Yoongi dan Taehyung berjalan beriringan, sedikit canggung memang mengingat status mereka kini menjadi pasangan resmi
"Hyung maaf aku bertanya soal ini, apakah kamu masih mencintai Jimin? Ku mohon jangan membencinya dia masihlah terlalu kekanakan untuk bertindak. Suatu saat dia akan benar - benar berubah menjadi Jimin yang akan menjagamu dan menghargai segala keinginanmu, menempatkanmu dijajaran tertinggi orang yang akan dihormatinya"
"Aku tak tau, apakah hatiku ini masih memendam perasaan itu ataupun tidak. Aku tidak bisa membencinya dia pernah menjadi seseorang yang mengisi hatiku dan menempatinya dengan waktu lama, sangat sulit untuk membenci seseorang yang pernah kamu sayangi"
"Aku tau itu, kau tetaplah Min Yoongi yang dulu dan tak pernah berubah. Aku tak menuntut perasaanku terbalaskan yang terpenting kini adalah kebahagian darimu, hyung apapun yang terjadi entah itu padaku atau padamu jangan pernah sekalipun kau memendam perasaan dendam untuk orang itu"
"Dendam?"
"Iya hyung dendam, perasaan itu hanyalah semu yang menghantarkanmu pada kehancuranmu nantinya. Apa yang akan kau dapat setelah semuanya terbalaskan adalah perasaan kosong"
"Aku mengerti sekarang, aku berjanji tidak akan memiliki itu didalam hatiku"
Keduanya saling menggenggam tangan mencoba menghangatkan dari serangan suhu yang semakin menurun.
"Aku ingin kita bisa mengunjungi baby besok apakah boleh, saat jam makan siang kantorpun aku tak masalah"
"Baiklah, setelahnya kita bersepeda bagaimana? Aku sudah lama ingin bersepeda sejujurnya"
"Tentu"
Di dalam sebuah mobil, seseorang tengah tersenyum meremehkan. Ditunjukkan kepada dua orang yang kini tengah ditatapnya tajam
"Dia sungguh sangat bijaksana, hingga ingin sekali aku mendengar kalimat terakhirnya sebelum aku menghabisi nyawanya"
Emosi telah memainkan peran dalam hidupnya kini, menelantarkan apa itu belas kasih
"Baby eoh? Lihat saja nanti, akan ku pastikan jika hidupmu dengan Taehyung tidak akan berlangsung lama tak akan ada kehidupan yang bahagia diantara kalian. Karena kau hanya bisa bahagia denganku"
Tak bisakah seseorang mengingatkan Jimin tentang istrinya yang tengah memasak sambil menunggu kedatangannya di rumah kini?
Ingatkah dia tentang statusnya kini.
"Apapun yang menjadi milikku akan tetap menjadi milikku, barang siapa yang mengambil akan ku pastikan esok harinya namanya menjadi salah satu kasus yang ditangani oleh kepolisian"
Jimin memutar kemudinya dan melaju secepat mungkin menuju runahnya, ia ingin melampiaskan emosinya dengan sex. Dengan istrinya sebagai boneka mainan pemuas emosi
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Break!
FanfictionSummary Yoongi pergi meninggalkan Jimin dengan hatinya yang hancur, ia berjuang menjauh dari Jimin dengan membawa bayinya, namun benang takdir yang rumit sedang mengikatnya dengan penderitaan yang beruntun