Y

2.6K 331 17
                                    

Suasana kamar itu begitu gelap, hanya cahaya dari luar jendela yang memberikan setidaknya sedikit cahaya. Namja itu masih duduk di sofanya dengan terus menatap kearah pintu kamarnya, berharap seseorang memasuki pintu itu.

Semenjak semua hal yang terjadi siang tadi, Jeonghan meninggalkannya dan meninggalkan sekolah. Sampai sekarang tak ada kabar apapun dari Jeonghan, bahkan Jungkook juga tidak tahu dimana Jeonghan.

Seseorang membuka pintu kamar hingga Seungcheol dengan cepat berdiri, tapi itu bukanlah orang yang ia harapkan. Jungkook yang memasuki kamarnya.

"Kenapa gelap sekali hyung? Ini lebih baik" ucap Jungkook sambil menyalakan lampu kamar.

"Ada Jungkook ah?" Tanya Seungcheol.

"Hanya ingin mengambil seragam juga buku-buku sekolah Jeonghan hyung"

"Untuk apa? Memangnya Jeonghan mana?"

"Wonwoo hyung bilang, Jeonghan hyung pulang kerumah tadi siang dan eomoni membawanya kerumah sakit lagi untuk pemeriksaan secara menyeluruh. Eomoni lalu ingin dia tinggal dirumah sementara waktu, setidaknya sampai retaknya sembuh"

"Ah begitu. Aku akan membantumu"

Seungcheol yakin jika Jeonghan belum mengatakan apapun pada Jungkook atau pada siapapun, karena jika Jungkook tahu, ia yakin Jungkook tidak akan pernah mau bicara dengannya.

"Selesai. Aku akan memberikannya pada Wonwoo hyung, selamat menikmati kesepian mu Seungcheol hyung" ucap Jungkook yang lalu segera keluar dari kamarnya.

"Aku sudah kesepian sejak tadi siang saat dia pergi"

Sedangkan di mansion Athenna Group, sang putra penerus masih membuka kedua matanya diantara gelapnya ruangan kamarnya. Kedua mata itu terlihat sangat sembab, semenjak kembali dari sekolah ia tidak berhenti menangis saat tak ada satupun orang di dekatnya.

"Kenapa kau melakukan ini padaku Seungcheol ah? Apa salahku hingga kau melakukan ini?" Tanya Jeonghan yang kembali terisak karena mengingat semua hal yang terjadi siang tadi.

Jeonghan menghapus air matanya, ia berusaha menghentikan isakannya saat mendengar langkah kaki mendekat ke kamarnya. Dan benar saja, seseorang membuka pintu kamarnya dan menyalakan lampunya.

"Apa Jungkook mengatakan sesuatu?" Kini Jeonghan mendengar suara ummanya memenuhi kamarnya.

"Tidak eomoni, Lisa dan Seulgi juga tidak tahu apa-apa. Sepertinya dia hanya kesakitan karena retak bahunya" ucap Wonwoo.

"Aku juga berharap seperti itu, tapi dia berbeda. Saat pulang tadi, dia tiba-tiba bilang ingin menerima perjodohan itu setelah sekian lama selalu berusaha membatalkannya. Aku hanya mengkhawatirkannya"

"Eomoni, mungkin Jeonghan mulai sadar kalau ini adalah sesuatu yang diinginkan abeonim. Eomoni tidak usah khawatir, aku akan menjaga Jeonghan sebaik mungkin" ujar Wonwoo.

"Aku yakin kau bisa menjaga Jeonghan dengan sangat baik. Aku harap dia benar baik-baik saja"

"Ayo, eomoni harus istirahat lagipula Jeonghan juga sudah tidur"

"Benar, karena besok pagi kita ada rapat direksi dan aku akan mengenalkanmu secara resmi"

Jeonghan kembali membuka kedua matanya ketika pintu itu kembali tertutup, saat ia pulang tadi, Jeonghan langsung menemui ummanya dan menyetujui perjodohannya.

"Semoga dengan ini, aku bisa melupakanmu Choi Seungcheol"

.
.
.

Seungcheol sadar dengan semua kesalahan yang dia buat, tapi tidak menyangka jika sahabat-sahabatnya masih ingin bicara dengannya. Seungcheol juga sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Sinbi dan akan berusaha mengejar Jeonghan karena akhirnya ia menyadari jika ia sudah jatuh cinta pada namja cantik itu.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang