XIII. Dear Future.

1.3K 115 6
                                    

🎶 Dear Future Husband - Meghan Trainor

-HAPPY READING-

Pertama kali Sakura merasakan perasaan ini kapan, ya? Mungkin belum pernah. Berarti ini adalah kali yang pertama dia merasakan debaran jantung yang menggila, wajah hangat memerah, dan rasa bahagia saat memikirkannya. Perasaan yang kebanyakan orang sebut cinta.

Dan objek dari perasaannya itu ada di hadapannya sekarang. Sedang menatapnya dengan senyuman tipis yang menambah ketampanannya. Iris kelam milik lelaki yang ia cintai itu menatapnya dengan penuh damba. Mewakili rasa cinta yang ada.

Sakura berjalan mendekat. Membalas senyuman Sasuke, kekasih hatinya, dengan tulus dan menunjukan ekspresi cintanya. Tangannya tergerak untuk menggandeng orang di depannya.

Tanpa ragu lagi Sasuke menyambut tangan mungil itu. Menggenggam lebih erat. Mengirimkan kehangatan ke seluruh tubuh. Sampai-sampai wajah putih Sakura merona merah saking hangatnya.

"Sasuke-nii," panggil Sakura. Reflek Sasuke menoleh.

"Hn? Ada apa?"

"Aku mencintaimu." Sasuke tertawa kecil. Tak dapat dipungkiri, wajah Sasuke menyiratkan kebahagiaan. Tangan yang bebas ia angkat untuk mengacak surai merah muda milik Sakura.

"Aku tahu, berapa kali dalam hari ini kau mengucapkan itu?" Sasuke terkekeh. Melangkah ke depan, menikmati cahaya senja yang menenangkan.

Sakura tersenyum kikuk yang menyiratkan rasa malunya. Namun pandangan memuja untuk Sasuke belum kunjung ia padamkan. Terus menatapnya tanpa kedipan berarti. Sampai akhirnya suara bariton Sasuke mengacaukan lamunannya.

"Sakura, kira-kira kau ingin menikah umur berapa?"

Sakura berkedip beberapa kali menandakan proses mencerna perkataan Sasuke lambat ia lakukan. Sesaat kemudian ia paham dan pipinya kembali bersemu merah karenanya.

'Menikah? Dia mau menikahiku?! Kyaaa!!' inner Sakura berteriak girang.

Gadis surai merah muda itu mengulum senyumnya. Tangannya bergerak gelisah saking gugupnya. Perasaan senang atau sering disebut ngefly itu menggerayangi hatinya. "Eum, lebih cepat lebih baik."

Sasuke terkekeh kecil saat melihat Sakura yang bersikap malu-malu kucing di hadapannya. Ia kembali mengeratkan genggamannya pada Sakura.

Seharian ini mereka menghabiskan waktu berdua lantaran besok Sakura harus kembali ke Benua Amerika untuk kembali bersekolah.  Melukis suatu kenangan sebelum berpisah lama itu perlu.

"Sasuke-nii, kau mau punya anak berapa nanti?" tanya Sakura malu-malu. Sasuke tampak berpikir.

"Mungkin 2 anak cukup," ucap Sasuke yakin.

Sakura tampak mengulum senyumnya. Lama terdiam. Sakura kembali berbicara. Tanpa menatap Sasuke. Ia menatap langit yang mulai menampakan warna jingga.

"Nanti, saat aku menikah, aku ingin melaksanakannya di vila dengan bukit yang sejuk dan damai. Tidak perlu banyak orang dan tidak perlu mewah. Aku hanya ingin di perbukitan. Kemudian, hmm, aku ingin pestanya outdoor. Meriah namun sederhana. Aku ingin banyak bunga di sana agar lebih cantik dan natural. Oh, iya, sepertinya musim semi adalah pilihan yang bagus untuk melaksanakannya. Setelah pesta selesai, aku ingin menginap di vila itu selama 2 hari. Setelah itu aku akan mencari rumah yang indah dan tinggal di sana sebagai keluarga bahagia."

Sasuke memandang Sakura yang masih asik mengoceh tentang masa depan impiannya. Melihat itu, Sasuke tersenyum kecil dan gemas akan tingkah kekasihnya itu.

"Hn, bilang saja kau ingin segera dinikahi," celetuk Sasuke sambil mengacak surai merah muda milik Sakura.

Sakura menoleh ke arah Sasuke dengan cepat. Wajahnya bersemu merah menahan malu. Tak lama ia menunduk menyembunyiknya semburat merah di wajahnya. Membuat Sasuke terkekeh.

As You Love ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang