11 - Gangguan

87.3K 6.7K 260
                                    

"MAMPUS, gue. Mampus!" Gerutuku sambil menepuk jidat sendiri. Empat cewek yang sekarang berada satu ruangan di dalam kamarku itu hanya memandangiku dengan rasa iba yang susah dijelaskan artinya.

Aku tidak jadi kerumah Bella. Cewek itu yang malah ke rumahku. Najla, Michi dan Fiona yang pulang sekolah berencana pergi ke strawberry flirts pun mengubah tujuan mereka menjadi ke sini.

Teman-temanku lebih memilih tidak jadi pergi dan menemaniku yang sialnya memang sedang tertimpa masalah baru. Kejadian di kelas tadi sungguh telah merusak mood serta agenda yang sudah kami buat.

"O em ji, Freshaa! Lo kenapa pake bohong sih sama Pak Haris? Lagi kesambet setan goblok ya waktu itu?" tanya Michi dengan suara manjanya.

"Bukan gitu, Chi. Gue udah nggak tau lagi mau ngapain waktu itu. Kalo gue jujur sama Pak Haris, gue takutnya mereka bakalan ngapa-ngapain gue ...," jawabku lemas.

"Iya juga sih ya," kata Fiona.

"Tapi sekarang lo juga di apa-apain kan nyatanya? Pake segala si Fero kampret kepikiran buat masukin lo ke dalam geng mereka," tambah Michi.

"Duh, Chi. Kalo kata gue disini posisinya Fresha emang serba salah banget. Maju kena, mundur kena," sela Najla.

"Iya juga sih ya," Michi menggigit kuku jari telunjuknya.

"Tuh kan, guys. Gimana dong ini?" tanyaku pada empat cewek itu sambil memasang tampang memelas bak siswa yang sudah remedial tiga kali tapi nilainya belum mencapai KKM.

"Aduh gimana ya ...," gumam Fiona pada dirinya sendiri.

"Menurut gue ... lo jalanin aja dulu, Fre." Usul Bella. Dia pun beringsut duduk di kasur model single-bed-ku yang berantakan.

"Jalanin dulu pala lo ambruk! Kok jadi kayak orang pacaran sih ah!" Aku melempar bantal pada cewek itu. Bella pun tertawa sambil melempar balik bantalnya.

"Hahaha! Maksud gue ... ya lo jalanin aja dulu bareng mereka," ulang Bella. "Emang setakut apa sih lo sama cowok-cowok itu? Mereka gigit emangnya? Kalo mereka gigit, ya lo gigit balik lah!"

"Menurut gue apa yang dibilang Bella ada benernya juga sih, Fre." Tukas Najla membenarkan usul Bella.

"Nah kan gue gitu loh," Bella menaikkan dagu, merasa keren karna ada yang setuju dengan pendapatnya.

"Lo kan nggak lembek-lembek amat jadi cewek. Ngadepin mereka doang ... bisa lah," kata Najla.

"Elo mah enak ngomong doang!! Yang ngejalanin gue woi, gue!" Protesku pada cewek yang sedang pedekate sama Abangnya Fiona itu.

"Yee lastriiii, selow kali!" Sambungnya lagi.

"Menurut gue ... usulnya Bella sabi juga tuh lo lakuin. Sisi positifnya, siapa tau dengan adanya lo di sekeliling mereka, mereka lama-lama bakal jadi siswa yang lebih bisa diatur? Maybe kan?" Fiona semakin memperkuat pendapat yang dilempar oleh Bella tadi.

"Nah iya! Siapa tau malah mereka yang tobat gara-gara mainnya sama elo mulu, nggak ada yang nggak mungkin kan?" Pungkas Najla sambil menunjuk-nunjuk ke mukaku, entah apa maksudnya.

"Ihhhhh iya bener-bener!" Michi setengah menjerit di dalam ruangan lima kali enam itu.

"Kayanya mustahil deh mereka tobat," gumamku lemah, agak pesimis.

Fre & Fer (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang