Esok pagi pun datang, mentari beranjak menyinari dunia. Sinar terang miliknya menembus tirai tirai putih ke segala penjuru. Hingga seorang pemuda bernama jungkook terganggu. Menyadari pukul berapa sekarang, segera ia membangunkan jimin.
"jimin, bangun lah kau harus pergi bekerja"
"baiklah"
Jimin bangun dan mengecup singkat bibir jungkook, selepasnya pergi ke kamar mandi. Jungkook sendiri berdiri dan membersihkan kamar mereka
"kau berbeda jim, kau masih mengharapkan yoongi. Aku mulai tersisih disini"
Air mata menetes tanpa ada ijinnya. Jungkook beranjak ke arah dapur untuk memasak.
Dilan kediaman sudah ada pasangan yang sibuk mengobrak abrik rumah mereka. Jika orang asing tau mungkin mereka dikira seorang pencuri
"kau meletakannya dimana taehyung, astaga hampir 2 jam kita mencarinya"
"aku meletakannya di atas meja, eh atau di laci. Entahlah aku tidak tau"
"astaga aku bingung. Itu berkas kerja sudah ku bilang seharusnya kau letakkan di ruang kerjamu"
"hehe maafkan aku. Nah ketemu"
Berkas yang dimaksud yoongi ternyata berada di meja taman dekat kolam ikan. Yoongi langsung saja berekspresi datar. Sedang taehyung cengar cengir tidak jelas
"maaf, aku lupa ternyata tidak ku bawa masuk kemaren sore"
"lihatlah rumah menjadi berantakan, lalu harus bagaimana sedang sekarang harusnya pergi ke kantor"
"kan sudah ada para maid yang membersihkan rumah kita, sudah ayo berangkat. Sebentar lagi kita harus ada untuk meeting"
Tak lama akhirnya mereka memakai sepatu kerja dan memilih berangkat. Sementara para pelayan di rumah hanya melongo tak percaya melihat keadaan 3 ruang besar menjadi berantakan karena satu berkas saja.
Di kantor mereka telah disapa para pegawai dengan membungkukkan badan. Yoongi dan taehyung membalas dengan senyum ramah mereka.
"nah ini adalah ruanganku. Tempatmu bekerja ada di depan ruanganku. Kau sudah mempelajari tugas yang harus dilaksanakan olehmu kan?"
"ya sudah, walaupun kau suamiku dan aku bekerja untukmu tetap saja aku takut membuat kesalahan"
"kesalahan kan wajar, lagipula seorang dengan predikat perfectsionis juga kadang membuat kesalahan. Sudah ya aku masuk dulu"
"emm baiklah, semangat bekerja taehyung"
"kau juga hyung"
Taehyung memasuki ruangannya, sementara yoongi telah duduk di kursinya. Sudah ada beberapa berkas di meja kerja taehyung membuat sang empu menggeleng penat. Yoongi mulai mengetik sesuatu. Hingga ponsel yoongi bergetar sebab jin mengirim pesan
Ting!
Seokjin
Ku dengar kau bekerja hari ini, apa itu benar? Aku hanya ingin mengundangmu ke pembukaan kedai kopiku nanti malam. Ajak taehyung jugaBaiklah kami akan datang, dan memang hari ini aku bekerja
Mereka kembali pada aktifitas mereka. Hingga seorang bernama kim namjoon datang menghampiri yoongi.
"hai yoongi, ini adalah berkas meeting untuk nanti"
"ah terima kasih namjoon, tunggu apa kau bekerja di sini juga?"
"tidak aku masih bekerja dengan jimin. Sialnya adalah kau akan bertemu dengannya nanti saat meeting"
Namjoon tersenyum kecut meratapi kenyataan yang ada, yoongi tersenyum maklum. Pasti namjoon mengkhawatirkannya sebab bertemu dengan jimin sejak pertama kali bertemu setelah sekian lama
"tak apa namjoon jangan khawatir. Kenapa tidak mengundirkan diri dari jimin kau bisa bekerja dengan taehyung"
"aku akan segera mengundurkan diri, dan membantu jin mengurus kedainya. Jin mengurus kedaiku selama ini jadi aku akan mengurusnya sendiri"
"nanti aku akan datang dengan taehyung saat makan malam. Jin mengundangku"
"akupun begitu, kita ketemu disana. Sudah ya aku pergi dulu. Sampai jumpa salam untuk taehyung"
"tentu"
Namjoon pergi dari ruangan itu. Saat ini ia hanya perlu menghadap jimin dan memberi surat pengunduran diri miliknya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Break!
FanfictionSummary Yoongi pergi meninggalkan Jimin dengan hatinya yang hancur, ia berjuang menjauh dari Jimin dengan membawa bayinya, namun benang takdir yang rumit sedang mengikatnya dengan penderitaan yang beruntun