Dellia memasang wajah datar, cewek itu menarik tangan Shinta pergi dari sana setelah mengambil siomay yang sudah di buatkan lagi oleh penjual siomay itu.Malas rasanya meladeni orang orang yang hanya akan membuatnya naik pitam sepanjang hari ini.
"Lo tuh bego atau apa si?!." Bentak Dellia pada Shinta, cewek itu kini sudah duduk di tempat duduk yang sudah di tempati mereka sebelumnya.
Shinta mengernyit heran "Kok jadi gue yang kena sih? Kan lo yang ngambil uang gue."
"Yaa.. iya sih, tapikan kalo kejadian nya kayak tadi kenapa lo gak balik lagi aja ke gueee." Ujar Dellia desperate. Ia mengepal ngepal kan tangan nya, hal yang selalu di lakukan nya jika sedang dalam posisi kesal dan gemas seperti ini.
"Tar gue kena lagi kalo gue balik lagi ke lo." Jawab Shinta dengan polosnya.
Bodoh
Dellia mendesah frustasi, benar benar. Cewek di hadapannya ini minta di tabok bulak balik. Aaarrghh.
Ingin rasanya Dellia menjambak rambut nya sendiri hingga keluar dari kulitnya karna saking kesalnya. Ia tak habis fikir dengan jalan yang ada di dalam kepala Shinta ini.
Niat pengen gue kerjain jadi malah gue yang ngerasa di kerjain. Senjata makan tuan, sepertinya pribahasa itulah yang cocok untuk menggambarkan hal yang terjadi pada Dellia saat ini.
Dellia mengatur deru nafas nya, setelah di rasa tenang ia kembali berbicara pada Shinta. Sebelumnya cewek itu mengusung senyum yang terkesan di paksakan
"Udah deh ya, sekarang kita makan aja."
"Kita? Kan siomay nya cuman ada satu piring."
"Eeuuh. Yaudah nih lo beli lagi aja."
Jika saja, Dellia punya kekuatan untuk berubah menjadi pasir seperti musuh yang ada di film spiderman. Maka ia akan melakukan nya guna menghindar dari kebodohan Shinta yang malah membuatnya semakin lapar. Shinta nyengir polos, tanpa dosa "Gak deh, berdua aja sama lo. Paling gue makan satu atau dua suap doang." Ujar nya.
Selang beberapa menit berlalu saat Dellia sedang khidmat nya makan, tiba tiba Defran datang dan duduk di samping nya. oh my god, cobaan apa lagi ini. Lirihnya dalam hati.
Defran memamerkan deretan gigi rapih nya. cowok itu membawa dua piring siomay, di letakkan piring siomay itu di hadapan Dellia dan Shinta.
"Lo ngapain lagi sih disini?." Ujar Dellia ketus, cewek itu memandang sebal pada Defran.
Defran mengendikkan bahu nya santai "Gue? Mau balikin siomay lo, nih. Ini udah gue bayarin." Di dorongnya satu piring siomay ke depan Dellia.
Dellia membesarkan mata nya tak santai "Oh my god, lo gak lihat? Gue udah punya siomay sendiri! Udah deh lo gak usah ganggu gue."
"Pergi sana, cari tempat lain, bedebah!." Umpat Dellia kesal. Defran menggeleng, cowok itu sama sekali tak menurut pada Dellia "Gue gak kebagian tempat, satu satunya yang masih ada kursi kosong cuman disini." Katanya datar.
Ucapan nya memang datar, tapi bertolak belakang dengan ekspresinya. Entah mengapa Dellia selalu merasa bahwa Defran itu tengil. Mungkin hanya perasaan nya saja, mengingat Defran hanya biasa saja pada Dellia.
Melihat tingkah kesal Dellia hari ini karna Defran entah mengapa membuat Shinta merasakan perasaan hangat dalam diri Dellia. Ia merasa sesuatu yang baru telah muncul dan siap hadir mewarnai hari hari saudara nya itu.
Bersyukur karna bu Vina menyuruh Dellia duduk dengan Defran si anak baru yang ternyata juga cowok yang di kenal Dellia dari bbm.
Kadang hal yang tak terduga memang selalu hadir menjadi pelangkap rasa rasa yang ada dalam kehidupan.