The nightmare

3.8K 417 17
                                    

Jeonghan kembali ke kamar asramanya setelah menghabiskan waktunya bersama Umma serta kedua sepupunya, itu adalah waktu terbaik bersama keluarganya. Ketika Jeonghan memasuki kamarnya, Seungcheol sedang menata beberapa kotak makanan di dalam kulkas yang ada di ruangan mereka.

"Kau sudah datang Jeonghan ah?"

"Kau tidak bisa melihatku? Jika aku disini, itu berarti aku sudah datang pabo"

"Tidak bisakah kau tidak mengajakku bertengkar?" Tanya Seungcheol yang hanya mendapatkan pengabaian dari Jeonghan.

Di setiap kamar memang di sediakan sebuah kulkas berukuran sedang yang mampu menyimpan beberapa makanan serta minuman juga sebuah microwave hingga mereka tidak harus pergi ke cafetaria yang terpisah dari ketiga asrama.

"Kenapa kau membawa banyak sekali makanan Seungcheol ah?" Tanya Jeonghan sambil menata kembali kotak makanan Seungcheol agar ia mendapatkan tempat untuk semua makanannya.

"Tidak ada bedanya denganmu. Setidaknya sekarang kita tidak akan kelaparan dan jika aku tidak sempat makan maka aku bisa memakan itu semua" ucap Seungcheol.

"Kau juga membawa nasi instan? Kau luar biasa Seungcheol ah"

"Aku selalu mempersiapkan semuanya Yoon"

"Aku mengantuk, sampai besok Choi dan jangan membuatku terlambat"

"Malam Yoon, semoga kau mimpi buruk"

Jeonghan sudah berbaring di tempat tidurnya dan tidak berniat untuk membalas ucapan Seungcheol, jika ia melakukannya maka malam ini mereka tidak akan tidur dan sibuk bertengkar.

Namun ucapan Seungcheol sepertinya benar-benar terjadi, tepat di tengah malam keringat muncul di wajah Jeonghan dan raut wajahnya terlihat begitu ketakutan.

"Umma..." Gumaman kecil itu terus keluar dari bibir Jeonghan.

.
.
.

Kelas Jeonghan mulai terdengar rusuh ketika wali kelas mereka melakukan perombakan posisi duduk. Kini Jeonghan harus duduk satu meja dengan Seungcheol, didepan nya ada Seungkwan serta Hansol, lalu di samping mejanya ada mingyu lalu di depannya Jun serta ming, beruntung tempat duduk nya masih di pojok belakang.

"Yoon, kau baik-baik saja?" Tanya Seungcheol ketika menyadari jika hari ini semenjak pagi tadi Jeonghan terlihat berbeda.

Namja cantik itu tidak lagi mengajaknya bertengkar, bahkan Jeonghan tak bicara sedikitpun padanya kecuali membangunkannya tadi.

"Aku baik-baik saja Choi. Wae?"

"Aniy, biasanya mau mengajakku bertengkar tapi sekarang kau justru diam. Terjadi sesuatu?"

"Tidak ada. Aku hanya malas bertengkar denganmu hari ini"

"Apa terjadi sesuatu semalam? Aku mendengar kau beberapa kali bergumam saat aku kembali dari kamar mingyu, apa ucapanku jadi kenyataan?"

"Jangan sok tahu Choi. Lalu kapan kau keluar dari kamar?"

"Tepat setelah kau tidur, aku keluar karena tidak bisa tidur. Setelah itu aku mendengar kau terus bergumam lalu sepertinya kau tertidur"

Jeonghan kembali teringat dengan mimpi yang ia alami semalam, mimpi itu kembali lagi menghantuinya, hal yang selama ini selalu ia tutupi dari kedua sepupunya dan salah satu alasan kenapa dia harus meninggalkan Seoul.

Mimpi yang berasal dari sebuah kejadian yang merenggut semua kebahagiaan masa kecilnya, hal yang paling ingin ia lupakan selama hidupnya.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang