12. Kepingan Lainnya

966 71 5
                                    

"Semua hanya mimpi, 'kan?"

Ola bertanya pada dirinya sendiri. Akan tetapi, kenyataan menamparnya. Ia langsung menuju ruang kerja dan mengaktifkan laptop.

Ah, sial! Kenapa malah jadi begini? gerutu Ola.

Ola tertunduk lemas. Ia duduk di kursi sembari memijat pelipisnya. Namun, tiba-tiba saja pandangan Ola menangkap sebuah foto yang terasa janggal.

Foto tersebut berada di sebelah laptop Ola. Tepat di atas kotak misterius yang pernah Ola temukan di depan rumahnya.

Foto apa lagi itu?

Ola menggerutu sembari mengambil foto tersebut. Ia membelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Ini ... oh Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi! batin Ola berteriak. Meneriaki takdir yang telah mempermainkannya.

***

Ola terpaku. Menatap langit luas, ia mendesah pelan. Langit senja kali ini, tak mampu menghantarkan kehangatan bagi jiwa Ola. Tanpa terasa, bulir air mata jatuh membasahi pipi.

Ola menghapus pelan air matanya seraya menggigit ujung bibir berharap isakan kecil tak keluar. Namun, itu semua justru menambah sesak di dalam dadanya.

Aku benci! teriak batin Ola. Kini, ia tak kuasa menahan tangisannya. Tanpa memedulikan sekitar, Ola menangis histeris. Berteriak, melampiaskan sesak di dalam dadanya.

"Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Dana!"

Ola berteriak seorang diri. Tangannya memukul dada. Berharap rasa sesak itu mereda. Hingga, ingatannya berkelana ke beberapa jam lalu.

Saat itu ... setelah ia bangun dari tidur dan mengingat mimpinya, Ola bergegas bersiap menuju suatu tempat. Tempat yang akan membuka keping masalah yang dihadapinya.

Pada mulanya, Ola ragu. Akan tetapi, hatinya dipenuhi berbagai pertanyaan. Dan sampailah ia kini di hadapan seseorang lelaki yang nampak lesu.

"Ada apa?" tanyanya duduk di depan Ola.

"Baru bangun?"

"Udah dari tadi," jawabnya malas, "ada apa?"

"Kok ..."

"Kusut?" sergahnya. Ola mengangguk. "Aku lagi galau, Ola. Cewek yang aku cintai menolakku mentah-mentah. Kurang apa aku?"

"Kurang ajar."

Ola menjawab dengan dingin. Ia tahu sekali kalau cowok di depannya ini adalah playboy sejati.

"Sakit hati, Abang," sahutnya mendramatisir. "Eh, Dana mana? Nggak ikut?"

"Dana nggak ikut," jawab Ola mendapat anggukan dari Indra.

Ola membuang napas. Ia bingung harus memulai dari mana.

"Aku boleh tanya sesuatu?" tanya Ola ragu.

"Tanyalah," jawabnya ringan.

"Kamu ... kenal orang yang di foto ini?"

Ola bertanya sembari mengasihkan sebuah foto yang ditemukannya tadi pagi  dalam ruang kerjanya.

"Cia," ujar Indra lirih..

"Kamu kenal?" tanya Ola penasaran.

"Eh, kamu dapat foto ini dari mana?" tanya Indra balik.

Ola menghela napas. Ia benci pertanyaan dijawab pertanyaan.

"Tinggal jawab apa susahnya sih!" gerutu Ola.

Misteri Kebaya PengantinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang