Tenth: Mine

17 5 1
                                    

"Apaanlah kau ni! Segala tutup mata!" gerutu Afi. Tadi, ada orang datang kerumah bilangnya mau jalan-jalan usir kebosanan malam Minggu yang sendirian dan mengaku suaminya sibuk dirumah sakit. Eh, malah dia yang dikerjai.

"Sudahlah, tak usah banyak bicare kau! Ikut je aku!" kata Dia.

Yup, Diaralah orangnya. Istri dari Hammas Davin Aditama dokter THT yang sedang sibuk-sibuknya.

Dia mendudukan Afi disebuah kursi. "Nah, kau duduk sini tak usah gerak ye? Nanti aku buka tutup mate kau. Aku nak pigi bentar!"

"Eh, eh, Dia!! Buset ni anak!"

Ia menuruti Dia. Tak lama ia merasa tutup mata itu dilepas dan saat ia menoleh, "Di...a" Bukan Dia tapi Rafqi. "Kok lo? Dia kemana?"

"Udah jangan bicarain yang gak ada, mending dinner sama aku. Kamu belum makan kan?" Rafqi duduk didepan Afi.

Mereka sedang makan disebuah tempat yang mirip dengan taman. Ntahlah, Afi tak tau ini dimana. Intinya, tempat ini indah dengan lampu tumblr yang digantung dipohon-pohon, lilin diatas meja dan juga balon-balon berbentuk hati.

Mumpung gratis. Afi makan dan Rafqi juga.

"Fi, aku mau ngomong," ucapnya disela-sela makan. Afi hanya berhem sambil makan. "Nikah yuk!"

Uhuk! Tangannya langsung menggapai gelas dan meminumnya. "Canda lo lucu!"

"Gue serius Khafiya Ayumi!" ucapnya. Raut mukanya datar dan serius. Baru kali ini seorang Rafqi begitu serius. "Gue suka sama Mrs. Afi, cewek pertama yang ngejudesin gue, pacar ke-21 gue, dan yang terakhir bagi gue. Tanya aja ke yang lain gimana gue waktu lo pergi kalau lo gak yakin sama gue. Hati, fikiran, dan raga gue disini buat lo dan menjadikan lo milik gue."

"Ya deh." katanya.

"Apanya?" Tuhkan! Dasar bolot!

"Auk-ah!" Afi kembali makan dengan khusyuk.

"Serius.."

Afi menaruh sendoknya. Ia menarik nafas dan berkata, "Iya gue mau sama lo! Puas?"

"Yey!" pekik mereka. Dia, Hammas, Gilang, Dior, Jeneviv, Bianca, dan Qia keluar dari balik pohon-pohon itu.

"Kalian?"

"Ah!! Afi!" pekik Jeneviv dan Bianca. Ketiganya berpelukan. "Miss you so!"

"Selamat ya!" kata Jeneviv dan Bianca bersamaan.

"Thank you!" jawab Afi.

"Cie..ponakan om mau nikah!" ejek Hammas yang menggandeng Dia.

"Cie..yang mau punya baby!" Ups, sorry Di.

Hammas menatap Dia. "Kamu hamil yang?"

"Khafi kau ember tau!" Afi hanya nyengir gak jelas.

"Yaelah, ini udah sebulan lebih Di, masa gak dibilang!"

"Wih, delapan bulan lagi jadi bapak lo Ham!" ledek Gilang dan Dior tertawa.

Semua sudah berubah sejak lima tahun Afi meninggalkan Indonesia. Gilang sudah hidup bersama Bianca  selama tiga tahun belakangan dengan seorang anak laki-laki bernama Zico Abigail. Jeneviv baru saja dinikahi Nino, kenalan orang tuanya. Pemilik restauran yang sangat taat ibadahnya. Sementara Dior masih betah menjomblo dengan alasan masih ingin bebas.

"Kita kapan ya Ay?" Tiba-tiba Rafqi sudah berada disampingnya.

"Elah, Raf-Raf! Baru ngelamar udah mikir gitu aja!" Afi menunjuk telunjuknya kearah Rafqi. "Gue nitip yang cogan!" sambung Jeneviv.

"Dasar kalian! Bukannya belain gue malah dia!" seru Afi sok ngambek.

"Iya tuh si Bian dasar!" ujar Jeneviv santai melimpahkan kesalahannya ke Bianca. Yang dituduh tak terima dan membalas, "Kok gue? Elu keleus!"

"Eh, bentar, Afi gue pinjem!" seru Hammas membawa Afi pergi agak jauh darisana.

"Gini, lo nikah kapan?" Afi menaikan alis matanya. "Mana gue tau, orang baru dilamar."

"Gue dapat tawaran kerja di Melaka, habis acara lo, gue, Dia sama Bitha bakal tinggal disana."

"Lho kok Bitha ikut?" protes Afi. Dia begitu menyayangi Sabitha.

"Dia tanggung jawab gue dan..ada yang gue takutin untuk terjadi."
(+)(-)(+)

"Sering-sering kesini ya?" ucap Afi masih memeluk Sabitha dari tadi.

Hari ini Sabitha, Hammas, dan Dia akan berangkat ke Singapura. Tepat setelah tiga hari pernikahan Afi dan Rafqi. Dan tiga hari itu, Afi selalu tidur bersama seseorang yang begitu ia sayangi, Aufara Sabitha. Sedang Rafqi dibiarkan tidur bersama Langit dikamar sebelah.

"Iya, Bitha bakal kangen banget kakak semua!"

"Udah Bith? Nanti ketinggalan nih!" seru Hammas. Sabitha mengangguk dan masih celingak-celinguk. Bang Langit gak ikut ya?

"Gue luan ya? Awas lo gak jaga ponakan-ponakan gue! Gue suntik mati lo!" ancam Hammas.

"Iya iya om!" jawab Rafqi pada Hammas. "Udah sana lo!" serunya, yang ini untuk Sabitha yang membuatnya dan Afi terpisah.

Ketiganya mengarah ketempat check-in meninggalkan Afi, Qia, dan Rafqi. Semoga apa yang lo takutin gak bakal terjadi, kita udah berusaha jauhin mereka, demi mereka juga.

Edisi buk Dina Auliya ndak datang karena sakit, gewees buk Din😘

Keep enjoy and vomment ya gaess

VivereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang