Kekuatan Tak Terkira (2)

1.2K 106 1
                                    

Kamar yang mewah dengan cahaya sinar mentari dari balik jendela. Angin berhembus lembut membuat udara di ruangan itu menjadi terasa sejuk. Seperti sebelumnya, Brian kembali mendatangi rumah Lucy. Laki-laki itu masih melakukan perjanjian dengan gadis vampir yang cantik itu.

"Apa terasa sakit?"tanya Lucy begitu ia menarik taringnya dari kulit Brian.

Brian menggeleng. Ia berjalan dan duduk. Menyesap segelas kopi manis yang hangat. Di depannya telah tersedia sebotol darah. Brian menatap lengkat botol itu.

"Ini yang terakhir."ucap Brian tiba-tiba.

"Apa?"tanya Lucy terkejut.

"Ini yang terakhir. Aku tidak ingin lagi berbagi darah denganmu. Dan darahmu. Aku juga tak menginginkannya lagi."

"Mengapa begitu tiba-tiba?"

"Ini bukan tiba-tiba. Aku sudah memikirkannya. Aku merasa kita harus menghentikan semua ini."Brian masih memperhatikan botol darah tersebut. Ia belum mengangkat pandangannya dari darah kental tersebut.

"Tetapi Brian..."Lucy merasa tidak ingin. Jika semua ini berhenti maka ia tak akan melihat Brian lagi. Hanya saat inilah ia bisa menatap Brian. Mendengar suara. Mengenal sosok Brian lebih jauh. Sekolah? Semua itu hanyalah tempat untuk berpapasan. Berbicara seperti ini tidak akan pernah terjadi.

"Aku akan pulang."Brian tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju pintu.

Belum sempat Brian membuka pintu, Tiba-tiba seseorang mendahului Brian. Laki-laki bersurai merah dengan manik kelabu berdiri gagah di depan Brian. Tubuhnya lebih tinggi dari Brian. Namun lebih kurus. Tidak seperti Brian yang berisi.

"Kau? Seenaknya saja seperti ini?"tanya laki-laki itu.

"Siapa kau?"tanya Brian heran.

"Jason?"teriak Lucy mengenali laki-laki itu.

Wajah sangar Jason berubah. Laki-laki itu segera berlari melewati Brian begitu saja dan melompat memeluk Lucy. "Lucy! Aku merindukanmu?"ucap Jason.

"Aku juga merindukanmu, Jason. Kapan kamu datang?"tanya Lucy lembut sambil membalas pelukan Jason.

"Baru saja." Jason melepaskan pelukannya. Laki-laki itu mengusap-usap pucuk kepala Lucy. "Cantik."pujinya.

Lucy balas tertawa.

Brian masih berdiri di tempatnya. Laki-laki itu menatap dua orang yang baru saja bertemu itu. Dia, seperti itu? Brian mendengus. Laki-laki itu kembali melanjutkan tujuannya.

"Briannn!!"panggil Lucy, langkah Brian berhenti.

"Apa lagi?"tanya Brian malas.

"Aku... aku tidak ingin semua ini berakhir."ucap Lucy.

"Sudahlah. Kesepakatan kita berakhir."Brian melambaikan tangannya. laki-laki itu pergi begitu saja.

"Kau begitu naif."ucap Jason tajam.

"Brengsek."balas Brian pelan.

"Brian?"Lucy hendak menyusul Brian. Namun, Jason menahan Lucy. Laki-laki itu menahan kedua pundak Lucy.

"Sudahlah. Dia tidak menginginkannya lagi bukan? Kamu masih bisa menemukan yang lain Lucy."ucap Jason.

Lucy terdiam. Raut wajahnya berubah sedih.

Queen Of Midnight (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang