Part 11

1K 75 12
                                    


Lo tau apa mantra yang paling mujarab dalam kehidupan ini?

"Gue, baik-baik aja"


Palu sidang sudah selesai di ketukan dengan nada nyaring, Dita menghela nafas lega sidang selama hampir 2 jam ini ia terus di cecar berbagai macam pertanyaan. Tepat saat pintu sidang terbuka Meisya memasuki ruang sidang dengan nafas yang tersenggal.

"Kenapa Mei, mau jadi pahlwan kesiangan? sayangnya terlambat!" ejek Farida di sertai tertawaan dari semua orang yang ada di ruangan itu

"Tunggu-tunggu!" Kilah Meisya.

"Udah Mei, udah ayo keluar" Dita mengajak Meisya pergi dari ruangan itu.

"Tapi kan Dit-" kilah Meisya

"Udah Mei, ga ada gunanya lagi. Ayo!"

Meisya pun menghela nafas pasrah dan menggamit tangan Dita yang sedingin Es wajahnya pucat, sepertinya dari tadi ia menahan tangis. Akhirnya Meisya pun mengajaknya duduk di pinggir koridor dan memaksanya bercerita.

"Lo abis di apapin aja sama mereka?" desak Meisya

"Gue kena Sp Mei, Sp 2" mata Dita memerah karena menahan tangisannya agar tidak pecah, "Dan gue di ancem buat putusin Elga kalo enggak gue di keluarin dari kesertariatan, karena menurut mereka gue temenan sama lo dan Elga itu mencemarkan nama baik kesertariatan, karena catatan kalian udah penuh banget di Bk" terang Dita

"Dan apa yang lo pilih"

"Gue milih keluar-" cicit Dita, tangisnya pecah seketika. Ia kesal pada dirinya sendiri mengapa tidak bisa menjaga nama baik organisasinya. Jared juga menyayangkan keputusan Dita karena ia merupakan salah satu anggota yang paling aktif diantara yang lainnya.

"Ya ampun Dit, kenapa alasannya klise banget mana sih si Jared, gue tampol dia baru tau rasa!!!"

"Nggak Mei, ini udah keputusan bersama dan gue udah nerima kok" Dita menghapus sisa-sisa air matanya yang menempel dan langsung memeluk Dita, tanpa sadar Elga sudah berada di belakang mereka saat Dita memeluk Meisya

"El-ga?" lirih Dita

Seketika tubuh Meisya langsung menegang ketika mendengar nama Elga di sebut kembali, ia pun melepaskan pelukan Dita secara sepihak, dan berbalik menatap Elga yang sudah menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Dit apa bener semuanya?" tanya Elga lirih

"G-gue-" Dita tergagap di tempatnya tak berani menatap Elga.

"Jawab gue Dit, apa bener lo di keluarin??" Elga mengguncangkan tubuh Dita, membuat air mata yang sedari ia tahan kembali luntur di hadapan Elga.

"Maafin gue Dit, maafin gue yang gak bisa jaga lo" Ucap Elga tepat di depan telinga Dita.

Dita menangis dalam pelukan Elga, sedangkan di sisi lain Elga sedang menataap nyalang ke arah Meisya, memberi peringatan keras untuk perempuan yang ada di hadapannya inbi. Diam-diam, hati Meisya teriris melihat kedekatan mereka yang begitu kentara berulangkali ia mengucapkan mantra bahWa ia baik-baik saja.

Tanpa sepengetahuan Dita, Meisya pun pergi meninggalkan mereka berdua dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi, lengkap sudah penderitaannya ini. Elga kini membencinya. Meisya memiliki semuanya, Uang, harta, kekayaan, sahabat, kecantikan, namun ia tidak dapat memiliki hati seorang Elga Dirgantara.

ia berlari begit kencang sampai akhirnya ia tak sadar menabrak seseorang begitu keras sehingga membuat mereka terduduk di lantai, rambutnya yang berwarna coklat menutupi wajahnya sehingga Meisya tak dapat melihat dengan jelas siapa yang menabraknya kali ini

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang