Mama

26 3 2
                                    

    Mentari pagi membangunkanku dari tidur nyenyak. Burung-burung menyambutku dengan nyanyiannya dan angin menyapa rambutku bagitu lembut. Pagi ini sangat cerah sekali. Tapi tidak dengan hatiku, entah mengapa aku pun tak tahu.
Setelah bangun tidur, aku menuju kebun kakek. Kulihat kakek sedang menyiram bunga-bunganya yang cantik. Memang kakek ini ahli dalam merawat bunga. Bunga yang ada di kebun kakek ini cantik-cantik. Kakek merawat bunga-bunga ini dengan segenap perasaan seperti merawat cucu-cucunya. Aku pun membuatkan teh untuk kakek dan mengajaknya istirahat sebentar. Kami pun berbincang. Yang kami bicarakan mulai dari saat muda nenek yang menjadi incaran lelaki walaupun nenek ini terkenal galaknya, tapi beruntung kakek dapat menaklukan nenek.
"Saat kamu kecil, kamu selalu merengek pada mamamu. Setiap mamamu akan kerja pasti saja minta dibelikan lolipop. Kalau mamamu sampai lupa, pasti kamu tidak mau berbicara pada kami semua. Saat kamu sepeti itu, pasti kamu mengadu pada papamu. Dan papamu akhirnya selalu membelikanmu es krim. Kamu ingatkan, saat itu mamamu tidak membelikanmu lolipop, apa yang terjadi? Kakek harus menggendongmu keliling kebun. Kamu ini sangat manja sekali dari kecil". Ya aku ingat, aku ingat sekali. Waktu itu mama sudah berjanji akan membelikanku lolipop, tapi mama lupa. Dan sebagai gantinya, kakek mau menggendongku keliling kebun walaupun badanku saat kecil tidaklah terbilang kurus.
Ah aku teringat saat itu lagi. Aku rindu pada semua itu. Aku rindu mama. Aku rindu papa. Aku rindu dengan semua itu, saat-saat bahagiaku bersama mereka. Mengapa Engkau mengambil mereka dengan cepat Tuhan. Tak terasa air mataku mengalir. Seharusnya aku tak mengeluh. Aku masih beruntung karena aku masih memiliki kakek dan nenek yang sangat menyayangiku, banyak anak diluaran sana yang sebatang kara, seharusnya aku menjalani semua ini dengan ikhlas.
"Kenapa Yuka, kamu pasti rindu mama? Kakek mengerti perasaanmu nak, tapi kamu punya kakek dan nenek, kami juga menyayangimu" ucap kakek menenangkanku.
"Iya kek, Yuka terharu ingat kakek waktu itu mau gendong Yuka padahal kan Yuka waktu kecil itu gak kurus. Kakek mau menggendong Yuka keliling kebun walaupun setelahnya punggung kakek sakit" ucap dengan tersenyum agar tidak membuat kakek khawatir
Kakek juga bercerita tentang Kazuhiko. Saat aku di Indonesia, Kazuhiko selalu membantu kakek dan nenek. Dia setiap hari selalu datang ke rumah. Kakek dan nenek sudah menganggapnya cucu karena kakek ingin sekali memiliki cucu laki-laki.
Ternyata Kazuhiko sudah kehilangan ayahnya sejak ia bayi. Banyak hal yang tidak pernah kusyukuri selama ini. Aku beruntung masih bisa merasakan kebahagiaan bersama orangtuaku walaupun hanya beberapa tahun. Jangankan bermain bersama ayahnya, wajah ayahnya pun mungkin ia tak tahu.
Kazuhiko tinggal bersama ibu dan neneknya. Mereka ini tetangga yang baik. Terkadang saat sore ibunya selalu mengantar kue pada nenek.
Setelah berbincang dengan kakek, aku pun mandi dan menyusul nenek ke toko.

    Saat tiba di toko, keadaan sangat kacau. Orang-orang menjerit ketakutan. Suasana sangat tidak karuan. Dinding toko ini menjadi saksi bisu atas kejadian yang sekarang ini sedang terjadi.

Because You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang