3. Hi!

2.1K 174 23
                                    

🎶 Trust Fund Baby - Why Don't We



- ᴀꜱ ʏᴏᴜ ʟᴏᴠᴇ ɪᴛ -

ᴀ ꜱᴀꜱᴜꜱᴀᴋᴜ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ🌌



"FOREHEAD!! I MISS YOU SO MUCH!!"

Terjangan sekuat banteng Sakura terima dengan pertahanan gajah. Sakura sudah terlalu biasa dengan ini. Di mana saat sahabat tercintanya menerjang tubuhnya yang tak bisa dibilang besar ini. Ia tahu jika Ino -sahabatnya- itu merindukannya, tapi ayolah, Sakura terlalu lelah sekarang.

"Ya, ya, ya. I miss you too. Tapi bisakah kau mengerti bahwa aku lelah saat ini?" ucap Sakura sarkas dengan gurat kelelahan di wajahnya. Mau tak mau Ino pun melepaskan pelukan rindunya.

"You know? Tanpamu aku tidak makan makanan yang layak saat kau pergi. Aku sangatlah tersiksa dengan itu," curhat Ino seraya mengambil koper yang Sakura bawa dan melangkah menuju ruang tengah.

Sakura mengikuti Ino dan tatapan berbinar mengarah pada sofa biru tua yang terlihat empuk untuk ditidurinya. Tanpa babibu lagi, Sakura menerjang sofa tersebut dan memeluk bantal panjang yang tersedia di atas sofa.

Sakura memejamkan matanya secara perlahan dan mulai tertidur. Helaian merah mudanya menutupi wajah ayu miliknya tidak membuat tidurnya terganggu. Dengkuran halus pun mulai terdengar. Terlihat damai.

Ino kembali setelah kebingungan tidak ada Sakura di belakangnya. Dan ternyata orang yang ia cari sedang terlelap dengan damainya. Tak ingin mengganggu, Ino pun melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia benar-benar lapar sekarang.

Sakura memutar bola matanya bosan. Ino tak henti-hentinya berbicara. Sudah begitu, setiap katanya diucapkan dengan kecepatan cahaya dan tidak ada yang dipahami Sakura. Telinganya terasa panas saat mendengan setiap kata yang di dengarnya. Akhirnya ia pun melirik Ino sekejap.

"Oh ya, Sakura. Saat kau di Jepang, apa saja yang kau lakukan?" Ino bertanya dengan kecepatan cahaya yang untungnya dapat didengar Sakura. Dan Sakura bersyukur saat ini suara Ino tidak keluar lagi.

"Tidak ada apa-apa. Saat orang berduka karena ditinggal orang disayanginya, mereka pasti tidak dapat melakukan apa-apa selain bersedih dan diam." Sakura menjelaskan dengan bertopang dagu seraya menatap pintu kelas dan jam tangannya bergantian.

Tak lama raut sendu ia tampilkan. Tanpa sengaja ia terpikir tentang kakaknya yang telah pergi dari dunia ini selamanya. Kakaknya yang telah banyak memberikan kenangan indah.

Ino memandang Sakura dengan sendu. Tentu saja ia juga merasa sedih saat sahabtanya merasa sedih. Ia menatap Sakura dengan senyuman. Seharusnya ia bersyukur semua orang yang disayanginya masih ada sampai sekarang.

Sakura melirik Ino yang masih duduk ditempatnya memandang Sakura dengan kikuk. Sakura tersenyum hampir tertawa saat melihat sahabatnya menampilkan raut konyol.

"Bukankah sekarang kelasmu dimulai, Ino?" Ucapan Sakura membuat Ino menatap jam tangannya dan membelalak. Ia pun segera pergi dari kelas Sakura tanpa pamit.

As You Love ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang