Part 3B

1.3K 137 37
                                    

Wajahnya sedingin es, hatinya sekokoh semen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya sedingin es, hatinya sekokoh semen. tapi gue sayang

-Andra Lukmana


"Mei"panggil Dita lirih, Meisya pun diam tanpa menoleh sambil menghirup rokoknya kuat-kuat.

"Gue kira si kodok Zuma yang kesini" sahut Meisya dalam keterdiamannya

Dita terkekeh geli, ia menangkap semburat kegelisahan dalam diri Meisya. Dita pun berhenti tertawa dan meneliti setiap perubahan ekspresi dalam diri Meisya

" Kenapa lo?" tanya Dita tiba-tiba sehingga membuat Meisya memberhentikan isapan terakhirnya. dan menatap Dita dengan penuh tanda tanya. "Kenapa? lo kayak yang baru kenal gue aja sih Mei, gue tau setiap perubahan ekspresi lo dan mata lo menunjukan kalo lo lagi dalam keadaan gak baik"

Meisya diam dan Dita menunggunya bercerita "Lo peka aja deh kayak cewek"

"Lah emang gue cewek, kirain lo apaan?"

"Yah kirain gue itu cowok gitu"

Bel istirahat telah usai memasuki indra pendengaran dan memutuskan obrolan singkat mereka, akhirnya Dita pun bergegas menuruni tangga namun Meisya masih saja tak bergeming dari tempatnya

"Mei, masuk kelas Mei!" ajak Dita sambil menarik tangan Meisya

"Mager ah gue, sekarang kan pelajarannya si pak Gunawan yang ngantuknya bikin gue ngiler di kelas"

"Cepetan ah Mei, gak boleh males-malesan. semangat!!" Dita pun menarik tangan Meisya agar segera turun dari rooftop SMA Nusantara. Meisya pun hanya menghela nafas pasrah.

Sesampainya di kelas 11-MIPA-6 di sana sudah ada Pak Gunawan yang tengah menerangkan beberapa tajwid dan hurufnya. Dengan celana yang bisa di bilang nyentrik .

Jangan tanyakan mengapa Meisya dapat masuk ke dalam kelas MIPA, dengan otaknya yang bisa di bilang pas-pasan. Ibunya merupakan salah satu penyumbang yayasan yang patut di perhitungkan. Sedangkan Elga, Bimo dan Yosep mereka berada di satu kelas yang sama yaitu 11-IPS-2 yang meruakan salah satu penyumbang catatan kenakalan terbesar di SMA Nusantara.

"Asslamualaikum Pak" Dita mengetok pintu perlahan.

"Waalaikumsalam, kenapa kamu telat?" tanya Pak Gunawan, Dita dan Meisya pun mengangguk patuh dan berjalan melewati Pak Gunawan.

"Maaf pak habis dari toilet" jawab Dita

"Silahkan duduk, sekarang masukan buku catatan kalian. Kita ulangan" tandas Pak Gunawan

Meisya menatap Pak Gunawan tak percaya, masa baru datang ia langsung di suruh ulangan? ayolah. Ia pun mendelik kesal ke arah Dita yang memasukan bukunya ke dalam tas. kalo tau gini, mending madol aja.

"Sialan lo Dit, lo jebak gue" bisik Meisya tepat di telinga Dita

"Yah mana gue tau kalo ada ulangan hari ini, yah salah lo juga gak ada persiapan dari zaman dahulu"

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang