Begitu bell masuk pelajaran terakhir terdengar di kuping Dellia dan menyadarkan nya. Dellia langsung bangkit dan buru buru berjalan menuju kelas.
Cewek itu berjalan setengah berlari, karna ingat pelajaran ketiga akan di isi lagi oleh bu Vina. Menyebalkan emang, dua pelajaran dalam satu hari di ajar oleh guru killer macam bu Vina. Pelajaran susah semua lagi. Lengkap penderitaan nya jika ia terlambat masuk kelas lagi kali ini.
Baru sampai pintu masuk, ia dengan penuh kehati hatian mengintip ke jendela memastikan apa bu Vina sudah masuk atau belum.
Ia mengedarkan pandangan nya langsung ke meja guru, namun kosong, belum ada bu Vina. Dalam hati ia mangucap syukur, gak bakal kena tabok lagi girang nya di hati.
Begitu hendak berbalik, satu tangan menjewer kuping kanan nya membuatnya memekik seketika.
"Aww."
"Kamu ya, jangan coba coba buat terlambat lagi kamu. Masuk sekarang!." Dellia meringis, iya sih gak kena tabok tapi kena jewer.
Dellia masuk ke kelas mengekori bu Vina dari belakang, dan di belakang bu Vina ia sengaja mengejek bu Vina dengan memenyon menyonkan bibir nya seperti orang yang sedang meledek.
Semua murid yang ada di kelas menahan tawa melihat tingkah konyol Dellia, bu Vina yang merasa seperti ada yang aneh begitu melihat ekspresi anak anak pada dirinya pun menoleh ke belakang, namun tepat pada saat itu Dellia sudah berjalan ke bangku nya.
Alhasil ia hanya mengacuhkan semua yang ia pikirkan.
Dellia duduk sambil mengerucutkan bibir nya "Kena tabok udah kena jewer udah, bentar lagi ge gua berubah jadi mermaid." Gerutu Dellia sambil mengeluarkan buku dari tas nya, namun ada yang janggal begitu Defran mendengar nya.
Emang kalo abis kena tabok sama kena jewer bisa berubah jadi mermaid ya? Bukan nya mermaid itu kalo kena air. Batin Defran jadi bertanya tanya. Ia hanya bisa memandang Dellia dari samping, cewek sama yang di temui malam minggu kemarin. Cewek yang tiba tiba pergi pas dia di tanya sekolah di Yadika.
Cewek yang ternyata bakal jadi teman sebangku nya, sungguh semua nya di luar logika. Ia tidak memprediksikan dirinya akan bertemu lagi dengan cewek ini bahkan sekarang malah satu kelas dan duduk berdua.
Yang kemarin hanya berawal dari keisengan nya mengchatt cewek di kontak bbm, kini malah melimpah ruah kemana mana. Semoga ini bukan awal dari sesuatu yang buruk, doa nya.
"Apa liat liat? Suka? Gue tolak!."
Buset dah galak bener. Defran langsung memalingkan wajah nya ke depan, mencoba memperhatikan apa yang sedang di jelaskan oleh bu Vina. Meskipun ia kurang begitu mengerti mengenai sin cos tan dan semua rumus yang ada di dalam nya.
Menurutnya semua pelajaran sekolah hanya akan jadi angin lalu di fikiran nya. Toh yang akan menjadi kenangan saat sudah lulus nanti pasti hanya moment moment yang pernah terjadi di kelas bukan pelajaran yang pernah di pelajari di kelas.
***
Bu Vina sudah keluar kelas, bu guru killer itu sudah menutup pelajaran nya. Alhasil kelas menjadi rusuh dan tak terkendali, tinggal waktu mereka menunggu bel pulang.
"Kenapa lo masih duduk disini juga? katanya gak mau duduk sama gue." Ucap Defran dengan nada menyindir.
Dellia mengerutkan kening nya, "Bukan nya tadi gue yang nyruruh lo buat pindah?."
"Kenapa mesti gue yang pindah, inikan udah jadi tempat duduk gue."
"Sejak kapan tempat duduk ini milik lo, hah?."