Yoongi benar - benar berubah dia menjadi sosok yang sangat pendiam dan sangat jarang berbicara, terlihat begitu muram dan tak lagi ingin hidup. Ia hanya ingin sendirian di dalam ruangan tempatnya dirawat.
Menurut dokter ini hal yangsering terjadi pada seseorang yang kehilangan anaknya, memang secara fisik Yoongi adalah seorang laki - laki namun, bagaimanapun juga ia pernah mengandung seorang bayi. Dan kehilangan seorang bayi akan berdampak pada hisup sang ibu.
"Yoongi, lihat apa yang ku bawa untukmu?! Taraaaaaaa..... boneka kumamon kesukaanmu"
Yoongi hanya menoleh mendapati suara Seokjin. Sedangkan Yoongi masih tetap tertuduk dilantai sudut ruangan sambil menatap keadaan diluar kaca, Seokjin menghampirinya. Memakaikan sebuah selimut tebal juga syal untuk Yoongi.
"Apa aku akan bahagia?"
"Tentu, kau bisa memilih ingin tetap bersedih atau memilih kebahagiaan"
"Hyung bisakah kau membantuku? Aku takut"
Manik Seokjin melebar mendapati sebuah kalimat yang dilontarkan Yoongi, ia tak percaya hal ini terjadi. Yoongi mulai percaya padanya dan hal ini tidak akan diabaikan langsung oleh Seokjin.
"Kenapa takut? Lihat aku ada disini, apa kau masih ketakutan?"
Seokjin masih berusaha mencari tahu apa yang membuat Yoongi begitu ketakutan, usahanya sekarang adalah menghentikan ketakutan Yoongi dan membuatnya kembali tenang.
Yoongi tidaklah menjawab pertanyaan dari pemuda yang lebih tua darinya, respon yang diberikan hanyalah sebuah anggukan kecil.
"Tunggu disini sebentar ya aku akan ambilkan selimut yang lebih besar disana dan membuat tenda kecil, agar hanya ada kita berdua yang berbicara dan kau tidak ketakutan lagi bagaimana?"
"Ummm.. baiklah"
Seokjin bangkit dari duduknya dan meraih selimut untuk membuat sebuah tenda kecil, ia menggunakan tiang - tiang tempat infus untuk penyangga selimutnya lalu membawa Yoongi masuk dalam tenda yang ala kadarnya itu.
"Bwa...hihi apa kau takut?"
Yoongi sedikit terlonjak kaget melihat Seokjin yang tiba - tiba memunculkan kepalanya, Seokjin tertawa sebentar saat melihat Yoongi yang sudah mulai bisa tersenyum walaupun hanya sebuah senyuman tipis.
"Berikan tanganmu, aku akan menalinya dengan tali ini jadi jika ada seseorang yang akan mencelakaimu aku akan berada disampigmu, kau mengerti?"
Tali yang digunakan Seokjin adalah tali sepatu miliknya yang baru dibelikan Namjoon pagi tadi, meskipun begitu hal kecil seperti ini membuat Yoongi merasa bahwa ia akan aman jika berada disamping Seokjin.
"Jadi apa yang bisa kubantu? Bukankah kau bilang ingin ku bantu?"
"Ini, ceritakan semua foto yang ada didalam album ini, katakan juga apa hubungan mereka semua denganku"
Seokjin melihat album yang dibawa Taehyung kemari beberapa waktu yang lalu, mungkin ini yang membuat Yoongi terusik sejak saat peetama ia melihat album tersebut.
"Dia adalah Namjoon, Kim Namjoon mm kau memanggilnya Monster karena dia sangat suka merusak barang dan Namjoon adalah kekasihku, kau cukup dekat dengannya"
Seokjin mulai menceritakan berbagai moment yang Yoongi lewati, tak banyak memang namun Seokjin berharap bisa membawa pengaruh untuk Yoongi walaupun sedikit.
"Lihatlah hyung itu aku, aku disana di atas panggung dan bajuku sangat indah"
"Aaahhh...itu foto ketika kau berhasil mendapat gelar S1 milikmu. Kau menangis haru dan itu malah membuatku tertawa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Break!
FanfictionSummary Yoongi pergi meninggalkan Jimin dengan hatinya yang hancur, ia berjuang menjauh dari Jimin dengan membawa bayinya, namun benang takdir yang rumit sedang mengikatnya dengan penderitaan yang beruntun