Setelah menghabiskan waktu beberapa saat di ruangan Pooja, Anjali kembali ke ruangannya. Ia ingin segera memebrsihkan diri dari serbuk serbuk holi yang menempel di badannya. Saat Anjali membuka pintu, terlihat Kiran dengan seragam kebanggaanya sedang meletakkan sebuah koper besar di samping meja kecil dekat pintu keluar.
"Koper siapa itu, Kiran?" tanya anjali heran.
"Koper anda" jawab Kiran singkat.
Anjali mengangguk dan berlalu melewati Kiran dengan enteng. Ia paham pasti dia harus melakukan perjalanan dinas lagi. " jam berapa pesawatny akan take off? Aku ingin mandi dulu" tanya anjali enteng sembari membuka satu persatu perhiasan yang menempel di badannya.
"pesawat? Take off? Untuk apa?" kiran balik bertanya.
"kau sudah menyiapkan koper, pasti akan ada kunjungan ke negara lain bukan?" timpal anjali ketus.
Kiran mengeryitkan alis." Bukan, Nona. Ibu suri seeta meminta saya menyiapkan koper anda karena satu jam lagi ibu suri seeta dan putri nandini akan mengantarkan anda ke rumah anda." Papar Kiran.
"rumahku?" ucap anjali sambil berdiri. Ia lalu mendekati kiran dan memegang kedua bahu kiran. " apa maksudmu, kiran?" anjali menggoncangkan tubuh kiran keras.
Kiran mengaduh kesakita. Anjali lalu melepaskan tangannya seraya tersenyum minta maaf. "apakah nona tidak tahu, bahwa raja telah menghentikan persiapan ritual pernikahan anda dan raja di istana dan menyerahkan urusan ritual pernikahan pada ayah anda. Sehingga istana hanya akan menyelenggarakan resepsi pernikahannya saja. Dan sebelum itu, anda akan diserahkan kembali ke keluarga anda. " papar Kiran panjang lebar.
Anjali melongo tak percaya mendengar apa yang baru saja Kiran jelaskan.ternyata tanpa sepengetahhuannya. Rahul telah mengabulkan impian terakhirnya. Hidup sebagai manusia normal walaupun hanya sebentar.
"nona, anda tidak apa-apa?" kiran mengibaskan tangannya di depan wajah anjali.
Anjali mengerjapkan matanya dan memutar bola matanya ke arah kiran. "kiran, cubit aku, kiran. Aku takut ini hanya ilusiku saja"
Dengan agak segan kiran mencubit lengan anjali. anjali mengaduh dan Bebrapa detik kemudian anjali langsung menarik tubuh kiran memeluknya dengan bahagia.
"Kiran.... aku bahagia sekali. Ternyata rahul mengabulkan keinginanku. Akhirnya aku bisa kembali ke rumahku dan menikamati kehidupan normalku yang sangat aku rindukan. Chandichowk... i am coming..." seru anjali bahagia. Ia mengangkat tangan kanannya ke atas dan berlari ke sana kemari seolah sedang terbang.
Kiran tertawa terbahak bahak melihat tingkah tuannya yang seperti anak kecil. Tapi tidak lama, kiran tertunduk sedih dan hal itu ditangkap oleh anjali.
"kenapa kau sedik, Kiran? Apakah kau tidak bahagia saat akuu bahagia?" tanya anjali mendekati Kiran.
"saya sangat bahagia nona, tapi saya sedih karena saya akan berpisah dengan nona." Sahut kiran dengan wajah sedih. Matanya berkaca-kaca.
Anjali memeluk kiran yang sudah ia anggap sebagai adiknya. " aku hanya pergi sementara, kiran. Setelah aku menikah, aku akan kembali ke istana dan beersamamu lagi.. " hibur anjali lalu menghapus air mata yang berda di sudut mata kiran.
"by the way, nona. Raja menitipkan ini untuk anda. " kiran menyodorkan sebuah kotak saat ia kembali tenang. Anjali menerima kotak itu dengan penasaran dan langsung membukanya. Ia tambah terkejut saat di dalamnya terdapat sebuah ponsel. Ponsel yang sangat ia rindukan. Mata anjali langsung berbinar saat menyentuh ponsel yang sudah lama tak menemaninya.. Anjali patut berbahagia karena selama di istana, ia tidak diperkenankan menggunakan ponsel pribadi. Istana india membiasakan keluarga istana untuk berbicara secara langusng kepada orang yang ingin dibutuhkan selain itu penggunaan ponsel pribadi akan pelarangan ponsel pribadi untuk mengindari hal hal yang tidak diinginkan. Namun, Selama ini, secara diam diam, rahul dan anjali berhubungan lewat hape milik kiran dan karan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I love You (Karena Aku Mencintaimu)
FanfictionFanfiction ini menceritakan tentang kisah seorang pangeran Rahul yang diperankan oleh Shahrukh Khan. Rahul merasa tidak nyaman dengan kondisi istana dimana dia selalau diintimidasi oleh para bangsawan istana karena dianggap ingin mengkudeta posisi p...