Dimadu.. (2)

17K 689 26
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Syaqilla Kahililla binti Ruben Kahililla dengan seperangkat alat sholat dan cincin 2 gram, TUNAI."

Fitri tak kuasa membendung air matanya sembari memeluk Merry-ibu Iqbal.
Merry mengelus rambut Fitri seakan ia tahu apa yang dirasakan Fitri saat ini.

Seorang gadis berlari sangat kencang dilorong rumah sakit. Air mata yang sudah tak terkontrol, lolos membasahi kedua pipinya.

Sekretaris kantor mengabari bahwa serangan jantung yang diderita Surya Tama-bapaknya kambuh.

Setelah meeting kantor selesai ia langsung menuju rumah sakit ternama di Jogja. Ia masuk ruang UGD dan mencari keberadaan Surya. Beberapa orang sudah mengelilingi brankar Surya.

"Bagaimana keadaan bapak om?" gadis itu bertanya kepada salah satu orang yang ia ketahui adalah sahabat dekat Surya.

"Kritis."jawab Anton-sahabat Surya dengan parau.

"Fit-..tri?"
Merasa dirinya dipanggil, gadis itu menengok ke arah sumber suara.

"Bapak? Jangan tinggalin Fitri pak, Fitri gak punya siapa-siapa lagi selain bapak." Fitri menangis memeluk bapaknya yang baru sadarkan diri.

"Menikahlah nak."
"Bapak ingin melihat kamu menikah sebelum bapak pergi."

"Tapi pak-"

"Bapak sudah menjodohkan kamu dengan anaknya Anton. Dia menuju kesini, menikahlah disini-didepan bapakmu yang sekarat ini."

"Pak, Fitri nggak terlalu mengenal anaknya om Anton."

"Turuti keinginan Bapakmu yang terakhir nak."Anton memohon, dan Fitri pun mengangguk.
Pintu UGD terbuka dan menampakkan seorang pria memakai seragam kebanggaan Kebandaraan-seperti Seragam Pilot.

"Assalamu'alaikum." ucap pria itu.
"Wa'alaikumsalam. Duduk sini nak, mari kita mulai Ijab Qobulnya." pria itu mengangguk dan duduk seperti yang diperintahkan Anton-bersanding dengan Fitri.

Pria itu menjabat tangan Penghulu di atas brangkar tempat Surya berbaring dan mengucapkan janji suci.
Selesai ijab qobul, tangan pria itu dipegang Surya.

"Iq-bal to-long ja-ga Fi-tri, ba-ha-gia-kan fi-tri. Ba-pak per-ca-ya-kan Fi-tri ke-pa-da-mu. Ba-pak pa-mit du-lu."Surya mengatakan dengan terbata-bata, dan seketika mesin pendeteksi itu berbunyi menandakan Surya sudah meninggal dunia.
Fitri berdiri, menangis tersedu-sedu sambil memeluk bapaknya yang sudah tiada. Iqbal segera memisahkan pelukan Fitri dengan Bapaknya. Iqbal memeluk Fitri menenangkan Istrinya.

Bayangan 5 tahun yang lalu mengganggu fikiran Fitri.

Apakah ini mas, janjimu dengan bapak yang akan membahagiakan aku-batin Fitri dalam hati.

👣👣👣👣👣
Vote yak?

Dimadu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang