Part 9 Permen

91 4 0
                                    


Cewek itu menaikkan sebelah alis nya dan lalu melotot, dalam hati nya gadis itu meraung raung Kenapa sih nih hari gue sial nya minta ampun.

Dellia, cewek itu adalah Dellia. Defran melirik malas cewek itu dan berdiri sambil di genggam nya tangan Lili.

"Kebetulan kah?." Ucap Defran sinis. Dellia mendelik "Yaiyalah, ngapain gue di takdirin ketemu lo disini." Balas Dellia ketus Males banget saut nya dalam hati.

Defran menyunggingkan senyuman miring lalu mengatakan "Makasih udah nolongin adek gue." Setelah nya cowok itu pergi membawa Lili di tuntunan nya.

Sedangkan Dellia, hanya diam tak menyauti. Cewek itu sempat menengok ke belakang melihat Defran yang sudah pergi namun setelahnya cewek itu mengedikan bahu tak perduli dan melenggang pergi.

Lili mendongak melihat wajah Defran, anak kecil itu menghentikan langkah nya yang juga membuat langkah Defran terhenti.

"Lili kenapa sayang? Ada yang sakit ya abis jatuh tadi?."

Lili menggeleng "Kakak yang tadi siapa? Kok abang jahat sama dia."

Dahi Defran mengerut "Kamu ngomong apa sih, udah yuk kita ke bangku itu. Katanya mau main."

Lili kekeh, anak kecil itu melipat tangan nya di dada.

"Gak mau, Lili mau pulang aja cape."

Kenapa nih anak jadi ikutan nyebelin sih batinnya.

***

"Ma? Mama yakin kita mau tinggal disini aja berdua?." Tanya Defran hati hati, saat ini ia tengah berada di ruang menonton. Sementara mama nya sedang merapikan barang bawaan mereka yang belum sempat di rapihkan.

Mama nya menengok, lalu menghampiri Defran yang tengah duduk di sofa.

"Emang nya kenapa kalo kita disini berdua? Kamu gak suka ya?." Tanya Hana dengan raut wajah sedih.

Tentu saja itu membuat hati Defran mencelos, ia meruntuki dirinya sendiri karna sudah berani bertanya seperti itu.

Defran menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, lalu di dekatinya Hana dan mendekap wanita itu dari samping.

"Bukan gitu ma, Defran cuman takut mama kepikiran Daveen." Jawab Defran sejujur jujurnya. Ia tak ingin ada yang di tutup tutupi lagi soal ke khawatiran nya itu.

Hana mengulurkan tangan nya memeluk Defran, wanita paruh baya itu menyandarkan tubuhnya pada tubuh Defran.

"Kan disini ada kamu, biar Daveen sama papa kamu aja."

Defran menggigit bibir bawah nya, mata nya mulai memanas namun sebisa mungkin ia tahan dengan mengadahkan wajah nya keatas agar tak mengeluarkan cairan bening dari mata nya. ia tak ingin terlihat rapuh di hadapan mama nya. ia ingin kuat untuk mama nya.

"Bukan gitu ma, mama kan tau dia berandalan banget. Sama mama aja dia berani apalagi sama papa. Defran cuman takut mama terus kefikiran Daveen bakal nyakitin papa."

Hana menggeleng, dilepaskan nya pelukan Defran dan menatap cowok itu dalam.

"Papa kamu kan sudah berubah jadi orang baik, semoga saja kakak mu itu juga bisa berubah jadi orang baik seperti papa kamu."

Defran mendesah, cowok itu tak lagi bisa berkata apa apa. Papa nya memang telah berubah, tapi sebelum nya perubahan papa nya juga yang telah membuat pemberontak menjadi jiwa Daveen, kakak nya.

Defran tidak tau kepindahan nya ini akan menjadi solusi atau bukan.

***

Hoamss..

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang