BAB 25
Tania sudah berkali-kali menghela napas dalam dua menit terakhir ini. Dia masih berusaha mencerna kernyataan bahwa cowok yang duduk di depannya ini adalah Keenan. Latte miliknya masih mengepul panas. Niatnya untuk menjenguk Faris musnah sudah. Setelah basa-basi Keenan malah mengajaknya ke kafe. Dan meskipun sebenarnya dia cukup keberatan, nyatanya dia terlalu takut untuk menolak. Tania tahu kalau dia adalah Keenan. Tapi yang jelas dia bukan Keenan yang dulu. Sorot matanya yang cerah dan menyenangkan hilang entah kemana. Aura kehadirannya juga terasa lebih mencekam. Dan ini benar-benar membuat Tania ingin kabur. Apa yang sudah terjadi padanya selama bertahun-tahun ke belakang? Kenapa dia bisa berubah sedrastis ini?
"Gimana kabar kamu?"
Tania mengerjap kaget, "A-aku baik.."
"Hmm.. kamu udah besar ya.."
Tania hanya terkekeh sumbang. Oke, dia benar-benar ingin pulang sekarang. Tapi sepertinya akan sulit sekali melarikan diri dari tatapan tidak terbaca cowok ini. Cukup lama mereka terdiam dan hanya menikmati minuman masing-masing. Rasanya benar-benar canggung. Kenapa di saat dia sudah tidak mengharapkan Keenan lagi cowok ini malah datang? Tapi itu salahnya sendiri dia pergi terlalu lama tanpa kejelasan. Tania agak tersentak ketika mendengar Keenan membuang napas keras. Dia meliriknya. Cowok itu tersenyum miris.
"Sepertinya aku terlambat.."
"Apa maksud kamu?"
Keenan menarik napas dalam, "Aku gak bermaksud ninggalin kamu. Aku tidak ingin melakukannya.. tapi aku terpaksa.." dia terkekeh seakan mengasihani dirinya sendiri, "aku terlalu bodoh karena berpikir bahwa kamu akan nungguin aku sampai kapan pun.." dia terdiam dan menatap Tania, "tapi ternyata aku salah. Kamu bahkan gak mau ketemu sama aku lagi, iya kan?"
"Aku cuma kaget karena kamu muncul tiba-tiba.."
"Tadinya kamu mau nengok pacar kamu yang lagi sakit, iya kan?"
Tania tercengang.
"Yah.. aku tau kamu udah punya pacar.." ucapnya sinis.
Ucapan itu cukup menyinggungnya dan Tania tidak ingin siapapun mengomentari hubungan yang dia jalani. Tatapannya berubah datar dan dia berkata dengan dingin, "Itu bukan urusan kamu.."
Reaksinya itu membuat Keenan tertegun. Dan dia menatap Tania tidak percaya. Dia baru berkedip ketika ponselnya berdering. Keenan merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Ekspresinya berubah tegang begitu melihat layarnya. Dia tidak mengangkat telepon itu dan mulai bangkit dari kursinya, "Maaf, aku harus pergi.. sampai ketemu nanti.." Keenan berbalik dan mulai berjalan keluar.
Tania masih menatap punggungnya tanpa ekspresi, "Tidak ada lagi 'nanti'.."
※※※
"Dari tadi wajah lo serius banget. Lagi mikirin apa sih?"
Tania tersentak kaget dan dia cengengesan sumbang, "Ehehe.. nggak kok.."
Mata Vira mulai menyipit, "Dari pagi tadi lo aneh banget tau gak?"
"Gue gak aneh kok. Ah.. lo liat Deryn?"
Vira duduk di depan temannya itu dan mengerling, "Dia masih nongkrong sama anak kelas 12.." dia monyong, "gue gak percaya dia lebih milih ngeceng daripada ngumpul sama kita.."
"Lo gak sama Kak Aji?"
"Dia lagi main basket.."
"Lo gak temenin dia?"
Vira mendelik, "Plis deh, dia udah gede. Gak perlu ditemenin segala. Lagian lebay banget kalo pacaran kemana-mana harus nempel melulu.." mereka menoleh bersamaan ketika mendengar keributan di depan pintu kelas. Si Hadi sedang mengomeli Deryn yang sepertinya tidak sengaja menginjak kakinya. Cewek itu malah cengar-cengir dan meminta maaf tanpa rasa menyesal. Setelah itu dia kabur dan berjalan menghampiri Tania dan Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemistry
Teen FictionVERSI REVISI COMPLETED Genre: Teen Fiction, Teen Romance, Action, Sci-fi, 15+ 👉Perubahan gaya bahasa 👉Banyak adegan dan dialog yang berubah 👉Lebih nge-flow dibacanya 😂 Blurb di dalam story ya Disarankan baca dari awal lagi 😃 Do not copy my stor...