🎶 Havana - Camila Cabello feat Young Thug
•
•- ᴀꜱ ʏᴏᴜ ʟᴏᴠᴇ ɪᴛ -
ᴀ ꜱᴀꜱᴜꜱᴀᴋᴜ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ🌌
•
•
•"Kau akan ke mana di liburan musim panas kali ini?" Ino menghampiri Sakura yang sedang menonton televisi yang sebenarnya tidak ia tonton. Perhatiannya terfokuskan pada ponsel di tangannya.
Sakura menoleh ke arah Ino. Berpikir sebentar, ia pun menjawab pertanyaan Ino. "Sepertinya aku akan pulang ke Jepang. How about you?" jawab Sakura sekaligus bertanya.
Kali ini Ino yang diam berpikir untuk menjawab pertanyaan Sakura. Tangannya ia ketuk-ketukan di atas pahanya. Berpikir lebih lama dari Sakura.
"Orang tuaku pasti sibuk. Libur mereka tidak sama denganku. Hm, apa yang harus kulakukan selama liburan." Ino menghela napas putus asa.
"Bagaimana jika kau ikut aku ke Jepang?" Sakura mencetuskam ide cemerlang yang disambut Ino dengan binar di kedua matanya.
"Ide bagus!" seru Ino semangat. Sakura menyengir bangga.
•
Senyum lebar merekah dengan menawan di wajah kedua gadis berbeda warna surai itu. Helaian pirang dan merah muda mereka tertiup angin. Membuat rambut-rambut itu melambai-lambai.
Kini mereka sudah sampai tujuan, Bandara Kansai. Bandara yang bertempat di kota Osaka. Tempat Sakura dilahirkan. Untuk menghabiskan liburan, Sakura dan Ino memilih ke Jepang, tepatnya Osaka.
"Jadi Sakura, ke mana kita pergi sekarang?" tanya Ino sembari melepaskan kacamata hitamnya. Memberikan kesan eksotis padanya.
"Ke rumahku dulu, menaruh barang-barang dan kita akan bersenang-senang," kata Sakura dengan ponsel yang ia tempelkan di telinga kanannya.
"Sasori-nii, jemput aku di bandara. Sekarang!" perintah Sakura dengan nada seperti bos kepada anak buahnya.
Ino melihat sekelilingnya untuk menunggu kegiatan Sakura menelpon kakaknya. Iris aquamarine miliknya memperhatikan tempat yang asing baginya. Sampai akhirnya netra miliknya menangkap seseorang bersurai hitam klimis sedang berjalan sambil menggeret koper.
Ia menyipitkan matanya guna memperjelas pengelihatan. Memastikan dugaannya benar. Seorang pemuda berkulit pucat dengan rambut klimis. Walau banyak orang yang berpenampilan seperti itu, Ino yakin bahwa itu adalah Sai. Kekasih impiannya.
Semburat kemerahan hinggap dengan manjanya di wajah cantik Ino. Tak lain dan tak bukan lantataran ingatan manis membahagiakan tentang dirinya dan Sai. Mulutnya sudah terbuka untuk memanggil Sai sampai Sakura berbicara, menggagalkan suara merdunya menyapa telinga Sai.
"Sasori-nii akan menjemput kita di sini. Tolong perhatikan mobil yang lewat, ya. Sepertinya niisan akan menggunakan mobil lexus hitamnya." Ino mengangguk cepat setelah mendengar kata-kata Sakura. Segera ia alihkan pandangan ke arah ia melihat Sai tadi.
Tapi setelah Ino menoleh, tidak terlihat Sai berjalan dengan kopernya. Hilang dari pandangannya. Ia pun menelusuri sekitarnya untuk menemukan Sai kembali. Namun nihil, tidak ada juga lelaki berkulit pucat tersebut.
"Ino, sepertinya Sasori-nii masih lama. Ayo kita beli starbucks atau hal lainnya. Aku haus. Hei Ino!" Ino tidak memperdulikan kata-kata Sakura. Tepatnya tidak mendengar Sakura. Yang diabaikan hanya menggeram kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Love It
Fanfiction[CHAPTERED] - [ON GOING] - [SASUSAKU] Ini semua berawal dari kakaknya. Kepergian kakak perempuannya mengakibatkan pertemuan dengan lelaki beriris obsidian yang merupakan kekasih kakaknya. Membuatnya mengenal lebih dalam apa itu makna cinta. Bukan h...