BAB 13
Tiga hari menuju olimpiade.
Semua siswa yang mengikuti olimpiade belajar habis-habisan. Jadwal bimbingan yang tadinya tiga jam dari pulang sekolah sampai jam lima, kini bertambah jadi empat jam. Yang mengikuti turnamen juga berlatih sama kerasnya.
Tania merasa otaknya hampir pecah karena dicekoki segala macam teori dan hitungan. Dia tahu olimpiade ini bukan main-main. Bu Rere selalu berceramah tentang hal ini. Beliau juga selalu memberi semangat dan mengatakan bahwa menang atau kalah, itu tidak terlalu penting. Yang harus mereka lakukan hanya berusaha keras dan menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Hari ini kelas Bu Rere selesai lebih cepat. Sekarang baru setengah enam sore, tapi pelajarannya dipercepat karena Bu Rere sedang tidak enak badan. Tania berjalan keluar ruangan dengan gontai, beginilah kondisinya setiap bimbingan selesai.
"Oi, Tan!"
Tania menoleh dan menemukan wajah nyengir Adisty, temannya dari kelas X5. Mereka jadi lumayan akrab karena olimpiade ini.
"Apa?"
"Hehe.. Sori kalo gue rada kurang ajar, tapi gue penasaran banget.." dia memajukan badannya dan berbisik, "Lo beneran ya pacaran sama Kak Faris?"
Tania langsung melotot, "Kata siapa?!"
"Hehe.. bukan kata siapa-siapa sih. Cuman gue liat waktu di panti kalian akrab banget dan uhukk.. mesra.." dia menyeringai.
Wajah Tania mulai memerah. Adisty emang ikut rombongan waktu itu.
"Kenapa lo nyangka kayak gitu? Kita cuma temenan kok, gak pacaran.."
Adisty mengulum senyum, "Belum maksud lo?"
Cewek itu melotot padanya dan Adisty malah ngikik. "Hihi.. menurut gue sih Kak Faris leboh cocok sama lo daripada sama Kak Santi.."
Tania berkedip, "Kak Santi?"
"Lo gak tau? Dia itu temen sekelas Trio Ganteng tau! Dia udah lama banget naksir Kak Faris tapi gak pernah digubris. Hihi.. Kak Farisnya malah kepentok sama lo. Gue gak heran sih karena lo emang imut banget, Tan.." dia nyengir, "gue duluan ya, udah sore banget. Daahh.."
Tania hanya berkedip dan dia melangkah keluar ruangan dengan malas. Kak Santi? Siapa dia? Ah.. emang gue pikirin, yang terpenting sekarang adalah mikirin olimpiade! Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Lagi pula selama ini cowok itu tidak pernah terlihat bersama oknum bernama Santi itu.
Tanpa diminta, dia malah mengingat kejadian dua hari lalu. Saat tiba-tiba Faris datang ke rumahnya. Dia menunduk dan mendadak tersipu sendiri. Saat itu dia dan mamanya sedang membereskan pesanan kue Tante Hana. Pesanannya banyak banget dan dia membantu mamanya. Mamanya memang tidak membuka toko kue atau semacamnya. Dia hanya hobi membuat kue dan kebetulan kuenya enak.
Saat itu Tante Hana memang sudah menelepon kalau anaknya yang akan membawa semua kuenya. Dan saat bel berbunyi, Tania memang sudah menyangka kalau itu adalah anak Tante Hana, tapi dia tidak menyangka kalau anaknya Tante Hana itu ternyata adalah Faris!
Awalnya mereka berdua agak canggung karena belum pernah bertemu selain di sekolah. Setelah Faris mengungkapkan tujuannya, barulah Tania bersikap biasa meskipun sebenarnya dia masih agak kaget juga. Akhirnya dia juga membantu mengangkut kue ke mobil. Dia sempat menanyakan bagaimana Faris bisa tahu alamat rumahnya, dan cowok itu menjawab bahwa dia mendapat alamat itu dari mamanya dan dia juga tidak menyangka kalau itu ternyata ternyata alamat rumah Tania.
Tania menelusuri koridor sendirian. Lapangan basket sudah terlihat. Dia mengernyit ketika menemukan Aji, Rei, Vira, Deryn, Faris, Stella dan dua orang lainnya sedang mengerubungi sesuatu. Tania berjalan mendekat, dan melotot seketika. Ternyata mereka bukan mengerubungi sesuatu, tapi seseorang! Itu Ayu! Wajah mereka kompak melongo kecuali Deryn yang tampak menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemistry
JugendliteraturVERSI REVISI COMPLETED Genre: Teen Fiction, Teen Romance, Action, Sci-fi, 15+ 👉Perubahan gaya bahasa 👉Banyak adegan dan dialog yang berubah 👉Lebih nge-flow dibacanya 😂 Blurb di dalam story ya Disarankan baca dari awal lagi 😃 Do not copy my stor...