Part 3 Awal dari kisah

95 7 0
                                    

"Suatu pertemuan adalah takdir, mungkin sebuah pertemuan juga yang akan menjadi awal dan akhir dari jalinan takdir."

Awal dari kisah
****

Dellia menghentikan aktivitasnya, lalu menatap Defran dengan kerutan di kening nya. namun sesaat kemudian ia berdiri dan menaruh beberapa lembar uang di meja, lalu melangkah meninggalkan cafe tanpa berkata apapun.

Sesaat Defran menautkan kedua alisnya bingung, namun begitu menyadari Dellia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya membuatnya tersadar dan segara mengejar Dellia ke luar cafe. Untung nya cewek itu belum sempat mendapatkan angkutan hingga ia masih belum terlambat untuk meminta penjelasan mengenai kenapa cewek itu pergi begitu saja tadi.

Defran meraih pergelangan tangan Dellia, di tatapnya mata cewek itu dengan tatapan bingung.
"Lo kenapa sih? Kenapa tiba tiba pergi gitu aja? Pengen berak ya?."

Dellia menahan tawa nya, ia tak ingin terlihat konyol di hadapan cowok ini. Jika Defran tau kalau ia bersekolah di Yadika, sudah pasti cowok itu juga bersekolah di Yadika hingga ia langsung mengambil langkah seribu ketika Defran menyinggungnya soal sekolah. Bukan apa-apa Dellia hanya mencoba menjauh dari cowok Yadika, ia sudah tak ingin lagi berhubungan dengan cowok cowok Yadika. Tentu saja berkaitan dengan mantan nya yang kemarin baru saja ia putuskan, Nino dan juga Brenda. Ia sudah tak ingin lagi berurusan dengan Brenda si cewek jujur itu.

Dellia mendengus cewek itu mencoba menormalkan dirinya dengan menarik nafas dan menghembuskan nya "Gue ada urusan mendadak, jadi gue harus cepet cepet pulang." Katanya dengan nada yang di buat sedingin mungkin.

Harap harap membuat Defran jengkel dan menyerah, alasan Dellia yang tadi justru membangkitkan semangat Defran untuk mendekatinya. "Yaudah kalo gitu biar gue anterin." Jawab nya Menawarkan diri untuk mengantar Dellia pulang.

"Gak! Gak usah gue bisa pulang sendiri!." Dellia menolehkan kepala nya ke kanan dan ke kiri, berharap segera datang taxi yang akan mengantarkan nya pulang agar bisa segera terpisah dengan cowok di sebelahnya ini.

Defran mendelik "Lagi musimnya penculikan anak loh, ini udah malem dan sepi lagi."

Deg!

"Lagi musimnya penculikan anak loh, ini udah malem dan sepi lagi."

Dellia menghela nafas pasrah, ya mau tak mau malam ini ia harus menerima tawaran Haris untuk diantar pulang oleh cowok itu. Dengan ogah ogahan akhirnya ia mengangguk. Tiba tiba spontan saja Haris menghinggapai tangan nya pada kepala Dellia dan menepuk nepuk nya pelan sambil tersenyum puas. Seperti malam malam biasanya setelah membantu Haris belajar di rumah nya, ia pasti lebih memilih pulang sendiri ketimbang diantar oleh supir maupun pekerja dirumah Haris.

"Gitu dong, anak pintar! Yuk ikut om."

Seketika Dellia mundur sambil menunjukkan ekspresi wajah takut yang di buat buat "Enggak ah, tar gue di perkosa terus di buang ke sungai lagi."

Haris terkekeh geli, seraya menggeleng gelengkan kepala ia berjalan mendahului Dellia menuju parkiran untuk mengambil motor yang akan di gunakannya mengantar pulang Dellia. Dellia membuntuti dari belakang dengan senyum tertahan di bibir tipis nya.

"Langsung pulang atau mau mampir ke suatu tempat dulu?." Tanya Haris begitu sudah mendudukan bokongnya di jok motor.

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang