"Mas.."
Pria itu menoleh kebelakang. Seorang wanita cantik berparas Tionghoa tersenyum manis padanya. Wanita itu duduk dikursi dekat air terjun yang ada disana. "Zaza? Itu kamu sayang?"
"Iya, ini aku mas." jawab si wanita. Tangannya mengisyaratkan Fajar mendekat dan Fajar menurut.
Mereka berpelukan saat sudah saling berdekatan. "Aku senang bertemu kamu lagi, Za."
Fajar melepaskan pelukan dan lebih memilih duduk berjejeran dikursi itu. Tangan kirinya merangkul badan Zalian posesif.
Zalian menyenderkan kepalanya pada bahu kokoh Fajar. "Aku juga senang kamu sudah dapat pengganti aku, tapi jangan lupain anak aku mas. Terutama Fiya, kamu tau sendiri dia pendiam. Kamu jangan egois ya mas."
Fajar baru saja akan menjawab, namun terpotong dengan cerocosan Zalian yang mendominasi. "Minta maaflah, walau kamu gak salah sama sekali. Kadang kita sebagai orang tua harus mengalah. Mereka belum dewasa dan masih rapuh. Aku titip mereka ke kamu, biar mereka bisa lebih survive dan kuat seperti papinya, seperti kamu."
"T..tapi..."
"Sudah ya mas, waktuku tak banyak. Kita akan bertemu, percayalah."
Zalian menghilang. Benar-benar menghilang. "Za...Zaza! Zalian! Zalian Shavira!!"
(+)(-)(+)"Papi mau ketemu Kakak Afi. Papi udah banyak salah sama kakak, papi mau minta maaf. Juga papi mau bicarain sesuatu sama kakak. Qia sama Langit jemput kakak ya?" amanat Fajar pada Qia dan Langit beberapa saat setelah infus dan tabung oksigen serta beberapa alat lain dipasangkan oleh suster ditubuhnya.
"Yaudah papi tunggu sini, Qia bakal jemput Kak Afi untuk papi, now! Yuk mi, Mas!" Qia mengajak mami dan omnya yaitu Hammas menuju sebuah tempat yang sebenarnya ia tak tau lokasinya.
Jarinya menari dilayar telfonnya membuka aplikasi instagram. Huh, lupa ni orang kudet! gerutunya saat mencari nama si kakak. Mana punya Afi yang namanya instagram.
Lantas ia mencari nama Bianca dan mengirim sesuatu melalui direct message.
(+)(-)(+)Bianca kaget melihat rentetan pesan yang diterimanya. Baru saja ia membuka mata dan melakukan kegiatan rutinnya; mengecek handphone, ia menemukan tiga dm dari seseorang yang tak disangka.
@shidqiaafc: plis demi bokap gue kasih tau alamat Kak Afi sekarang
@shidqiaafc: papi gue sakit dan mau minta maaf sama Kak Afi
@shidqiaafc: pliss Kak Bian. Gue tau lo tau alamatnya
Tak tega akan keluarga yang sudah berkeping ini, ia akhirnya membalas pesan Qia.
@biabian_: glasvi galilei hills lantai 10 nomor 5235
@shidqiaafc: thanks for all kak
@biabian_ : nope girl. I know u miss her so much.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vivere
Fiksi RemajaKhafiya Ayumi Faza Canastero: At first when she'd come in mylive, then he change everything. I hate that...but my brain is always play the memory about our first time. Rafqi Abraham: Entah setan mana yang membisikiku, ia berkata bahwa kau dan aku ak...