Truth

2.9K 323 15
                                    

Jika ada hal paling mengejutkan bagi Jeonghan adalah apa yang terjadi malam ini di rumahnya. Dia tidak pernah menyangka jika seseorang yang dijodohkan dengannya adalah Seungcheol, Jeonghan masih belum mempercayai itu bahkan setelah dia menggunakan cincin yang sudah di siapkan oleh keluarga Seungcheol.

"Bukankah ini seperti mimpi? Diantara semua kemungkinan yang ada, aku tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi" ucap Seungcheol karena kini semua anak-anak sedang berkumpul di gazebo yang ada di dekat kolam renang.

"Kau tahu tentang ini hyung?" Tanya Jeonghan pada Wonwoo.

"Mwolla. Ini hanya rahasia antara orangtua kalian"

"Wah daebak. Bayangkan saja jika anak-anak di sekolah tahu tentang hal ini, mereka pasti semakin gila" ucap Lisa.

"Tapi satu orang akan murka tentang hal ini" ujar Seulgi.

"Benar, Sinbi pasti akan mengamuk. Aku sangat ingin membalas yeoja satu itu" Lisa terlihat sangat kesal saat kembali mengingat nama yeoja itu.

"Dia memang seperti itu jadi hiraukan saja dia. Sekarang, aku hanya harus menjelaskan pada sahabat-sahabatku. Mereka pasti senang jika akhirnya aku tetap bersama Jeonghan"

"Tuan muda, nyonya memanggil untuk makan malam" ucap salah satu maidnya.

"Kami akan kesana ahjumma, Khamsahamnida" ucap Wonwoo.

Mereka masuk ke dalam dan memulai makan malam mereka, Jeonghan bahagia tapi dia akan lebih bahagia jika appanya bisa hadir dan melihat hal ini.

"Apa yang kau fikirkan Jeonghan ah?" Tanya Umma Seungcheol saat mereka berkumpul diruang tengah.

"Aniyo, aku hanya sedang membayangkan. Jika appa disini, dia pasti akan senang. Bukankah ini yang dia inginkan"

"Appamu pasti senang. Dia memiliki anak yang pintar, semoga saja dia bisa menerima anak nakal ini sebagai menantunya" ucap appa Seungcheol.

"Appa, aku anak baik"

"Kau akan jadi anak baik jika sudah seperti Wonwoo. Lihat dia, masih muda, sudah menyelesaikan masternya, lalu sekarang mengurus perusahaan" puji appa Seungcheol pada Wonwoo.

"Appa, aku anakmu. Lagipula aku masih sekolah saat ini, jadi biarkan aku bersenang-senang dulu"

"Lihat, bagaimana anak nakal ini bersikap? Jeonghan ah, Umma harap kau mengawasi dan mengontrol Seungcheol"

"Ne eomoni"

"Tenang eomoni, Jeonghan oppa pasti bisa mengontrol Seungcheol oppa. Kami juga akan membantunya" ucap Lisa.

"Teh untuk semua orang" Seulgi datang bersama Umma Jeonghan dengan membawa teh.

"Anakmu benar-benar cantik. Aku kehilangan begitu banyak moment pertumbuhannya" ucap Umma Seungcheol.

"Umma sudah mengenal Jeonghan dari dulu?" Tanya Seungcheol.

"Tentu saja. Satu-satunya orang yang bisa membungkam anak Umma dan menjatuhkan harga dirinya"

"Jadi aku sudah mengenal Jeonghan juga?" Seungcheol benar-benar masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Lihat betapa bodohnya anak ini. Kalian berteman dulu sejak kecil, bahkan kalung mu yang kau berikan pada Jeonghan itu adalah pemberian Jeonghan. Bahkan kami memiliki julukan untukmu, Jeonghan adalah pororo dan kau adalah crong yang mengikutinya. Kau masih tidak ingat itu?" Jelas appa Seungcheol.

"Ne? Jadi dia pororo bulat itu? Bukankah dia menggunakan kacamata saat itu?"

"Jeonghan melakukan operasi lasik saat di Jepang, tapi terkadang dia masih menggunakan kacamatanya" jelas Seulgi.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang