Pernyataan

2.4K 205 25
                                    

Hinata POV

" Aku ingin kau menjadi milikku "

" He? "

Aku membatu di posisiku. Apa maksudnya?

" Tu..tunggu.. kau bahkan tidak mengenalku bagaimana bisa.. "

" Aku tau.. aku tau semua tentangmu " potongnya.

Deg

Siapa sih pria ini??

Dia menatap lavenderku lekat, seolah apa yang dia katakan itu sungguh-sungguh. Meski begitu aku tidak mengenalnya!

" Kaeru " ucapku berpaling.

" Akan ku antar "

" Tida- "

" Mana mungkin aku membiarkan orang yang ku sukai pulang sendiri malam-malam begini "

Dia sukses membungkamku dengan kata-kata manisnya.

Selama perjalanan tak ada pembicaraan diantara kami. Aku bingung mau bertanya apa. Karna entah kenapa aku percaya bahwa dia tau tentangku.

" Dimana? "

" Depan, warna biru " ucapku menunjuk sebuah rumah.

Dia menghentikan mobilnya tepat didepan pagar rumah.

" Terima kasih sudah mengantarku " ucapku menunduk sesaat.

Cklek

" Hinata darimana saja kau jam- "

Kaa-san terpaku di posisinya melihatku pulang bersama seorang pria yang sebelumnya tak pernah kulakukan meski aku sempat berganti-ganti pasangan.

" Konichiwa " ucap pria itu.

Kaa-san berjalan cepat menghampiriku.

" Hinata siapa dia? " bisik Kaa-san.

" Dia.. mmm... "

Siapa namanya? Aku tidak tau!

" Aku Sasuke Uchiha.. aku yang menolong putri anda saat pingsan dijalan tadi "

Aku mendelik menatapnya. Dia hanya tersenyum melihatku.

" Hinata kau pingsan? apa kau baik-baik saja? mana yang sakit? "

Seperti yang sudah-sudah, meski aku sudah sekolah menengah Kaa-san selalu mengkhawatirkanku berlebihan. Dan tiap kali terjadi sesuatu padaku dia akan panik lalu memberondongku dengan pertanyaan layaknya menginvestigasi pelaku kriminal.

" Kaa-san.. aku tidak apa-apa " ucapku menenangkannya.

Kaa-san menatapku sesaat. Melihatku dari atas sampai bawah lalu memelukku.

" Syukurlah kau baik-baik saja " ucap Kaa-san lega.

" Ehem.. "

Kami berdua menoleh kearahnya. Dia berdiri sambil tersenyum melihat kami.

" Ma..masuklah dulu " ajak Kaa-san meski ragu.

" He? "

Dan disinilah kami. Duduk bersebelahan menghadap Kaa-san dan Tou-san. Menjelaskan kejadian siang tadi di depan stasiun.

" Kalau boleh aku ada permintaan " ucapnya.

Kaa-san dan Tou-san saling pandang sesaat lalu kembali melihatnya.

" Katakan " ucap Tou-san sambil meneguk kopinya.

" Aku ingin menikahi putri anda "

Bbbrrrttt

Bruk

Kopi di mulut Tou-san berhambur keluar karna terkejut dengan pernyataannya. Kaa-san membatu di posisinya begitu juga denganku. Mendelik menatap pria disampingku ini.

Di sisi lain Neji nii-san yang baru pulang tiba-tiba tersungkur dilantai.

" Neji nii-san " seruku yang sadar.

Beberapa saat kemudian saat keadaan sedikit lebih tenang dan Neji nii-san juga sudah siuman.

Aku duduk dihimpit Neji nii-san. Sedang Kaa-san dan Tou-san menyidang dia dengan berbagai pertanyaan.

" Kau ingin menikahi putriku hanya karna kau sudah menolongnya? "

" Ha-i.. aku jatuh cinta pada putri anda "

" Jatuh cinta? bagaimana bisa? "

" Mungkin ini yang disebut cinta pada pandangan pertama "

Aku hanya diam melihatnya dihajar berbagai macam pertanyaan dari keluargaku. Yang ku salutkan adalah keteguhan hatinya. Seolah tak ada keraguan sedikitpun tersirat diwajahnya saat mengatakan hal itu.

Dia menjawab semua pertanyaan itu dengan penuh percaya diri.

Dan saat semua sudah terjawab, mereka bungkam.

" Ini kartu namaku.. mulai sekarang mohon bantuannya "

" Hey kami bahkan belum menyetujui pernyataanmu " seru Neji nii-san kesal.

" Ku kira mereka setuju "

Neji nii-san melihat Kaa-san dan Tou-san yang diam seolah berpikir.

" Kalau begitu aku permisi "

" Tou-san.. Kaa-san.. apa yang terjadi pada kalian "

Dan Neji nii-san pun histeris sendiri. Aku ikut berjalan menemaninya keluar.

" Nee.. "

Dia menoleh.

" Bukankah tidak sopan mempermainkan orang yang baru kau kenal, bahkan sampai orang tuaku juga "

Dia berjalan mendekat padaku lalu meraih tangan kiriku.

" Semua yang ku katakan pada mereka itu benar tak ada kebohongan "

Deg

" Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kita bertemu "

Cup

Lavenderku membulat melihatnya. Dia mengecup punggung tangan kiriku. Lalu pergi dengan mobilnya.

Blush

" Na..nani yo... " gumamku.

~Skip~

SasuHina - Daisuki DakaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang