Bisa

7 0 0
                                    

Aku menyukai angin yang berhembus di sini..
Terdapat kilauan yang tak bernama..
Kita tertawa bersama namun masa-masa ini akan mulai hilang..
Suatu saat, diriku yang sekarang
Aku akan memberikan senyuman sebagai jawaban..—Lisa itsuka no tegami

    Dia datang ke rumah hanya memberitahu bahwa dia telah menikah. Aku tak tahu alasannya apa, dan aku tak mau tahu.
Cukup membuatku terpukul, aku sangat tidak menyangka bahwa akan mendengar berita ini sekarang, kukira suatu saat dia akan memberiku undangan. Dan sekarang semuanya telah terjadi. Hanya Dia yang ada bersamaku sekarang. Yang membuatku tenang dan hanya kepadanya aku berkeluh kesah.

    Sungguh, efek yang dihasilkannya sangat dahsyat. Aku bersikap seperti biasa, tapi dalam hatiku terasa sangat kacau sekali. Pertanyaan terus berkecamuk dipikiranku. Aku ingin sekali tidak peduli pada semua itu, tapi semua itu terngiang-ngiang dipikiranku.
Dan kejutan dipagi hari, bagai mendapat serangam bom, kulihat Kazu dan keluarga kecilnya yang tampak bahagia itu di samping rumahku.

"Jangan kaget, mereka akan tinggal dan bertetangga dengan kita. Yuka tidak perlu bersedih oke"

"Memangnya tahu darimana? Seperti pencari gosip, selalu tahu" ucapku diiringi tawa meledek.

"Tadi dengar ibu-ibu yang sedang berbincang, asal menuduh saja"

"Hito suka pura-pura begitu, atau Hito yang bergosip dengan ibu-ibu"

"Yuka sepertinya mencari masalah denganku ya. Ayo sini, aku jewer ya".

Aku pun melarikan diri. Aku tak mau sampai Hito menjewerku. Yumi saja sampai berteriak saat dijewer Hito, apalagi aku yang baru merasakan.

    Hari-hari terus kulewati. Aku terus berusaha menata hatiku dan mengikhlaskan. Mungkin bukan dia yang ditakdirkan Tuhan bersamaku. Aku ikut bahagia melihat anaknya yang setiap pagi dimandikan di depan rumah. Sepertinya anak itu, ah ralat bayi itu berusia sekitar 9 bulan,  mungkin.
Tapi tak kulihat pancaran sinar kebahagiaan diwajah Kazu. Seperti menyimpan beban yang sangat besar dipikirannya. Apalagi yang harus ia risaukan, dia kan sudah bahagia bersama keluarganya. Lantas apa peduliku? Dia sudah memiliki kehidupannya sendiri, aku pun harus segela melupakannya.

   Siang yang terang denderang ini, nenek memintaku Hito dan Yumi berkumpul. Sepertinya nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting, karena raut wajahnya serius sekali.

"Nenek mau membicarakan sesuatu dengan kalian. Kalian kan sudah lama di sini, alangakah baiknya kalian temui saudara kita dan tinggallah bersama mereka beberapa saat. Salah satu keluarga kita yang berada di Kyoto belum pernah Yuka temui, kan. Lebih baik kalian temani Yuka beberapa saat di sana, berlibur juga"

"Tapi nenek di sini bersama siapa jika kami pergi? Kami tidak bisa meninggalkan nenek" ucap Yumi yang keberatan.

"Orangtuamu akan tinggal beberapa saat di sini. Nenek menyuruhnya ke sini dan ibumu setuju. Lagipula ayahmu juga ditugaskan di Tokyo jadi tidak terpisah"

"Kenapa aku tidak tahu yah? "Ucap Hito.

"Mungkin kamu tidak dianggap sepertinya, anak paman kan Yumi saja"

"Berisik huuhh"

"Oh, kalau seperti itu baiklah, tapi toko kue kami bagaimana dong kalau semua berangkat? "

"Serahkan saja pada bibi, bibi akan mengelolanya. Dan nanti kita cari pegawai saja"

"Eh bibi sudah datang, yasudah kalau bibi tidak keberatan"itu suara bibiku.

"Oh iya cepat berkemas, kalian pergi hari ini"aku kira esok hari kita berangkat.

"Yasudah kita berkemas. Ayo Yuka. "

Kami akan ke rumah saudara kami yang berada di Kyoto. Kyoto ini didirikan pada 794 Masehi dan pernah menjadi ibukota Jepang selama lebih dari seribu tahun. Kyoto masih dianggap sebagai pusat kebudayaan Jepang dengan banyaknya situs warisan dunia dan cagar budaya nasional. Kyoto masih mempertahankan tradisi artistik yang unik hingga kini. Kota ini memiliki empat musim dan sangat dikagumi karena keindahannya.

https://tensai-indonesia.com/kota-terindah-di-jepang/

    Setelah berkemas, kami pun berangkat ke Kyoto menggunakan kereta bawah tanah. Sepanjang perjalanan Hito tidak banyak bicara. Tumben sekali. Aku dan Yumi membaca novel saja.
Setibanya di sana, sungguh luar biasa indahnya Kyoto ini. Apaalagi jika kami datang di bulan Februari-Maret, sakura sedang bermekaran dengan indahnya. Wah aku sudah tak sabar menantinya.

Kami pun mencari rumah saudara kami. Saudara kami ini adalah anak dari adik kakekku. Beliau mempunyai toko bunga katanya, wah sepertinya asik.

"Tok tok tok tok, permisi"

"Iya, kalian siapa? Apakah kau Yumi, Yuka dan Hito?"

"Iya bi, kami dari Tokyo".

Nah, sekarang kami sudah menempati kamar kami masing-masing. Aku tidur dengan Yumi tentunya. Keluargaku ini seorang muslim. Ya, hampir seluruh keluarga kami yang di Jepang adalah muslim. Luar biasa sekali, pasti ramai jika kami berkumpul. Apalagi saat idul fitri.
Bibiku ini memiliki 3 orang anak, tapi yang 2 sedang kuliah, jadi tidak tinggal di rumah dan keduanya perempuan, dan yang terakhir anaknya masih SMA dan laki-laki. Hito sepertinya mendapat kekuatan baru.

Dan aku tak dapat mengingat apa pun..
Demi hatiku yang berdegup kencang..
Dengan perasaan yang tak dapat diungkapkan..
Aku akan tetap bernyanyi.. -Lisa Itsuka no tegami

Because You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang