Truth

29 6 6
                                    


Entah harus berapa lama Arumi menyembunyikan segala hal yang ia tahu dan yang sudah ia lakukan.

Sungguh dia tidak bisa membiarkan Hiraku seperti ini terus.

Setidaknya dia harus mencoba membantunya, meskipun dia tidak suka jika Hiraku sedang menjadi menyebalkan.

Tapi waktu tengah hari mungkin akan menjadi waktu yang baik untuk bernegosiasi dengannya.

-o0o-

"Kurumi-chan.. Maukah kau makan siang bersamaku?"

"Ahh.. Tentu saja Arumi." otot pipinya bekerja menyajikan senyuman yang manis.

"Tapi, kita makan di atap sekolah tidak apa bukan?"

"Tentu saja.." dengan riangnya Kurumi menggelayut dan menarik tangan Arumi begitu saja.

Gadis itu hanya terdiam, berharap semuanya akan baik-baik saja.

Semilir angin menerbangkan rambut mereka.

Sesekali tertawa untuk melengkapi makan siang yang terasa janggal.

"Hhmm.. Kurumi, bolehkah aku menanyakan sesuatu?"

"Tentu saja boleh." sembari meletakkan kotak makan siangnya di pinggir.

Dan fokus memperhatikan Arumi.

"Maaf jika aku lancang, tapi aku sudah memperhatikanmu sejak lama"

"Apa maksudmu?"

Tatapan Kurumi berubah, peluh pun terus mengaliri tubuh Arumi.

Sepertinya jika Kurumi sekarang berubah menjadi Hiraku setelah mendengar penuturannya, tempat ini akan menjadi tempat yang indah untuk akhir hidupnya.

"Aku tau apa yang kau alami, aku tau traumatikmu. Aku mencari tahu itu semua, dan aku meminta bantuan ibumu. Jadi selama ini aku benar, bahwa kau memiliki alter ego Kurumi. Kau terlalu trauma akibat masa lalumu, kau terkadang tersadar akan dirimu yang sebenarnya dan mengingat semuanya saat malam hari. Tapi pada pagi hari kau menjadi pribadi yang sangat mengerikan, dan sangat tengah hari kepribadianmu berubah lagi menjadi menyenangkan, bahkan namamu berubah menjadi Kurumi. Yang aku yakini itu bukan nama panggilanmu."

Apakah semuanya baik-baik saja Arumi, tenanglah.

"Kenapa kau memberitahu aku semua itu Arumi?"

"A-aku.. Hanya ingin membantumu."
Kenapa lidahnya menjadi kelu untuk menjawab.

"Tidak ada yang bisa membantuku!!! Tidak sekali pun kau, bahkan kau bukan siapa-siapa!! Jangan pernah berpikir bahwa semuanya bisa berubah kau paham!!"

Entah harus bagaimana Arumi saat ini, apakah dia melakukan kesalahan. Apa salahnya jika dia ingin membantu.

Kurumi meninggalkan gadis itu sendirian, tidak tahu sudah bagaimana nasib makan siang yang berhamburan dimana-mana.

Kurumi berubah kembali, menjadi Hiraku yang menyadari siapa dirinya sebenarnya dan mengingat semuanya karena penjelasan Arumi.

-o0o-

Entah kenapa otot kakinya menjadi lemas, ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Semuanya keluar, tetesan pertama dan terus dilanjutkan dengan aliran yang lainnya.

Arumi, merasakan sakit. Tidak tahu kenapa dia harus merasa seperti ini.

"Arumi-chan!!!!"

Hitoshi lari menghampiri gadis itu, dengan napas yang masih terengah-engah.

"Ada apa dengamu? Kau kenapa hah?  Beritahu aku."
Sambil tidak melepaskan genggamannya di pundak Arumi.

Arumi hanya bergeming, menjadikan pundak Hitoshi menjadi sandarannya, ia terus terisak.

Hitoshi yang menyaksikan hanya terdiam membisu, tidak tahu harus berbuat apa selain menenangkannya.

Apa yang terjadi pada arumi?

-o0o-

"Hiraku-san.."

Tidak ada yang mengangkat tangan saat Ayane sensei memanggil untuk mengisi absen kelas.

"Sensei, sudah 5 hari Hiraku tidak masuk." jawab ketua kelas Tobi.

"Dia kenapa? Sensei tidak menerima surat darinya."

"Saya juga tidak mengetahuinya sensei, dia tidak memberikan alasannya."

"Begitu, baiklah"

Hiraku masih belum juga masuk, semenjak kejadian itu dia menghilang.

Semenjak itu juga Arumi memberitahu segalanya kepada Hitoshi, ternyata menanggungnya sendirian tidak semudah itu.



Repairation [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang