BAB 29

9.1K 503 3
                                    

BAB 29

Aji sedang serius memperhatikan Rei dan Deryn yang sedang rebutan bola di tengah lapangan. Mereka bermain one on one. Dia sendiri sedang duduk di pinggir lapangan sambil meminum air mineralnya. Mereka bermain dengan sengit. Aji terus memperhatikan mereka dan alisnya terangkat ketika dia melihat Deryn tidak sengaja tersandung dan hampir jatuh. Tapi Rei dengan sigap langsung menahan pinggangnya. Di tengah lapangan mereka berdua tampak kikuk sebelum kemudian Deryn kembali berdiri dan mereka kembali rebutan bola lagi.

Aji berkedip melihat tingkah mereka. Kalau dilihat-lihat belakangan ini mereka sering main berdua setiap latihan sudah selesai. Dia tentu saja belum melupakan pemandangan yang dia lihat ketika di lantai dua. Jujur saja dia sangat terkejut. Dia bahkan menebak-nebak apa yang akan mereka berdua lakukan seandainya dia tidak muncul waktu itu.

Dia melihat Vira berjalan menghampirinya dan melambai padanya. Aji tersenyum dan menepuk tempat duduk di sebelahnya. Pacarnya itu duduk dan menyodorkan satu bungkus wafer yang sudah dibuka ke mulutnya. Aji langsung melahapnya dan merangkul cewek itu.

"Lagi liatin apa sih? Seru banget.."

Aji hanya melirik lapangan basket sambil mengulum senyum. Vira mengikuti arah pandangnya dan dia refleks melotot. Rei sedang berusaha merebut bola yang dipegang Deryn dari arah belakang. Mereka tampak seperti sedang berpelukan. Dia langsung waspada dan matanya langsung memindai sekitar.

"Kenapa, Yang?"

"Itu mereka mesra banget begitu, gimana kalo ada Kak Bianca?"  dia melotot gereget dan Aji tertawa.

"Ih, kamu maah. Kalo ketahuan bisa panjang tau urusannya.."

Cowok itu hanya menggumam. Tapi dia tahu kalau itu benar. Dia kembali melirik ke lapangan dan kedua orang itu sudah bermain seperti biasa lagi. Tampaknya mereka juga mengobrol.

"Kak.. rencana kita kayaknya gagal deh. Tanianya malah pergi.."

"Apa?! Kok malah pergi?!"

"Gak tau.." Vira merengut, "dia udah minta izin sama kepala sekolah. Kayaknya izinnya lebih dari satu minggu.."

"Yaah.. gak apa-apa deh. Tungguin dia pulang aja.."

"Lamaaa.."

"Ya mau gimana lagi. Kita harus nunggu kalau mau berhasil.."

※※※

Tiga minggu sudah berlalu. Tania belum juga kembali. Aji dan Vira mulai gelisah. Faris masih tetap dingin dan tidak ada yang mengganggu. Babak penyisihan turnamen sudah dimulai. Dan karena itu semua anak basket menjadi lebih sibuk dari biasanya. Tim putri berhasil maju ke semi final. Dan ini cukup membuat mereka heboh. Pelatih juga tampaknya cukup bangga dengan kemajuan tim putri ini dan dia bahkan memberi selamat sambil bertepuk tangan.

"Selamaat! Kalian sudah bekerja keras dan kalian berhasil masuk semi finaal!"

"Yeeaaayyy!!" semua anak bersorak dan bertepuk tangan lebih heboh.

"Tetap jaga semangat dan stamina kalian. Kita akan mengincar posisi juara kali ini. Kalian siaap?!"

"Siaaaapp!!"

Pelatih menyampaikan beberapa saran dan masukan sebelum kemudian dia membiarkan semua anak beristirahat. Deryn dan Vira duduk bersebelahan. Mereka tengah meneguk botol masing-masing.

"Ryn.."

"Hm?"

"Tania belum pulang ya?"

"Belum. Mungkin minggu depan.."

"Dia sebenarnya ngapain aja sih? Izinnya lama banget.."

"Emm.. lo tanyain aja nanti kalo dia udah pulang.."

ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang