Dimadu.. (18)

6.7K 358 92
                                    


Matahari menyinari Pantai Gunung Kidul dengan teriknya. Iqbal dan Fitri sedang menurunkan barang-barang perlengkapan camping mereka.

"Sayang, biar aku aja yang nurunin barang-barangnya. Kamu cari makan siang aja." perintah Iqbal ke Fitri.

"Iya mas." jawab Fitri mengiyakan perintah Iqbal.

"Ical, ayok pesen makan Siang dulu." ajak Fitri ke Ical yang sedang makan Es Cream coklat kesukaannya.

"ayok Bunda." tangan Ical meraih tangan Fitri mengikuti arah jalan Fitri.

Karena hari sabtu, seluruh warung dipinggir Pantai sangat ramai dan pengunjung berdesak-desakan. Fitri mengenggam erat tangan Ical agar tidak terlepas darinya. Fitri dan Ical terhimpit di tengah pelanggan lain yang sedang berantre. Pria berumur 30an tak sengaja menabrak Fitri, membuat Fitri tersungkur ke belakang.

"Aduuuh" erangnya.

"Bunda." jerit Ical.

"Sorry." ucap pria tersebut. Pria tersebut langsung jongkok hendak menolong Fitri. Tangannya memegang bahu Fitri membantu Fitri berdiri.

"Maaf mba, saya....... Fitri?" panggil spontan Pria tersebut.

Berasa namanya dipanggil, Fitri mendongakkan wajahnya. Matanya bertatapan dengan mata pria itu. Dahi Fitri berkernyit mengingat siapa yang dihadapannya.

"Kamu Fitri Kan?" ulang pria itu memastikan. Fitri hanya mengangguk spontan.

"Aku Arya. Ketum BEM UGM. Masih nggak Ingat?" pria yang bernama Arya mencoba mengingatkan dirinya di masalalu.

"Arya Arya.." Fitri berguman sendiri.

"Ah, Kak Arya Saputra?" jawab Fitri tak kalah antusias.

"Iya HHHH." Arya mengangguk tertawa.

"Gimana kabarnya Kak? Bukannya baru di Amrik ya? ngelanjutin S3?" tanya Fitri, sekilas  Ia mendengar kabar tentang teman-temannya waktu kuliah yang dulu sempat dekat dengannya.

"Alhamdulliah sehat-sehat Fit. Kalo kamu gimana Kabarnya? Setelah S1, gak lanjutin S2 dan S3?" Arya tanya balik.

"Enggak Kak. Udah dirumah aja ini." Fitri hanya menjawab meringis.

"Keliatannya Kak Arya makin Sukses, udah jadi Advokat terkenal, kuliah S2 dan S3 diluar negeri dan sekarang merintis bisnis juga. Keren keren." Fitri bertepuk tangan memuji Arya.

"Hahahaha kamu mah melebih-lebihkan." Arya merendah.

"Aku baru Cuti 1bulan nih makanya Mudik ke Jogja, sekalian jenguk orang tua. BTW ini anak kamu?" Arya menunjuk Ical yang sedari tadi melamun mendengarkan percakapan Bundanya.

"Eh iya, ini anak aku. Ical beri salam sama Om Arya." perintah Fitri ke Ical.

"Halo Om, namaku Ical. Anaknya Bunda Fitri dan Ayah Iqbal."Ical mengulurkan tangannya ke udara. Arya terkekeh mendengar perkenalan dari Ical.

"Hai Ical. Aku Arya. Teman istimewanya Bunda Fitri saat kuliah." tangan Ical disambut hangat oleh Arya dan perkenalannya yang tak kalah recehnya. Ical mengernyitkan dahinya.

Beberapa jauh dari keberadaan Arya dan Fitri, ada sepasang mata yang melihat mereka dari kejauhan. Iqbal menghentikan aktivitasnya dan berjalan meendekati Fitri dan Ical.

"Sayang. Siapa?" tanya Iqbal ke Fitri sedikit melirik sinis ke arah Arya. 

"Om Alya yah. Katanya temen istimewanya Bunda saat kuliah." jawab Ical dengan polosnya.

Sontak Arya kaget mendengar penuturan Ical. Damn. Arya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Fitri yang juga tak kalah tercengang mendengar perkataan Ical.

Dimadu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang