1. Lost

5.4K 270 42
                                    

🎶 Want You Back - 5 Seconds of Summer.



- ᴀꜱ ʏᴏᴜ ʟᴏᴠᴇ ɪᴛ -

ᴀ ꜱᴀꜱᴜꜱᴀᴋᴜ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ🌌



Bandara adalah salah satu tempat yang tak pernah sepi. Banyak orang berlalu lalang. Beragam bentuknya. Ada yang tergesa-gesa, ada pula yang santai berjalan. Suara speaker memenuhi seluruh ruangan.

Ruang kedatangan kini penuh dengan manusia-manusia yang baru saja mendarat dari pesawatnya. Banyak ekspresi yang di keluarkan oleh para mantan penumpang tersebut. Tersenyum bahagia, berwajah sendu, ataupun biasa saja.

Salah satu dari ratusan orang di sana baru saja keluar melewati pintu yang menghubungkan ruang kedatangan dengan bagian luar bandara.

Gadis bersurai merah muda itu berekspresi sendu. Matanya membengkak, bekas air mata mengalir, wajah kusut, dan sejenisnya.

Sambil menggeret koper berwarna hijau muda miliknya, ia berjalan dengan cepat, tidak, ia berlari. Tak peduli orang-orang berbicara aneh-aneh tentangnya.

Namun kegiatan berlarinya terhenti lantaran ponsel yang ada di saku celananya berbunyi. Mengeluarkannya dari saku tersebut lalu meletakan di telinganya.

"Moshi-moshi. ...... Ya aku sudah sampai di Kansai International Airport. ........ Tidak, aku dijemput supir. ........ Aku akan segera sampai."

Setelah memutuskan sambungan teleponnya. Ia kembali berlari dan pandangan matanya menangkap seorang pria dengan kertas bertuliskan namanya. Naik tanpa berpikir untuk memasukan kopernya dalam bagasi. Dan menyuruh si supir itu melaju menuju suatu tempat.

"Karin-neesan..."

Pemuda berambut raven mencuat keatas itu berakali-kali mengumpat sambil berdoa untuk seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya. Ia mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan yang di atas batas wajar tanpa peduli keselamatan.

"S-Sial!!" Lagi-lagi ia mengumpat lantaran ramainya jalan dan membuatnya kesulitan mengemudi dengan kecepatan yang ia gunakan.

Perasaan pemuda itu sangatlah kalut. Hingga mobilnya itu bergerak dengan ugal-ugalan. Sang pengemudi tidak peduli dengan ramainya lalu lintas saat ini. Yang ia pikirkan hanyalah gadis bersurai merah yang selama ini mengisi hatinya.

Mendahului dari kanan ataupun kiri ia lakukan. Menerobos lampu merah juga dilakukannya. Hampir menabrak seseorang ataupun menabrak tiang listrik.

BRAAK!

Bukan hampir menabrak lagi. Kali ini pemuda berambut raven itu menabrak tiang listrik cukup keras. Bersamaan dengan itu, mesin mobilnya mati.

"Grr, sial!" umpat lagi.

Ia mencoba menstarter mobilnya. Namun nihil, tak terdengar suara mesin mobilnya. Lagi-lagi umpatan yang lebih kasar keluar tanpa sengaja di mulut pemuda itu.

Wajah pemuda itu berubah. Dari emosi menjadi sendu. Dengan perlahan ia menempelkan dahinya di setir.

"Karin..."

As You Love ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang