, dia baik. Hanya saja tak bisa kemari karena harus menemani Davies, ini harus disembunyikan dari Davies atau ia akan mengambil Ruth segera." Adam mendadak menyadari telah kelepasan bicara. "Maksudku... meski belum bisa kemari tapi percayalah dia mengkhawatirkanmu, karenanya dia mengusahakan aku untuk datang kemari."—"Ah, maksudku... aku bukannya datang kemari karena perintah Ashlyn tapi yah... (jeda) karena aku mengkhawatirkanmu."

Kalila tiba-tiba merasa panas di wajahnya, "O... oh uhm, ya baik kalau begitu." Si hazel tidak tahu bagaimana harus menanggapi, begitu juga dengan si lelaki. Mereka pun terseret dalam hening yang mencekik.

Meski selama ini banyak bermain dengan para wanita, si ice blue ini buruk dalam urusan cinta. Ia hanya menggunakan mereka untuk mengisi waktu hampanya karena Davies—teman bermainnya—tertidur panjang.

"Uhm, Adam. Permintaanku waktu lalu..." Hening itu terpecah, Kalila menunduk memberanikan diri.

Adam mendengus berat. "Jangan lagi Kalila... Kau sudah mendapat jawabanku, aku tidak bisa melakukan menjalani hubungan itu."

Mendengar sekali lagi penolakan, membuat hazel itu memerah tergenang. Seminggu lalu Kalila memberanikan diri untuk meminta Adam menikahinya, dan lelaki itu menolaknya.

"Kalau begitu... hanya tidur denganku jika kau membutuhkannya, jangan lakukan dengan yang lain." Tangan wanita itu erat mengumal seprai sebagai pegangan.

"Apa?! Sebenarnya ada apa denganmu Lila?! Apa kau gila?"—"Tidak Lila, cukup satu kali aku melakukan kesalahan itu padamu, tidak ada lagi. Humh, jika kau terus mengatakan hal konyol seperti ini, lebih baik kita kembali membuat jarak."

Kalila benar-benar tidak bisa menyembunyikan sakit hatinya, sama seperti setahun lalu saat lelaki itu meninggalkannya, hanya dengan sepucuk surat permintaan maaf. Ia pikir kedekatan mereka beberapa bulan ini akan punya harapan, tapi nyatanya Adam tak pernah mau melewati batas aman antara mereka.

Adam, sesungguhnya lelaki ini tidak yakin pada dirinya sendiri, apakah ia dapat menjadi suami yang baik dan dapat membawa keluarga? Tidak, membayangkan ia harus membawa tugas besar itu, membuatnya tertekan. Dibanding merusaknya nanti, lebih baik mencegahnya sekarang. Begitu ketakutan Adam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASHLYN [Running into Mr. Billionaire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang