Gate

28 6 5
                                        


Hitoshi merasa dia tidak melindungi Arumi kali ini.

Entah mengapa perasaan seperti itu menyeruak keluar tanpa diminta, tapi setelah ia mengetahui segalanya dari Arumi. Ia bertekad akan membantu Arumi dan Hiraku.

Sungguh dia juga tidak bisa berpura-pura jika ia tidak peduli mengenai hal ini.

Masalahnya dia juga sudah lelah mendapatkan defensif setelah mengenal Hiraku.

Mungkin karena sekarang mereka berada di kelas yang sama, akan lebih mudah untuk menyelesaikannya.

-o0o-

"Baiklah, semua sudah dibagi kelompok. Sensei harap kalian dapat bekerjasama dengan baik."

Tepat sensei menyelesaikan omongannya, bel berbunyi menandakan waktu pulang.

"Arumi-chan apa kita perlu mengunjungi rumah Hiraku untuk memberitahu tugas ini?" sembari memasukkan semua barangnya kedalam tas.

"Memangnya kita satu kelompok dengannya ya Hitoshi-kun?"

"Memangnya dari tadi kau tidak memperhatikan ya?"

"Mungkin aku terlalu lelah saja."

Arumi dan Hitoshi pun memaksakan kakinya melangkah menuju rumah Hiraku.

Selama di jalan Arumi terus saja melamun, sampai tidak merasa sudah menabrak orang lain.

Hitoshi yang menyaksikan itu semua hanya terdiam, tidak tahu harus melakukan apa.

Setidaknya selama dia ada disisi Arumi dia akan merasa tenang, karena gadis itu baik-baik saja.

-o0o-

Tingg nongg tingg nongg

Hitoshi menekan bel yang menempel sempurna di pilar rumah Hiraku yang masih terlihat tradisional itu.

Belum ada yang menyahut, hingga ketiga kalinya Hitoshi menekan bel. Baru ada sahutan dari dalam.

"Yaa... Tunggu sebentar."

Itu pasti ibu Hiraku.

"Ah, kau ternyata. Ada perlu apa?"

Gerakannya aneh, ibu Hiraku berusaha menutupi pintu dengan tubuhnya. Berharap agar aku tidak bisa melihat kedalam.

"Begini, aku hanya ini memberitahu bahwa Hiraku satu kelompok dengan kami. Dan minggu ini kami akan mengerjakan tugasnya di rumah Yamate, bisakah aku menemuinya?"

"Begitu ya. Biar aku saja yang memberitahunya, dia sedang tidur."

"Baiklah, dan bibi kenapa Hiraku tidak masuk sekolah, apakah dia sakit?"

"T-tentu saja, d-dia sedang merasa... Kurang baik akhir-akhir ini."

"Jadi begitu, tolong titipkan salamku pada Hiraku. Terimakasih."

Sambil membungkukkan badan dan berlalu.

Tapi kenapa ibu Hiraku terlihat gugup dan tegang seperti itu, seperti ada yang disembunyikannya.

Dan tentu saja sedari tadi aku hanya sendiri, Arumi bersembunyi, dia tidak ingin mengingatnya lagi.

Repairation [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang