Part 9

972 86 22
                                    


Uh I'mma fall in love baby You gon' finna catch me


blackpink - As If its your last


Dita baru saja sampai di kelasnya saat itu Meisya tengah memainkan ponselnya dan Oliv menyisir rambutnya sambil berbicara sendiri pada kaca, oke sebenernya Dita agak takut sih liat Oliv yang agak menyimpang. tapi tanpa kehadiran Oliv semuanya nggak akan kerasa lengkap. Oke, Dita mulai merasa berlebihan

"Liv!" panggil Dita

"Eh, Dit" Oliv membalas panggilan Dita tanpa memalingkan mukanya dari kaca di hadapannya, ia memakai sisirnya sebagai Mic dan mulai menyanyi lagu yang Dita sendiri gak tau artinya.

Oliv itu fangirl yang kadang Dita sendiri di bikin pusing ngeliatnya, Oliv itu kalo lagi liat cowok-cowok yang lagi menonjolkan roti sobeknya dia histeris-histeris sendiri. Apa faedahnya liv?

"Lo lagi liat apaan sih?" Dita mulai kepo dan menghampiri Oliv.

"Dengerin deh" Oliv menyumpalkan sebelah headsetnya ketelinga Dita, Dita pun nampak menikmati lagu itu.

"Majhimakcheoron mamajhimakcheorom" gumam Oliv sambil mengikuti alunan musik yang keluar dari handphone Oliv

"Lagu paan ni liv?"

"As if i'ts your last-blackpink" jawab Oliv singkat sambil terus mengikuti alunan musik itu,

"Ntar gue minta, kirim lewat line yo!" pinta Dita di sertai anggukan dari Oliv tanda setuju.

Tidak lama kemudian sebuah pengumuman terdengar ke seluruh penjuru sekolah


Perhatian, kepada Anindita Salma Fakhira kelas 11-Mipa-6 harap di tunggu di ruang OSIS


Terima kasih


Wajah Dita langssung menegang saat tau dirinya di panggil menuju ruang OSIS, semua mata tertuju padanya termasuk Oliv yang sedari tadi asik dengan K-popnya kini mematikan musiknya dan beralih menatap Dita. Meisya pun langsung terperanjat dari tidurnya dan langsung menghampiri Dita yang tengah jadi tontonan masal.

"Dit?" panggil Meisya

Dita hanya tersenyum menenangkan sahabat-sahabatnya bahwa ia baik-baik saja, ia tahu hal ini cepat atau lambat akan terjadi. Karena organisasi siswa di sekolahnya sangat menjungjung tinggi kedisiplinan dan harkat martabat sekolahnya di depan sekolah lain. Ia yakin, sebentar lagi akan mengalamai masa di mana ia akan menduduki kursi panas dan menjawab pertanyaan retoris dari kawan-kawan sepengurusannya.

"Dit, mau gue anterin?" tanya Meisya, Dita menggeleng pelan. ia bisa sendiri, ia harus mandiri.

Dita menghela nafas kasar dan mulai menapaki koridor yang entah kenapa serasa dingin saat Dita melewatinya desas-desus terasa kian menusuk dan tatapan nyalang terus saja menghujam dirinya. Sebuah tangan mencekal langkahnya dan perempuan itu berdiri di hadapannya dengan senyum penuh kemenangan, siapa lagi kalo bukan teman SMP-nya dahulu. Sabrina Lafrenia.

"Sab-?" tanya Dita tergagap

"Kenapa? kaget?" Sabrina tersenyum nyalang ke arah Dita, membuat nyali Dita sedikit ciut.

"Gue dateng sama? siapa sih pacar lo??" tanya Sabrina mencoba bermain teka-teki dengan teman sepermainannya dahulu. "Oh iya gue inget, namanya Elga Dirgantara anak Ips-2 dan sungguh malang sekali buat seorang Anindita Fakhira, karena dia sekelas sama gue" Sabrina masih mempertahankan senyuman menyeremkannya sambil menepuk-nepuk pipi Dita.

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang