Ola terdiam duduk bersandar sembari memainkan ballpoint di tangannya. Pikirannya berkelana pada perdebatannya dengan Lena kala itu. Kala di mana Ola dan Lena duduk berdua di taman Rumah Sakit.
"Aku tidak percaya kalau itu hantu," opini Lena.
"Aku juga nggak percaya. Tapi ..."
"Tapi apa?" serobot Lena tak sabaran.
"Rasanya aneh, Len. Sesak itu begitu nyata. Bayangan itu juga. Belum lagi sebuah film ..."
"Film? Film apa?" sela Lena penasaran. Ola menggeleng melihat antusias sahabatnya.
"Entah, aku juga tidak tahu. Film itu seperti cuplikan adegan temu pengantin. Terlihat sosok pengantin pria memasuki sebuah ballroom atau apalah. Nggak seberapa jelas sih," terang Ola berusaha mengingat apa yang ia lihat.
"Tapi yang pasti ... pengantin tersebut memakai baju yang sama waktu Dana fitting kemaren. Sedangkan perempuan itu memakai kebaya yang aku gunakan."
Ola mengembus napas dalam, memikirkan kejadian yang dialaminya. Kalau bukan hantu, lalu siapa? batin Ola bertanya.
"Entah mengapa, mendengar ceritamu aku bisa yakin kalau itu bukan hantu. Pasti ada sebuah trik di balik itu semua."
Lena mulai berspekulasi. Menyampaikan berbagai macam dugaan yang bersarang di kepalanya. Sedangkan Ola, duduk melamun. Bergelut dengan pikirannya sendiri.
"Jangan-jangan hantu itu mantan, Dana!" dugaan Lena membuat Ola menatapnya bingung.
"Ups ... hanya dugaanku sih. Lagian katamu, kebaya yang dia pakai sama. Bisa jadi, 'kan?" lanjut Lena.
Kali ini, Ola tidak bisa menjawab atau menyangkal. Praduga yang dipaparkan Lena masuk di akal. Daripada menganggap itu semua ulah hantu, yang jelas-jelas tidak bisa dinalar.
Masak iya itu mantan Dana?
"Kenapa kamu nggak cerita aja ke Dana ..."
"Nggak mungkin!" pangkas Ola gusar, "aku nggak mungkin cerita ke Dana. Kalau aku cerita, bisa-bisa dia malah melarangku memakai kebaya itu," lanjutnya jengkel.
Aku sudah jatuh cinta pada kebaya itu. Nggak mungkin aku menceritakan hal ini pada Dana. Lalu ... apa yang harus aku lakukan? batin Ola bimbang.
Lena hanya bisa membuang napas dalam. Dia takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya. Apalagi setelah mendengar langsung cerita Ola, membuat ia berpikiran yang tidak-tidak. Dan Lena benci itu.
"Lalu sekarang bagaimana?" tanya Lena setelah keheningan beberapa saat.
"Aku ... aku nggak tahu, Len. Yang jelas, aku tidak ingin Dana mengetahuinya untuk saat ini," jawab Ola lirih, "biarkan saja ini menjadi rahasia kita. Sampai teka-teki ini aku pecahkan," lanjutnya sembari menatap langit.
"Kalau boleh jujur ... aku sangat takut, Len. Tapi, jiwaku sangat penasaran dengan hal itu."
Ola berbicara dengan nada lirih. Selirih angin yang menerbangkan ucapannya. Antara takut dan juga penasaran, bercampur di benak Ola kali ini.
Dia takut menemukan kebenaran di balik ini semua. Tapi mau bagaimana lagi, Ola harus mencari tahu.
Akankah hatiku sanggup menerima kenyataan ini, Tuhan?
***
"Masih memikirkannya?" tanya Lena yang tiba-tiba sudah duduk di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kebaya Pengantin
HororKebaya warna putih tulang dengan sentuhan gold memikat hati Olla yang sedang berburu kebaya pengantin. Namun sayang, kebaya tersebut menyimpan rahasia masa lalu yang membuat Olla harus memikirkan kembali rencana pernikahannya. Termasuk sosok miste...