Prolog

5.3K 312 114
                                    


Perpisahan itu tidaklah menyakitkan, hanya rasa kehilangan membuat kita semakin sulit untuk menghadapinya


matahari yang meredup, tergantikan oleh mega yang kian kelabu, hawa dingin merasuk ke dalam kulit-kulit mereka. pemakaman baru saja selesai dan tergantikan oleh tangis yang begitu menyayat hati. Akhirnya para pelayat mulai mengundurkan diri karena hujan akan turun. ia berpamitan pada salah seorang wanita yang paling terpukul sambil memberikan doa kepada sahabatnya ini agar tenang di sana, terdapat seorang wanita dengan pakaian serba hitamnya menggendong seorang anak perempuan yang begitu cantik. anak itu terus menatap dirinya yang tak henti-hentinya berderai air mata. Para sahabatnya terus mengelilinginya seakan memberikan kekuatan pada wanita itu agar semakin kuat dan tabah.

hujan pun mulai turun, ia terus menatap gunukan tanah itu yang mulai memerah dengan perasaan menyesal, mengapa ia tak mengucapkan selamat tinggal sebelumnya? wangi tanah kian menyerbak memasuki indra penciumannya. ia pun semakin mememeluk Sheila untuk melindunginya dari derasnya air hujan.

"udah dong jangan nangis terus" ucap Perempuan yang di ketahui bernama Oliv, matanya memerah karena merasakan kehilangan yang begitu mendalam. "gue juga kehilangan sahabat gue"

"gue selalu ada buat lo" sahut Andra, sambil memayungi perempuan yang kini telah memeluk nisan.

"ntar kasian dedek Sheilanya, lo mau dia sakit?"

"gue nggak nyesel ketemu lo" ucap wanita itu sambil mencium batu nisan sahabatnya dengan segenap jiwanya.

dan akhirnya sang wanita itu pun mengangguk dan perlahan pergi meninggalkan pemakamannya, dan separuh jiwanya.




sip yang itu jadiin part satu aja dan yang sekarang beneran prolog


Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang