Bab 2

15.4K 636 16
                                    

BAB 2

"Deryyynn!!"

Deryn langsung menutup telinganya begitu dia mendengar Rita menjerit di depannya. Dia mendelik,"Apaan sih, pagi-pagi udah heboh?"

"Ryn, lo tau gak wali kelas kita siapa? Minggu kemaren dia kan gak ada.." Rita nyaris memekik penuh semangat.

"Nggak. Siapa emang?"

"Tadi gue kan lewat ke ruang guru, terus ada bapak-bapak ganteng banget. Aduuhh.. bukan bapak-bapak.." dia geregetan sendiri, "Pokoknya dia masih muda, dia nanyain di mana kelas X-4, terus gue jawab gue anak X-4-"

"Aduuhh.. Rita, berisiiikk! Gue gak bisa konseen.." omel Tania yang sedari tadi anteng baca buku.

"Ih Tania, ganggu aja, terus dia bilang dia bakalan jadi wali kelas sepuluh empaaaatt!!!" jeritnya lagi sambil mengguncang-guncang bahu Deryn.

Deryn hanya menatapnya aneh.

"Uwaahh.. Dan, lo tau nggak? Waktu dia senyum, ya ampuuunn wajahnya tambah ganteng.." Dia menelungkupkan tangannya di dada, "Bener-bener kayak pangeran negeri dongeng. Brad Pitt mah, lewaaattt..."

"Huahahaha.."

"Ih, kok malah ketawa sih?" Rita sewot.

"Haha.. Lo kayak nggak pernah liat orang ganteng aja.."

"Heh, yang ini beda tau! Dia kayaknya orang bule, sama kayak spesies elo Deryynn.. lo gak bakalan percaya sebelum lo liat sendiri." ucapnya berapi-api.

Deryn hanya mengangkat bahu. Bel tanda masuk berbunyi. Semua anak masuk ke kelas masing-masing. Tania membereskan buku yang belum selesai dibacanya. Deryn pindah ke belakang Tania karena memang tempat duduknya sebenarnya di situ. Tidak sampai lilma menit setelah bel, terdengar suara pintu diketuk.

Semua murid menoleh tak terkecuali Tania. Dan.. OH-MY-GOD. Di sana berdiri seorang pangeran dari negeri antah berantah dengan penampilan rapi layaknya guru dan membawa setumpuk buku.

Seisi kelas melongo hebat, termasuk Tania dan Deryn. Bahkan Tania yang duduk di depannya dapat mendengar dengan jelas Deryn mendesahkan kata 'wooow' dengan takjub. Tania sendiri nyaris tidak berkedip menatap guru itu. Dia menatap guru itu dari ujung rambut sampai ujung sepatu. Badannya tinggi menjulang, mungkin tingginya sekitar 190 cm lebih, dadanya bidang, bahkan kemeja yang dipakainya, seolah-olah dijahit khusus untuknya. Rambutnya rapi berwarna cokelat gelap hampir hitam, matanya berwarna cokelat terang yang dalam dan teduh, garis wajahnya tegas, tanpa jenggot dan kumis, terlihat sangat muda.

Tania mendesah puas dalam hati. Huaahh.. ganteng bangeeet.. lebih ganteng dari si cowok kawasaki! Tanpa sadar dia mengernyit, kenapa dia jadi membanding-bandingkan guru ini dengan cowok itu? Dia menggeleng dan kembali memperhatikan guru di depannya. Hmm.. masih muda, kayaknya baru 28 atau 29 tahun.

"Selamat pagi.." Sapa guru itu yang ternyata sudah duduk. Bahasa Indonesianya terdengar unik karena mungkin masih tercampur dengan logat asingnya.

Tania mengerjap kaget, entah berapa lama dia melamun sampai tak menyadari guru itu sudah duduk di tempatnya.

"Selamat pagi.." para siswa menjawab serempak. Kebanyakan murid cowok yang menjawab, karena makhluk cewek di kelas ini, masih pada bengong dengan kehadiran guru super duper tampan yang masih membuat mereka terpesona.

Guru itu tersenyum, tampak maklum dengan reaksi murid di kelasnya. Dan ternyataaa... senyum itu semakin memperburuk keadaan. Mereka semakin melongo dengan mata yang ogah ngedip. Soalnya kalau berkedip, mereka takut kalo semua ini hilang dan hanya mimpi.

"Ekhm.."

Barulah cewek-cewek mengerjap sadar dan kembali ke dunia nyata.

Guru itu tampak tertawa geli, "Baiklah, kenalkan, nama saya Bryan. Kalian boleh panggil saya Pak, Sir, atau Mister, apapun yang membuat kalian nyaman. Untuk satu tahun ke depan saya akan menjadi wali kelas di sini, dan kebetulan saya mengajar dua pelajaran di sini, english dan kimia. Saya harap ke depannya kita bisa bekerja sama.."

ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang