🎶 Closer - The Chainsmokers feat Halsey
•
•
•- ᴀꜱ ʏᴏᴜ ʟᴏᴠᴇ ɪᴛ -
ᴀ ꜱᴀꜱᴜꜱᴀᴋᴜ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ🌌
•
•
•TOK TOK TOK
Sakura mengernyitkan matanya saat suara ketukan atau gedoran memenuhi ruang tidurnya dan menganggu kedamaian. Dengan berat hati ia membuka matanya, menampilkan netra bagaikan bongkahan batu emerald.
Suara gedoran pintunya tak kunjung berhenti. Membuat Sakura menghela napas gusar. Sakura mendengar teriakan Ino yang sudah sangat bosan ia dengar. Satu-satunya cara agar semua itu berhenti adalah membuka pintu dan menampilkan diri dihadapan Ino, si penganggu paginya.
Dengan langkah lambat, Sakura menuju pintu. Tanpa tunggu lama, tangannya meraih daun pintu dan membukanya. Iris miliknya masih menunjukkan rasa kantuk ditambah dirinya yang sedang menguap.
Kini Sakura menatap Ino, seseorang di balik pintu yang tadi menimbulkan suara berisik. Dengan tatapan kesal ia menelisik penampilan Ino yang sudah berpakaian lengkap siap untuk pergi ke kampus.
Matanya melotot dan menyadari suatu hal bahwa saat ini dia terlambat. Dengan kecepatan maksimal, Sakura berlari menuju kamar mandi dan bersiap. Sesekali ia bergumam, "aku terlambat! Aku terlambat!".
Ini semua karena semalam ia terjaga terlalu lama lantaran seseorang membayanginya. Membuatnya tersenyum layaknya orang gila dan merasakan rasa hangat yang menyelimuti hatinya. Seseorang yang akhir-akhir ini menemani harinya. Pengganti sang kakak perempuan yang sudah tiada.
Setelah siap dengan pakaian yang melekat di tubuhnya, Sakura segera memakai sepatunya. Namun secarik kertas di atas rak sepatu menarik atensinya. Sambil mengenakan flat shoes miliknya, ia membaca kalimat yang tertera pada kertas tersebut.
Aku duluan, aku sudah terlambat. Maafkan aku. Semoga harimu menyenangkan:).
Ino
Sakura tersenyum menanggapi pesan Ino. Ia pun meletakkan kertas itu pada tempatnya lagi. Tanpa tunggu lama, Sakura segera meninggalkan kamar asramanya.
Baru beberapa langkah ia meninggalkan lobi asramanya, gadis berwajah manis itu baru ingat bahwa hari ini dia memiliki jadwal kelas siang.
Dan itu berarti dia tidak terlambat sama sekali.
"Oh my God! Jika tahu begini aku akan memilih baju terlebih dahulu!" Sakura berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya yang ia ikat asal.
Dengan langkah sambil dihentak, Sakura pergi menuju taman. Wajahnya masih menampilkan raut kesal bukan kepalang. Padahal ini salah dirinya sendiri. Jika saja Ino tidak memberikan memo tersebut, pasti ia masih dengan nyenyak tidur di kasurnya.
Tanpa Sakura sadari, sebuah sepeda melaju kencang ke arahnya saat ia ingin menyeberangi jalan menuju taman. Suara bel dari sang pengendara pun menyadarkan Sakura. Iris hijaunya membulat bersamaan pula dengan membulat bibir ranum miliknya.
"KYAAAA."
Syuut
Sakura berteriak bersamaan dengan seseorang menarik kerah belakang kemejanya dengan cukup kuat dan cepat. Ia merasakan sedikit tercekik dan terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Love It
Fanfiction[CHAPTERED] - [ON GOING] - [SASUSAKU] Ini semua berawal dari kakaknya. Kepergian kakak perempuannya mengakibatkan pertemuan dengan lelaki beriris obsidian yang merupakan kekasih kakaknya. Membuatnya mengenal lebih dalam apa itu makna cinta. Bukan h...