Namjoon memasuki ruangan jimin dengan wajah datarnya, niatnya ia hanya menyerahkan lalu pergi tapi siapa yang tau soal hal yang akan terjadi nanti.
Tok tok!
"masuk"
Aura mencekam segera dirasakan oleh namjoon, jimin disana kembali membaca dokumen dan memeriksa beberapa email yang baru diterima. Merasa ada sesuatu yang penting lantaran namjoon yang tidak langsung berbicara membuatnya menoleh.
"ada apa? Tidak biasanya kau diam begitu lama saat di ruanganku"
Jimin menyender pada kursi kebanggaan miliknya, menatap namjoon yang tetap diam seribu bahasa
"maaf jimin aku ingin mengundurkan diri"
Namjoon selangkah maju dan menyerahkan sebuah amplop putih. Jimin menatapnya tajam.
"apa maksudnya ini! Apa gaji yang ku beri kurang?! Jika iya katakan berapa banyak yang kay mau! Akan ku beri padamu!"
Jimin berteriak marah, bahkan kini telunjuknya dengan berani menunjuk wajah namjoon
"maaf jimin, tapi aku tidak lagi nyaman seperti ini. Jin dan aku akan membuka sebuah toko, jadi ku putuskan untuk mengundurkan diri"
"tch, toko katamu! Hei dengar toko tak akan membuatmu kaya! Uang yang kau dapat tak sebanyak yang ku beri"
Kini namjoon menatap lurus ke arah jimin. Aura dingin terpancar dari matanya yang kian menajam. Jimin tersentak sementara waktu, tak pernah namjoon menunhukkan tatapan seperti itu padanya selama ini.
"memang benar uang yang ku hasilkan nanti tak sebanyak gajiku selama ini, setengahnya pun tidak. Tapi setidaknya aku akan bahagia dan melakukan hal yang ku mau"
Jimin terdiam sementara namjoon kembali melanjutkan perkataannya
"aku tak bahagia disini jimin, kau keterlaluan. Semua sikap dan sifatmu sudah cukup membuatku lelah. Semua tak bisa kau beli dengan uang, ada hal lain yang jauh lebih berharga dari uang. Terima kasih telah menjadi bosku selama ini. Saya undur diri"
Namjoon melangkah keluar, belum sempat menuju pintu tersebut. Terdengar suara barang yang berserakan dari arah belakang. Namjoon yakin kini jimin sedang marah besar padanya, tapi apa ia peduli tentu jawabannya tidak lagi.
Disana namjoon melihat jin yang tengah khawatir ebtah karena apa, mungkin penyebabnya adalah dia sendiri. Namjoon segera mengajak jin pergi, tak peduli jika jim masih kaget karena dirinya.
"astaga kau mengagetkanku tau! Bagaimana? Apa surat pengunduran dirimu diterima? Kau tidak dipukul oleh jimin kan?"
Namjoon semakin menyeret jim keluar dari tenpat itu. Wajahnya lebih sumringah dari sebelum masuk ruangan jimin.
"aku ceritakan saat kita sudah makan bersama dengan taehyung dan yoongi siang ini, ayo cepat pergi kasian jika mereka menunggu"
Mereka memiliki janji makan siang dengan pasangan taegi, memang tempatnya tidaklah sebuah restaurant mewah seperti saat makan siang dengan jimin. Tapi suasananya jauh lebih baik.
"nah itu mereka"
Jin segera melambaikan tangan pada dua manusia yang telat sekitar 15 menit. Yoongi yang antusias segera menarik taehyung. Namjoon juga ikut menyambut mereka dengan hangat.
"hai yoongi, lama tidak bertemu. Ku harap kabarmu baik - baik saja"
Yoongi tersenyum ramah pada namjoon.
"kabarku baik, jim dan taehyung sangat menjagaku dengan baik. Oh ya maaf tadi terlambat terjadi sebuah kecelakaan kecil di dekat kantor pos"
"tak apa, ku pikir kalian tak ingin makan denganku dan jin. Maaf ya seharusnya aku mengajak di restaurant mewah"
Namjoon tersenyum kecut, tapi disambut gelengan oleh taehyung
"itu bukan masalah besar, seharusnya kau mengajak kami ke restaurant pangsit atau ramen. Menunya membuatku lapar, apa aku boleh pesan 2 porsi untukku sendiri?"
Taehyung dengan tingkah anehnya adalah hal paling tidak bisa dipisahkan. Lihatlah ekspresinya yang malah terlihat menyeramkan saat meminta menu makan 2 porsi
"terserah padamu, asal kau tidak mati kekenyangan bagiku tak apa"
Jin segera memanggil pelayan. Mereka memesan apapun yang mereka inginkan dan porsi besar untuk taehyung tentunya.
"ku dengar kau mengundurkan diri dari perusahaan jimin, memang itu benar?"
Taehyung kembali meniup potongan ayam miliknya setelah bertanya. Seketika itu pula jin dan yoongi menatap namjoon
"benar aku mengundurkan diri. Sifatnya membuatku tak tahan. Lagi pula aku akan membuka toko sebagai usaha kecilku. Ku harap kalian mau mengajariku mengolah toko"
"apa jimin berbuat kasar padamu?"
Yoongi memberanikan diri untuk bertanya, namjoon tau pasti pikiran yoongi sedikit menjadi negatif mendengar kata jimin
"tidak, tapi dulu ia pernah meninju wajahku karena aku ceroboh tidak bisa mencarimu. Yoongi"
Yoongi menunduk takut, entah kenapa mendengar nama jimin membuatnya takut mungkin suatu hal terjadi pada psikologinya
"mmm aku minta maaf, dulu jimin menyuruhku untuk terus mematai dirimu. Aku tak menyangka saat itu dia memberiku tugas seperti itu. Semua kegiatanmu harus ku laporkan padanya"
Yoongi yang merasa tangannya digenggam taehyung di bawah meja, segera menengok dan memberi senyum maklum pada namjoon
"tak apa, aku memaafkanmu. Lagi pula selama kau tidak mencelakaiku bagiku tak masalah"
"maafkan namjoon yoongi, ia tak bermaksud seperti itu. Jimin memaksanya. Aku pun tak bisa berbuat banyak"
Jin yang tau tentang hal itu pun ikut berbicara.
"tak apa sungguh, hal yang aku takutkan adalah jika jungkook mengetahui tentang hal ini. Pastilah hancur hatinya"
Taehyung angkat bicara ketika 1 porsi telah ia habiskan
"jungkook tentu akan terluka, tapi cepat atau lambat ia pasti akan menemui jin atau dirimu. Persiapkan diri dengan baik. Kalau bisa kalian harus berdua terus selama aku atau namjoon tidak bersama kalian. Hanya untuk berjaga - jaga saja"
"ya aku akan mempersiapkan diri jika ia menuduhku melakukan hal yang tidak baik, seperti mengatakan aku merebut suaminya mungkin"
Namjoon yang sedari tadi menyimak, kini mulai ikut dalam obrolan
"bukankah dulu ia yang menjadi selingkuhan jimin? Bukankah itu artinya ia dulu yang merebut jimin darimu?"
Kini semua menatap namjoon bingung, pasalnya mereka tak ada yang menceritakan hal itu.
End

KAMU SEDANG MEMBACA
Break!
Hayran KurguSummary Yoongi pergi meninggalkan Jimin dengan hatinya yang hancur, ia berjuang menjauh dari Jimin dengan membawa bayinya, namun benang takdir yang rumit sedang mengikatnya dengan penderitaan yang beruntun