Toktoktok
"Mba Fifi! Mba! Bangun atuh! Ini teh udah mau jam 6!" Dengan logat sundanya Mbok Jumi menggedor pintu kamar Afi. Fajar heran, jam segini mobil Afi masih dibagasi. "Mba, mba Fifi! Lho kunci!" ulangnya lagi.
Mbok Jumi menuruni tangga dan melapor pada bosnya. "Tuan papi, anu, kamarnya Mba Fifi kekunci. Saya bangunin gak nyahut. Coba dibuka pakai serepan aja tuan papi!"
Fajar, Audi, Hammas, Qia, dan Langit yang sedang makan dibuat panik dengan laporan Mbok Jumi. Fajar bergegas kekamarnya mengambil kunci serep kamar Afi yang sengaja disimpannya.
Ceklek!
Satu kata untuk menggambarkan kamar Afi sekarang, Sepi. "Lho Khafiya kemana?! Fi! Afi! Afi dimana?!!" teriak Fajar. Sesal yang tertinggal didirinya kini.
Qia, Audi, dan Hammas menggeledah seluruh isi kamar. Semua barang telah Afi bawa. Baju, buku, sepatu, semuanya.
"Eh, mas, ada flashdisk dilaci nakasnya!" tutur Hammas.
Segera Qia mengambil macbooknya dan memasukan flashdisk tersebut. Hanya ada satu video.
Hai, saya Khafiya Ayumi tanpa Faza Canastero, ucap Afi memulai videonya. Bibir mereka semua yang menonton jadi getir mendengarnya.
Untuk bapak Fajar Canastero yang terhormat beserta dua anaknya yang sangat ia sayangi, kalau kalian liat video ini mungkin saya sudah jauh dari kalian. Ya, kalau kalian liat sih, hahaha. Kata-kata Afi semakin membuat tangis mereka menjadi.
Pesan saya hanya; jangan ganggu hidup saya lagi dan jangan cari saya! Untuk Shidqia Alessa Faza Canastero, anda jangan pernah berusaha mencari saya disekolah! Apalagi membuntuti saya ketempat saya yang baru! Itu akan membuat saya makin benci dengan kalian!
Setelahnya background berganti hitam dengan tulisan yang perlahan menyembul.
Senin, 17 Maret 2011
Tiga hari setelah nyawa mami saya tercabut.Tulisan putih mencolok diakhir video berdurasi 30 detik ini menohok hati Fajar. Berarti sudah lama Afi merencanakannya.
"Kak Afi pasti kesekolah! Qia harus bicara dengan kakak!" Qia bergegas mengambil tas dan memasang sepatu bersamaan dengan Hammas.
(+)(-)(+)"Morning, princess!" sapa Rafqi dari layar monitor. Afi baru saja akan menyetrika hijabnya, tapi tak jadi karena kedatangan tamu tak diundang.
Afi membuka pintu. "Ngapain kesini?"
Tanpa permisi, Rafqi masuk dan duduk disofa. "Numpang berak! Ya jemput lo lah! Lo gak bawa mobil 'kan? Yaudah sama gue! Tapi naik motor ya?"
"Alhamdulillah. Irit ongkos." ujar Afi.
"Bentar!" Ia segera menyelesaikan dirinya dan memasukan buku-bukunya.
Sekitar sepuluh menit kemudian mereka berangkat tanpa pamit kepada Indah yang masih bermimpi.
Gerbang hampir tertutup. Tapi saat pak satpam melihat siapa yang dibelakang, ia langsung membukanya kembali. Murid terfavorit menurutnya.
"Thanks." ucap Afi memberi helmet kepada Rafqi.
"Welcome." jawabnya dengan senyum pede.
Afi tertawa sedang Rafqi bingung. Salah lagi gue? "Hahaha... Next time deh gue ajarin lo bahasa Inggris yang bener! Ngawur abis!"
"Udahan ketawanya, kuy kelas!"ajak Rafqi.
Mereka berjalan bersama dari parkiran menuju koridor IPS yang lumayan ramai. Lalu berpisah karena kelas Rafqi sudah didepan mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vivere
Novela JuvenilKhafiya Ayumi Faza Canastero: At first when she'd come in mylive, then he change everything. I hate that...but my brain is always play the memory about our first time. Rafqi Abraham: Entah setan mana yang membisikiku, ia berkata bahwa kau dan aku ak...