BAB 6
Faris: Mirisnya nasib jomblo di akhir pekan.
Gila! Hari ini di rumah gue ramee banget! Hari Minggu gini harusnya pada santai. Hadeh, di rumah gue malah kayak rapat partai. Papa gue dari sejak pagi tadi udah ke rumah sakit. Yeah.. bokap gue dokter. Katanya hari ini ada pasien yang mau dioperasi. Dulu papa gue juga gila kimia. Dan karena papa sering ngajarin gue dikit-dikit, akhirnya gue suka juga.
Riko lagi ada di sini ngebantuin ngurusin pernikahannya. Riko sama Kak Febi lagi mojok di taman belakang rumah. Katanya mau mendata temen-temen mereka yang mau diundang. Gue tau, itu cuma alesan. Kenapa gak bilang aja mau ngobrol berdua tanpa gangguan?
Di ruang tengah, tante-tante gue lagi heboh debat soal warna kebaya buat seragam keluarga nanti. Di ruang makan, Andi, adik laki-laki gue yang baru kelas 6 SD, sama Tara, adik cewek gue yang baru masuk TK, lagi seru main kejar-kejaran. Mama lagi asik telponan bareng temen lamanya. Sedangkan gue, gue terjebak di ruang tengah bareng tante-tante gue. Tadinya di ruang tengah cuma ada gue doang. Gue lagi seru browsing di laptop gue, sebelum akhirnya tante-tante gue datang.
Awalnya gue cuek aja. Tapi lama kelamaan gue juga malah dimintain pendapat."Udahlah, biru muda aja!" seru Tante Rika.
"Pink aja.." timpal Tante Anis.
"Jangan pink, kayak anak kecil, ungu muda aja.." sahut Tante Ana.
"Tanya Hana aja. Hanaaaa!!" Tante Rika berteriak sambil celingak-celinguk, "Yah, gimana sih, yang punya acara malah enak-enakan ngobrol di telepon.."
"Heh, Faris.." Tante Ana menepuk bahu gue, "menurut kamu bagusan mana, warna biru muda, pink, atau ungu muda?"
"Buat apaan, Tante?"
"Ya.. buat seragam kebaya..,"
Gue manggut-manggut pura-pura peduli, dan pura-pura mikir. "Mm, warna hitam aja, Tante.." ucap gue serius.
Tante Ana melotot, "Faris! Ini kebaya buat kawinan! Bukan pemakaman!! Yang serius dong!"
"Aku serius kok.." Gue ngedip watados. Hih, barusan nanyain pendapat. Giliran dijawab gak terima. Ibu-ibu maunya apa sih? Mereka kembali meneruskan perdebatan dan gue kembali meneruskan browsing sambil berusaha 'menulikan diri' dari keadaan sekitar.
"Aaahh.. akhirnya kita punya jalan keluar.."
Gue kaget banget karena Tante Anis tiba-tiba duduk di sebelah gue.
"Faris, itu kamu lagi main internet, kan? Tolong cariin dong model kebaya terbaru.."
Gue melotot. Gue disuruh browsing model baju kebaya! Yang bener aja!!
"Ayo cepetan dong.."
Akhirnya dengan wajah monyong, gue terpaksa menuruti keinginan tante rese ini. Tak sampai lima detik dan.. JENG.. JENG.. bermacam-macam model baju kebaya keluaran terbaru terpampang di layar laptop. Tante gue langsung menjerit.
"Aaaa.. yang itu bagus bangeet!!"
Gara-gara kehebohannya, tante-tante gue yang lain langsung menyerbu ke sini dan mereka juga ikut-ikutan memekik histeris begitu melihat gambar di layar. Sekarang gue dikerubutin tiga tante. Dan mereka kembali berdebat.
"Yang itu tuh, yang merah aja.." Tante Ana menunjuk-nunjuk layar.
"Aah.. yang itu terlalu biasa. Yang ini aja nih.." giliran Tante Rika yang nunjuk-nunjuk.
"Eh, bagusan yang ini, lebih berkelas!" Tante Anis gak mau kalah.
Gue udah mau meledak. Tante-tante rese ini makin heboh, dan ngotot pada pilihan masing-masing. Sampai akhirnya mama datang dan ikutan nimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemistry
Teen FictionVERSI REVISI COMPLETED Genre: Teen Fiction, Teen Romance, Action, Sci-fi, 15+ 👉Perubahan gaya bahasa 👉Banyak adegan dan dialog yang berubah 👉Lebih nge-flow dibacanya 😂 Blurb di dalam story ya Disarankan baca dari awal lagi 😃 Do not copy my stor...