🎶 Story of My Life - One Direction
•
•
•- ᴀꜱ ʏᴏᴜ ʟᴏᴠᴇ ɪᴛ -
ᴀ ꜱᴀꜱᴜꜱᴀᴋᴜ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ🌌
•
•
•Sakura melangkahkan kaki keluar pemakaman dengan langkah gontai. Tubuhnya limbung dengan wajah sembab yang terlihat menyedihkan. Seakan ia akan jatuh sebentar lagi karena tubuhnya terlihat lemah dan tak mampu menahan berat beban tubuhnya.
Menggenggam ponselnya erat Sakura mencoba mengabaikan dering ponsel yang serasa menganggunya itu. Tak ingin melihat siapa gerangan yang menelponnya di saat keadaan hatinya hancur.
Namun dering ponsel itu tak kunjung berhenti. Hingga dering ketujuh yang mampu membuatnya pusing tujuh keliling, ia pun melirik siapa gerangan si penelpon.
Fakta bahwa si penelpon adalah nomor asing, membuat Sakura kesal dan akhirnya mengabaikan lagi dering ponsel itu yang semakin membuat telinganya berdengung. Pada dasarnya Sakura tak pernah menghiraukan panggilan dari nomor asing.
Sakura melanjutkan langkahnya gontai. Area pemakaman ini sangat luas dengan jalan masuk yang cukup jauh dari kota. Ini sedikit menyebalkan karena Sakura harus berjalan agak jauh untuk mendapatkan angkutan umum atau taksi. Sakura agak menyesali karena menolak Naruto untuk menunggunya.
Lama berdering, ponsel Sakura tak lagi mengeluarkan lantunan suara yang terdengar seperti bel itu. Mendesah lega, Sakura tetap melanjutkan langkahnya. Sedikit lagi Sakura akan tiba di suatu taman yang memang terletak tak jauh dari pemakaman. Mungkin ia akan duduk sejenak di sana, ia merasa sedikit pegal di badannya dan pening di kepalanya.
Sakura tiba dan menyenderkan tubuhnya di pohon yang teduh. Mengelap sedikit keringatnya, Sakura mencoba mencari-cari botol minum yang biasanya ia bawa. Namun seblum ia memdapatkannya, atensinya teralih kepada seekor kucing yang berlari ke tengah jalan laluan kendaraan.
Dan jalan yang biasanya sepi tanpa lalu lalang kendaraan mampu membuatnya melotot karena sebuah mobil tengah melaju dengan kencangnya. Menurut perkiraan amatir namun cukup akuratnya, kucing itu akan tertabrak.
Sakura akan memekik, jika saja tidak ada sesosok gadis bergaun putih misterius menarik kucing itu sebelum terlindas oleh ban mobil yang lewat. Dan Sakura tak bisa untuk menahan keterkejutannya ketika sosok itu memiliki surai senada milik kakaknya. Tidak, itu memang kakaknya. Sakura kenal betul dengan gadis bersurai merah marun dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya, tersenyum lega sambil mengelus kucing digendongannya.
Sakura menyadari suatu hal jika ia sedang berhalusinasi ketika ia berkedip. Semuanya hilang dengan sekejap. Kucing itu melanjutkan langkahnya dan mobil itu sudah melaju di ujung jalan sana. Sakura merasa kepalanya berputar. Bayang-bayang kakaknya masih bergentayangan di pikirannya. Tubuhnya sedikit oleng namun pegangan pada pohon membantunya tetap berdiri.
Mengatur napasnya yang masih terburu, Sakura mulai berpikir, mungkin kakaknya memang sedang menyapanya. Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masalah Sakura. Namun ini menambah rumit perasaan Sakura.Kedatangan kakaknya dalam halusinasinya tak menjawab apa pun. Apa ini tak ada artinya? Apa Sakura mengkhayal? Ia merasakan hal tidak mengenakan.
Sakura berkedip saat merasakan getaran pada sakunya dan mendengar dering teleponnya. Nama sang kakak tertera pada layar ponselnya. Tak pikir panjang, Sakura segera mengangkat telepon tersebut dan menahan rasa pusing yang tak kunjung berhenti.
"Sakura?"
Mengabaikan nada kakaknya yang terdengar gelisah, Sakura langsung nyerocos dan mengeluh tentang kepalanya yang semakin berdenyut. "Sasori-nii, jemput aku. Aku merasa pusing, di sini panas sekali. Kepalaku sakit dan badanku pegal. Aku di pemakaman."
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Love It
Fanfiction[CHAPTERED] - [ON GOING] - [SASUSAKU] Ini semua berawal dari kakaknya. Kepergian kakak perempuannya mengakibatkan pertemuan dengan lelaki beriris obsidian yang merupakan kekasih kakaknya. Membuatnya mengenal lebih dalam apa itu makna cinta. Bukan h...