Dimadu.. (8)

13.4K 632 55
                                    

"Mama, mama sini.. main sama Ical." Ical melompat-lompat disofa memegang tayo kesukaannya.

Ya! Tadi pagi Fitri memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Rumah dimana dia harus rela berbagi suami dengan wanita lain.

"Sayang, jangan lompat-lompat gitu. Nanti jatuh nak." Syaqi mendekati Ical mencoba menangkapnya. Saat Syaqi hendak mendekati, Ical lebih dulu turun dan lari. Sehingga terjadi kejar-kejaran antara Syaqi dan Ical. Di tempat yang sama, Fitri melihat peristiwa itu.

"Kenapa anakku lebih dekat dengan maduku, tinimbang aku? Ibu kandungnya sendiri?"gumannya. Iqbal yang sedari tadi berdiri disamping Fitri tanpa disadarinya pun menjawab.

"Karena sebelum aku memperkenalkan Syaqi kepadamu, aku lebih dulu memperkenalkan Syaqi ke Ical sayang."bisik Iqbal ditelinga Fitri.

Fitri yang kaget, memutar tubuhnya. Kehilangan keseimbangan, dengan sigap Iqbal menangkap tubuh Fitri yang hendak jatuh.

"Cie cie ayah sama bunda." Ejek Ical disebrang sana.

Dengan spontan Fitri menegakkan tubuhnya.

"Kenapa buru-buru berdiri sih dek. Kan gak jadi romantis."goda Iqbal. Iqbal berjalan menghampiri Ical dan Syaqi.

Fitri yang melihat tingkah Iqbal dibuat kebingungan.

Habis romantis, langsung dicuekin? - batin Fitri

###

Malam pun tiba. Keluarga Iqbal sedang melaksanakan makan malam bersama.

"Ehem." Iqbal membuka suara. "Bulan depan Ulang tahun Ical yang ke 4th. Ical mau hadiah apa dari ayah?" Lanjutnya.

"Em Ical mau apa ya?" Ical mengetuk-etuk dagunya memperlihatkan sedang berfikir keras.
"Mainan Ical udah banyak dibeliin bunda, baju Ical juga udah banyak dibeliin bunda, buku celita Ical juga udah banyak dibeliin bunda." Fitri tersenyum. Sungguh anaknya lucu sekali kalo sedang berfikir serius begitu.

"Kalo Ical minta adek boleh? Ical nggak ada temen main soalnya. Kalo punya adek kan, Ical bisa maen sama adek."ucapnya tanpa beban.

Deg. Semua aktivitas di meja makan berhenti. Semua mata tertuju ke Iqbal.

mata Syaqi menyorotkan - kenapa mas tanya begitu, kalo mintanya begitu mas mau apa coba?

Sedangkan mata Fitri menyorotkan - apa setelah ini kamu ingin Syaqi hamil mas?

Sedangkan Iqbal yang ditatap oleh kedua istrinya, menggaruk tengkuk kepala yang tak gatal.

Maafkan aku. - Iqbal meringis melihat Syaqi dan Fitri.

###

Satu bulan tlah berlalu. Semua orang sibuk menyiapkan dekor untuk ulang tahun Ical.

Yah benar! Besok lusa adalah Ulang tahun ke 4 tahun untuk Ical.

Fitri baru saja selesai memandikan Ical. "Sayang, apa kamu bahagia? Sebentar lagi kamu bertambah umur." Tanya Fitri yang sedang menyisir rambut Ical.

"Ya, Ical bahagia Bunda." Jawab Ical. "Ical bahagia karena Ical punya Bunda dan Ayah yang hebat."

"Ical juga bahagia, punya mama Syaqi" lanjutnya. Seketika tubuh Fitri menegang.

"Ical bahagia punya mama Syaqi?" Ulang Fitri, yang dibalas dengan anggukan oleh Ical.

"Ical tau Mama Tiri?" Tanya Fitri. Ical menggeleng kan kepalanya.

"Mama Tiri adalah orang yang berusaha merebut Ayah dari Ical dan Bunda." Ical hanya diam, masih mendengarkan apa yang dikatakan oleh Fitri.

"Apa mama tili itu jahat Bunda?" Dengan lugu Ical bertanya, Fitri menjawab dengan anggukan.

"Bunda, tapi mama Syaqi nggak pelnah jahatin Ical. Malah Ical disayang sayang sama mama Syaqi."

Bukan enggak pernah sayang, tapi belum - batin Fitri.

"Bunda, mama syaqi selalu masakin makanan enak untuk Ical. Tapi bunda, enggak pelnah masakin makanan untuk Ical dan Ayah." Ical menundukkan kepala.

"Bi inah yang celalu masak. Bahkan Bunda enggak pelnah bacain celita sebelum tidur kayak mama Syaqi lakukan ke Ical" bahu Ical terguncang. Menangis!

"Tapi Ical sayang Bunda. Bunda enggak pelnah malah sama Ical."

"Bunda celalu nurutin permintaan Ical."

Kini Fitri memandang putranya dengan pilu. Jadi ini alasannya kenapa Ical lebih menyukai madunya tinimbang dirinya? Kasih Sayang seorang Ibu.

"Hei sayang, kenapa menangis?" Fitri mendudukan Ical ke pangkuannya dan memeluknya.

"Maafin Bunda karena belum menjadi Bunda yang baik untukmu sayang, mulai sekarang Bunda akan lebih memperhatikkanmu. Okey?" Fitri mencium pucuk kepala Ical.

"Bunda, Ical sayang bunda." Ical membahas pelukan Fitri dengan erat. Membuat air mata Fitri meluncur dengan derasnya. Ical dan Fitri menangis bersama.

Hey, hey hey!!!
Masih ada kah yang menunggu ceritaku ini?

*Tolong tinggalkan jejak* 🐾


Dimadu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang