XII. Love?

1.7K 130 13
                                    

🎶 A Thousand Years - Christina Perri

- HAPPY READING -

Sasuke berdiri dengan tegak di depan rumah Sakura di malam hari ini. Tangannya ia lipat di depan dada. Wajahnya menampilkan raut masam. Sesekali ujung kakinya ia hentakan kecil.

Menunggu bukanlah hal yang Sasuke suka sebenarnya. Tetapi jika menunggu kekasihnya, pasti akan ia lakukan dengan lapang dada penuh keikhlasan.

Tapi jika sudah kurang lebih satu jam menunggu, bukankah itu keterlaluan?

Sakura dan dirinya membuat janji jam 7 malam untuk pergi ke festival musim panas yang akan diadakan sepanjang musim panas. Ya bisa disebut kencan pertama. Mungkin akan sangat jarang mereka untuk bertemu setelahnya.

Namun sekarang jam yang melingkar indah di tangan Sasuke menunjukan pukul 8 malam kurang 5 detik yang sekarang menjadi pukul 8 lewat 10 detik dan bertambah terus-menerus. Membuat Sasuke mengeluarkan suara tidak mengenakan yang bisa disebut gerutuan.

Entah apa yang kekasihnya lakukan. Kemungkinan besar Sakura sedang memakai pensil alis dan tidak bisa diganggu sedetik pun.

'Sabar, Sasuke. Sabar,' batin Sasuke kesal.

Setelah sekian lama, akhirnya Sasuke menampilkan wajah cerah. Setelah kurang lebih 15 menit dari terakhir kali Sasuke melibat jam, Sakura keluar dari rumahnya.

Gadisbersurai merah muda itu hanya menggunakan rok mini yang dipadukan dengan kemeja tanpa lengan yang terlihat imut pada Sakura. Make up pada wajahnya pun tidak terlalu tebal. Tidak seperti yang Sasuke bayangkan.

Sasuke pikir Sakura akan menggunakan yukata dengan menggulung rambutnya. Penampilan gadis Jepang saat menghadiri festival musim panas.

Jadi apa yang Sakura lakukan selama 1 jam 15 menit tadi?!

"Hai, Sasuke-nii! Maaf lama ya, aku harus menyiapkan Ino dulu."

Tak lama Ino datang dari arah dalam rumah Sakura. Tanpa sengaja Sasuke melihat penampilan Ino dengan yukata berwarna merah. Rambut pirang panjangnya ia gulung rapi. Membuat kesan anggun dan kalem, sangat berbeda dari biasanya.

"Bagaimana, Sasuke-nii? Ini adalah hasil karyaku! Bukankah ini cantik?"

Sasuke menghela napas kesal. Ia ingin marah. Melampiaskan. Tapi ia hanya sendiri di sini.

Tak bisa menjawab apa-apa, Sasuke hanya mengangguk dan memberikan senyum sedikit terpaksa. Ino sedari tadi diam lantaran tak paham apa yang sepasang kekasih ini bicarakan.

"Ino akan ikut kita. Tidak keberatan kan? Ino harus tau bagaimana menyenangkannya festival musim panas," ucap Sakura antusias.

Sasuke merasakan deja vu. Ini sama kisahnya dengan Karin dulu. Membuat wajah dongkol terlukis indahnya di wajah rupawannya.

'Kakak sama adik sama saja,' batin Sasuke melas.

'Untung sayang, kalau tidak sudah kusantet mereka,' lanjut batin Sasuke berbicara.

"Iya, tentu saja."

Menolak itu percuma kan?

/•/

Dan kini mereka berdiri. Di tengah lautan manusia dengan suara bising di mana-mana. Di bawah langit penuh kerlap-kerlip bintang yang indah.

Sasuke melirik wajah Sakura yang terlihat gembira dan bersemangat. Terbukti oleh tangannya yang digenggam erat oleh Sakura.

Sama dengan Sakura, iris kebiruan Ino juga menampilkan binar kagum akan gestival yang diadakan setiap setahun sekali ini. Tak henti mulutnya berdecak kagum akan sesuatu di sekitarnya ini.

As You Love ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang