Dimadu.. (20)

6K 372 165
                                    

"Fit, mau kah kamu menikah denganku?" lelaki tinggi semampai berlutut didepan Fitri dengan menyodorkan sebuah cincin berlian di hadapannya.

"ak...aku.." Fitri gagap menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Seteleh wisuda hari ini, aku janji aku akan sukses dan membahagiakan kamu Fit." 

"Aku ingin membangun rumah tangga yang bahagia bersama kamu Fit." ucapnya menyakinkan Fitri. Fitri hanya merenung melihat lelaki dihadapannya. Ia menyadari bahwa lelaki dihadapannya menaruh hati kepadanya sejak ia masuk di Universitas, awalnya Fitri sempat menolak karena ia canggung. Akan tetapi perhatian dan kelembutannya yang terus ia berikan membuat Fitri menerima telak. Namun Fitri hanya menganggap itu semua sebatas kakak memperhatikan adiknya, Fitri tak pernah menyangka bahwa lelaki yang dihadapannya akan melamar seperti ini.

"Aku tidak bisa kak. Aku ingin menyelesaikan kuliah." jawab Fitri menundukan matanya.

"Kamu boleh lanjut kuliah Fit, toh sekarang banyak mahasiswa yang nikah sambil kuliah." tangan gagahnya menyentuh pipi Fitri agar Fitri bisa melihat ketulusannya.

"Aku hanya menganggap Kak Arya, sebagai kakak aku." 

Tangan Arya jatuh, seperti jiwanya. Pikirannya campur aduk, wanitanya yang ia kagumi selama ini menolaknya.

"Kamu gak mau menikah dengan ku?" tanya Arya sekali lagi.

"Maaf kak." ucap Fitri merasa bersalah. Arya tersenyum miris.

"Sudah empat kali aku menyatakan perasaan cinta ku kepadamu. Dan hari ini, hari wisuda kakak, kakak memberanikan diri buat ngelamar kamu. Tapi Jawabanmu selalu menolak."

"Kak.."

"Lusa Kakak akan pergi ke Chicago, Kakak mau lanjutin hukum S2 di sana. Kamu baik-baik disini. Ini hadiah buat kamu." cicin yang Arya pegang untuk melamar Fitri, kini ia berikan sebagai tanda perpisahan mereka. Arya meninggalkan Fitri yang masih diam terpaku melihat kepergiannya.


Fitri melamun membayangkan perihal kisahnya dengan Arya Sembilan tahun yang lalu. Ia mengingat jelas bagaimana ia selalu menolak Arya dengan kejamnya. Ia menerima perhatian dan kelembutan Arya namun ia tidak membalas kebaikan yang Arya berikan.

"Fit, fit, fit... Kak Arya kesini." seru Zaskia heboh masuk ke ruang Fitri.

"Heh? ngapain?"

tok tok tok. 

"Masuk." seru Zaskia cengingisan tanpa menggubris Fitri bosnya. Fitri mendelikkan matanya ke Zaskia.

"Hai Ki." sapa Arya ke Zaskia.

"Halo kak Arya. Silahkan duduk kak." Zaskia mempersilahkan Arya duduk di kursi tamu.

Ini ruangan gue, napa zaskia yang menguasai. Wah kampret nih anak. - batin Fitri sewot melihat tingkah Zaskia.

"Kalau begitu, gue keluar dulu ya. Silahkan menikmati kengobrolan kalian." pamit Zaskia cengengesan. Arya dan Fitri hanya saling memandang heran.

"Aku buatin teh dulu kak." tanpa menunggu jawaban Arya, Fitri ngloyor pergi. Arya bangun dari kursi, jalan menelusuri seluruh ruangan Fitri. Ia melihat banyak buku-buku, dan foto-foto Fitri di rak. 

"Hmmm cecurut." Arya tertawa melihat foto OSPEK Fitri yang berkalung tulisan 'Cecurut'. Foto jadul Fitri semasa kuliah.

"Kak, ini tehnya." suara Fitri membuyarkan bayangannya. Arya berjalan menghampiri Fitri. Duduk di depan Fitri.

Dimadu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang